Dendam masa lalu
───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───
Setelah pergi dari apartemen Samuel Lee, melewati perdebatan atas permintaan sang dominan yang ingin mengantarkan dirinya hingga Rune berhasil pergi seorang diri tanpa tawaran Samuel, maka disinilah ia berada. Berdiri, sepasang matanya menatap datar tanpa adanya binar kehangatan terlihat, menatap sebuah bangunan tua terbengkalai yang mana listrik disini tak lagi berfungsi. Ucapannya kepada Samuel tentang kepergian untuk menemui seseorang bukanlah bualan semata, dan dirinya tidak salah tempat karena memang titik ini tempat pertemuan dirinya dengan sosok tak di ketahui.
Mengeluarkan nafas kecil, Rune memasukkan kedua tangannya kedalam saku hoodie, melangkah memasuki bangunan tanpa bantuan pencahayaan. Bangunan terbengkalai yang sama seperti bangunan umum lainnya, dimana banyak coretan memenuhi dinding pula penuh akan debu. Tercium aroma amis juga busuk, mungkin saja aroma buruk ini berasal dari bangkai binatang yang tewas dekat bangunan.
Tak memedulikan aroma buruk, fokus dan tujuannya adalah lantai tiga, tempat pertemuan yang akan membawanya kepada seseorang yang hendak memberikan misi dengan bayaran besar. Ah, sudah berapa lama dirinya tak melaksanakan misi ini? Jika Rune ingat kembali, sekitar delapan bulan lalu ia mendapatkan misi dengan bayaran yang sangat besar, sebuah misi yang bisa membuatnya bermain sekaligus. Setiap langkahnya terasa jauh lebih ringan, senyuman tipisnya tercipta dan pemuda berusia sembilan belas tahun ini bersiul di tengah kegelapan.
Sialnya, secara tiba-tiba ingatan ketika dirinya berada di panti asuhan datang menghilangkan senyuman, kedua telapak tangan yang berada dalam saku terkepal kuat melampiaskan emosi yang datang. Ingatan buruk yang ingin rasanya Rune lenyapkan, tetapi ada pembalasan yang harus dirinya lakukan, sebab Rune, tidak sabar menantikan kehancuran para pelaku yang telah menghancurkan hidupnya.
“—Kau sudah tiba?” Ucap sosok pria dengan pakaian formal tengah merokok seraya memainkan sebuah kunci. Sosok inilah yang akan memberikan misi besar yang tak sabar Rune nantikan. Dirinya menyeringai, bersikap senormal mungkin agar tak memperlihatkan sisi psycho walaupun sudah pasti pria ini tahu sebelum menghubungi dirinya.
Sepasang mata yang sebelumnya terlihat kosong, seketika menghadirkan binar kehidupan penuh semangat. “Yo, apa tugasku kali ini?” Pria itu terkekeh mendengar semangatnya Rune dengan misi yang akan dia berikan, menghembuskan asap rokok ke udara kemudian menyesapnya dengan dalam, pria itu menatap Rune bersama seringai tipis yang samar terlihat.
“Bersabarlah, nak. Tugasmu kali ini sangatlah besar dan berbahaya, tetapi saya yakin, anda pasti bisa melakukannya. Namun, ada satu hal yang harus saya pastikan darimu,” Pria itu memadamkan rokoknya dengan cara menginjak, mengambil langkah mendekati yang muda dengan sorot mata penuh kelicikan.
Rune masih terlihat begitu tenang, bahkan pemuda itu sempat menghembuskan nafas lelahnya seraya bersedekap dada. “Kenapa?” Bahkan dari nada bicaranya itu menjelaskan jikalau Rune tak takut akan bahaya, karena memang bahaya adalah teman baiknya. Tak salah jika pria ini menggunakan jasa Rune Park demi melenyapkan seseorang yang mana sang target juga berhubungan dengan pemuda manis namun mengerikan.
“Saya tak ingin berbasa-basi. Apakah benar anda merupakan anak yang berhasil lolos dari panti asuhan Lim? Anak yang telah menghabisi ratusan nyawa penjaga panti asuhan di usia lima belas tahun?” Sekilas, pria ini bisa melihat sebuah kilasan dendam dalam sepasang mata indah yang mirip rubah, pula suasana seketika menjadi berubah mencekam setelah dia melontarkan kalimat tersebut. Tanpa kata sekalipun, pria ini tahu jawabannya. Dia menghembuskan nafas panjang, memundurkan tubuh selangkah dan menatap Rune dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMINAL | NOREN
General FictionSamuel Lee, pria berusia dua puluh tujuh tahun yang baru saja resmi menjadi pewaris tunggal perusahaan keluarga yang terjun pada dunia pembangunan. Pria tampan yang menjadi idaman para wanita serta lelaki submissive, begitu di puja bagaikan seorang...