Playboy

2.5K 35 3
                                    

Haruto x Doyoung Treasure

"Ruto abis berantem. Katanya ngebelain temen kelasnya gitu," jelas asahi ragu-ragu. "Temennya cewek... Eh.... Maap."

Doyoung tak sengaja memainkan tuts pianonya dengan sumbang, dan membuat terkejut asahi. Lagipula temannya itu juga sulit mengontrol kata-katanya dan terlihat sangat datar.

"Gue mau ke perpus dulu ya? Mau ngelanjutin karya ilmiah," pamit doyoung. Ia punya beberapa projek yang diberikan gurunya sebagai tugas tambahan sebab doyoung sering ijin tak masuk sekolah. Doyoung tengah mengandung anak dari haruto, dan di masa kehamilannya ia sering jatuh sakit. Usianya yang masih belia juga tingkat stress karena tugas di sekolah membuat doyoung sering absen dari pelajaran. Doyoung tak segan untuk mengerjakan tugas susulan serta tambahan lain, ia masih sangat bersyukur tidak dikeluarkan dari sekolah tersebut.

"Hey, nanti mau periksa?" tanya haruto dan doyoung hanya mengangguk singkat. Keduanya berpapasan saat doyoung hendak ke perpustakaan, haruto mencoba menggenggam tangan doyoung meski akhirnya ditepis. "Sama gue aja, nanti dimarahin Mama lhoh...."

"Gak perlu, urusin aja temen kamu yang cantik itu. Lagian kamu gak mikir apa? Gimana aku naik motor dengan perut segedhe ini?" tanya doyoung sambil mengusap kandungannya yang berusia 33 minggu.

"Yaudah sih, kalo gak mau. Gak perlu nyolot." bisik haruto.

Doyoung segera melanjutkan langkahnya dan meninggalkan haruto begitu saja. Ia selalu enggan lama-lama berurusan dengan ayah dari bayinya itu, karena haruto sudah terkenal sebagai playboy paling top di SMA nya. Sial saja yang datang menghampiri, hingga doyoung termakan bujuk rayunya bahkan sampai mengandung. Percaya atau tidak, popularitas haruto pun tidak pernah turun. Bahkan banyak sekali wanita yang membenci doyoung saat ini karena iri, juga ingin menyingkirkannya dari hidup haruto.

"Kalo terlalu tinggi, biar gue ambilin aja gimana?" tanya jihoon dan doyoung mengangguk. "Belom mau ambil cuti ya?"

"Belom kak, abis nyelesein ini baru aku rencana cuti," jawab doyoung. Ia kemudian dibantu jihoon untuk mengumpulkan buku untuk menyelesaikan karya ilmiahnya. Keduanya sempat dekat saat berada dalam organisasi yang sama, hingga akhirnya doyoung punya hubungan dengan haruto dan jihoon mengikhlaskan perasaannya.

"Gue balik duluan ya? Ada rapat osis bentar lagi," ucap jihoon dan doyoung mengangguk. "Mau diambilin buku apa sebelum gue pergi?"

"Gak perlu kak, makasih ya.."

Doyoung melanjutkan kegiatannya hingga hari sudah cukup sore. Doyoung memang berencana untuk berangkat dari sekolah untuk pemeriksaan kehamilannya, daripada harus pulang dan banyak menyita waktu di jalan.

"Eh, maaf gak sengaja," ucap seorang gadis yang sengaja membuat doyoung jatuh tersandung. Buku di tangan doyoung langsung berhamburan, padahal ia sudah susah payah menyusun dan mengangkatnya. Gadis itu dan teman-temannya tertawa satu sama lain, mereka kemudian meninggalkan doyoung dengan tumpukan bukunya yang berserakan.

"Mmhh, bentar ya sayang. Abis ini kita pulang," bisik doyoung kepada bayinya yang menendang keras. Ia segera menyusun kembali bukunya untuk segera dikembalikan ke rak masing-masing. Rasanya sedikit menyiksa, doyoung nampak kesusahan setelah terjatuh tadi. Tapi ia juga enggan meminta bantuan orang lain hanya karena tengah hamil besar.

"Ahh... Mmmmhhh" doyoung merasakan sesuatu mulai mengaliri kakinya saat ia tengah menata buku, ketubannya rembes. Doyoung menjatuhkan lagi sisa buku yang masih ia bawa dan membuat kegaduhan hingga menyita perhatian beberapa pengunjung perpustakaan lain. "Owh... Tolong...."

Beberapa murid mulai mendekat dan membantu doyoung untuk tetap berdiri, yang lain membantu mengembalikan buku ke dalam raknya. Ada juga yang malah sibuk membicarakan doyoung juga kehamilannya hingga membuat ribut di luar pintu perpustakaan.

Baby's day out!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang