Kemalaman

880 114 34
                                    

Asa memberikan case handphone yang sempat ia beli tadi kepada Ahyeon, Ahyeon menerima case tersebut dengan senang hati, ia bahkan lompat-lompat kegirangan ketika menerima case tersebut.

"Aaaaa ini baguss banget Sa. Aku suka, suka banget!" Ahyeon memeluk Asa kegirangan, Asa sangat suka melihat respon Ahyeon seperti ini, ia merasa puas dengan dirinya sendiri, pilihannya tidak akan pernah salah.

"Syukurlah kalau kamu suka" Asa mendudukkan dirinya di tempat tidur Ahyeon, kini Chiquita sudah turun dari tempat tidur Ahyeon, dan memilih duduk di sofa yang ada di kamar Ahyeon, disamping Chiquita sudah ada Rora.

"Canny, kamu habis nangis kah?" Tanya Asa sambil memperhatikan wajah sembab Chiquita.

"Umm, iyaaa Kak Asa" Chiquita ini tipikal anak yang terbuka kepada siapapun.

"Kenapa?." Ini bukan Asa yang bertanya, melainkan Rora lah yang bertanya, setelah diam saja dari tadi, akhirnya gadis itu membuka suara.

"Gapapa, hanya ingin" jawab Chiquita tidak berniat menjelaskan apapun kepada Rora.

"Pusing gak kepalanya? Humm?." Asa mencoba memastikan keadaan Chiquita, kini Asa menghampiri Chiquita, ia memberikan kode kepada Rora agar bergeser sedikit memberi ruang untuk dirinya.

"Coba sini deketan biar, Kak Asa cek suhu tubuh kamu, biasanya seseorang akan demam atau pusing kalau habis nangis." Asa begitu perhatian kepada Chiquita, sambil menempelkan punggung tangan nya di kening Chiquita.

Kini giliran Ahyeon lah yang merasa terbakar, ia tidak suka melihat Chiquita diperhatikan segitu nya oleh Asa.

"Jangan berlebihan deh, Kak Asa, anak itu emang pada dasarnya cengeng, hobinya dikit-dikit nangis." Ucap Rora sewot.

"Rora, yang sopan kalau bicara!" Tegur Asa kepada Rora, bahkan Rora mendapatkan cubitan kecil di lengannya.

"Aduh, Kak Asa, sakit dong gue dicubit." Rora langsung mengelus-ngelus lengan nya yang baru saja dicubit oleh Asa.

"Sukurin, makanya punya mulut tuh di filter dulu sebelum ngomong." Chiquita menjulurkan lidahnya, senang sekali ia jika melihat Rora tersiksa.

"Sudah-sudah, jangan meledek Rora seperti itu, Canny. Dan lo juga Rora, kalau ngomong itu difilter dulu." Ahyeon mencoba melerai Rora dan juga Chiquita. Rora menatap malas merespon Ahyeon. "Asa, aku tinggal sebentar ya, aku mau ambil cemilan untuk kalian."

"Iyaa jangan lama-lama ya" Asa kini menarik Chiquita kedalam pelukannya, Rora yang disebelah nya hanya memutar matanya, ia bangun dari duduknya, dan menidurkan dirinya di kasur Ahyeon.

15 kemudian, Ahyeon pun kembali bersama Mommy nya, membawa beberapa cemilan seperti kentang goreng, nugget, ada juga beberapa minuman bersoda.

Ahyeon diizinkan meminum minuman bersoda hanya diwaktu akhir pekan saja, itupun maksimal hanya 2 kaleng.

"Asa, Canny ini di makan yaa, Nak. Tante hanya menyiapkan ini saja, jika kurang, bilang sama Ahyeon nanti Tante pesankan pizza." Ucap Jennie lembut kepada Asa dan juga Chiquita, "Loh, Rora nya mana?" Tanya Jennie mencari keberadaan Aurora.

"Di kasur, Kak Ahyeon Tante" jawab Chiquita memberi tahu keberadaan Rora.

Ternyata yang dicari-cari justru malah tertidur pulas dikasur Ahyeon, bahkan ia tidak merasa terganggu sedikit pun dengan suara yang ada diruangan tersebut.

Jennie tertawa melihat tingkah Rora, benar-benar mirip sekali dengan Irene pikirnya, kini Jennie sudah meninggal kan kamar putri nya.

Ahyeon menghampiri Rora, memperhatikan wajah tidur Rora yang terlihat begitu tenang, wajah Rora pun menunjukkan betapa lelahnya dia, Ahyeon tidak tega melihatnya, lalu menyelimuti tubuh Rora. Setelah menyelimuti tubuh Rora, Ahyeon kembali ke sofa, tempat Asa dan juga Chiquita berada.

Lowkey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang