7. Just My Enemy

123 4 0
                                    

Selesai mandi, ia langsung keluar dari kamar mandinya dengan keadaan yang sudah rapih. Dia sudah memakai pakaian ganti karena walk in closet mereka terhubung dengan kamar mandi. "Suara apa itu?" Monolognya, begitu indra pendengaran miliknya ini menangkap suara yang sangat bising.

Karena rasa penasarannya yang tinggi serta takut akan adanya maling, ia memutuskan untuk keluar guna memastikan. Tentu saja dengan membawa tongkat baseball di tangannya.

Sampai di dapur di mana sumber suara berasal. Netranya langsung menangkap keberadaan suaminya yang sedang sibuk memasak. Dan baju formal yang tadi suaminya pakai sudah berganti dengan baju santainya dan celemek di tubuhnya. "Sedang apa kau?" Pertanyaan serta tatapan tidak bersahabat langsung ia berikan untuk suaminya.

Dan William yang mendengar suara istrinya pun sempat tertegun. "Tentu saja masak." Sahutnya seraya melirik istrinya sekilas, lalu melanjutkan acara masaknya lagi.

"Ngapain masak? Bukannya kau ingin pergi ke kantor? Tadi aku lihat kau sudah rapih. Kenapa sekarang berubah?" Sindiran yang langsung ia berikan akan jawaban yang diberikan oleh suaminya.

"Bagaimana bisa aku bekerja dengan tenang, sementara kau tengah merajuk tidak jelas. Apakah kau tengah mengandung anakku?" Ujaran asal yang langsung ia berikan akan sindiran istrinya.

"Mana ada! Masa baru semalam dan sekali kita melakukannya, aku sudah hamil? Emangnya benihnya kamu ini apa sampai semalam langsung jadi?!" Sahutan kesal yang langsung ia berikan akan penuturan asal suaminya.

Ia juga langsung menghampiri suaminya yang tengah masak, lalu duduk di kursi pantry, seraya menaruh tongkat baseball yang ia bawa, di samping dirinya. "Kalau tidak bisa memasak, jangan memaksa. Aku tidak mau keracunan di pagi hari." Peringatnya, yang saat ini tengah menumpu wajahnya dengan salah satu tangannya di atas meja.

"Aku yakin kau bakal ketagihan begitu mencoba masakan yang aku buat." Balasnya yang masih sibuk dengan kegiatan masaknya.

Ia langsung mencebik kesal begitu mendengarnya. "Percaya diri sekali anda, Tuan Valverde." Serunya.

Dan ia memilih untuk tidak membalas ucapan istrinya. Ia segera memberikan sepiring nasi  goreng buatannya dan juga minum yang ia bawa kepada istrinya. Mereka pun mulai makan bersama di pantry. "Bergantilah pakaianmu. Aku ingin mengajak kamu jalan-jalan." Pintanya kepada sang istri.

Sedangkan dirinya yang baru menyelesaikan makannya pun langsung menoleh, menatap suaminya dengan tatapan penuh selidik. "Mau ke mana?" Tanyanya, begitu mendengar pertanyaan suaminya.

"Kita jalan-jalan ke taman bermain. Bukannya itu yang kamu inginkan? Jalan-jalan di acara bulan madu kita." Jawabnya akan pertanyaan sang istri.

Senyuman cerah mulai terbit di wajahnya. "Oke, aku akan mengganti bajuku. Kau juga jangan lama-lama dan segeralah gantu bajumu." Serunya dengan nada penuh antusias.

Ia juga langsung meninggalkan suaminya yang tengah membersihkan bekas makan mereka. Sedangkan suaminya yang melihat tingkah istrinya, ia hanya menggelengkan kepalanya pasrah. Istrinya ini terlihat seperti anak kecil yang sangat antusias di ajak ke taman bermain.

Setelah membersihkan bekas makan dan mencuci piring serta perabotan yang kotor, ia langsung bergegas ke kamarnya dan mengganti bajunya. Sedangkan istrinya terlihat sudah rapih dengan celana kodok yang sudah melekat ditubuhnya yang berbahan jeans, serta kaos panjang berwarna kuning, dan kupluk berwarna kuning. Menggemaskan seperti minions.

"Kau terlihat menggemaskan. Seperti bocah." Seruan yang ia berikan kepada istrinya yang terlihat sangat lucu nan menggemaskan.

Belum sempat istrinya memprotes ucapannya, ia sudah lebih dulu mengintrupsinya. "Ayo." Serunya, yang langsung menggenggan tangan istrinya.

THIS IS YOUR MISSION? - JENSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang