Sebuah benda jatuh dan bergelinding di atas lantai.
Bright memungutnya.
Sebuah lipstick merah.
***
Hubungan mereka tidak sebentar. Lima tahun bukan jangka waktu yang singkat untuk saling mengenal. Baik Bright dan Metawin selalu menyisihkan waktu untuk berbagi kabar dan bertemu di sela kesibukan.
Mereka tidak tinggal bersama. Namun mereka memegang kunci apartemen cadangan masing-masing. Tidak lagi perlu berjanji temu untuk mampir, tinggal datang kapanpun mereka mau.
Bright hanya tak habis pikir. Dengan semua kepercayaan yang selalu mereka miliki satu sama-lain, bisa-bisanya dia mengkhianatinya.
Bright mencoba berpikir jernih. Dengan sifat kekasihnya, ia tahu apapun yang terjadi Metawin tak akan mengaku. Bertanya pada teman justru akan memperpanjang masalah.
Dengan penuh keraguan, jemarinya memilih browser di ponsel dan membuka forum base. Dengan akun anonim, ia mengirimkan pesan yang akan dihubungkan oleh bot menuju akun utama.
Dengan cepat jawaban satu-persatu muncul. Entah kenapa timingnya begitu tepat atau karena topik perselingkuhan nampaknya sedang marak saat ini sehingga komentar muncul dengan beragam.
Bright menutup aplikasi tersebut dan mulai merenung. Kekasihnya masih sibuk membersihkan diri di kamar mandi. Entahlah.
Otaknya yang pintar mulai merangkai beberapa kemungkinan.
A.Lipstik itu milik saudara perempuannya
B. Lipstik itu sebagai kado temannya
C. Pacarnya kemungkinan suka bersolek
D. Pacarnya berselingkuh
Bright memainkan lipstik itu dengan jarinya. Mencoba membuka penutupnya.
Lipstik itu telah terpakai setidaknya setengah. Jelas bukan barang baru yang akan diberikan ke orang lain.
Kemungkinan kedua dicoret.
Apa mungkin lipstik ini milik kakak perempuannya?
Bright mendesah.
la harus mencari tahu.
Tepat setelahnya pintu kamar mandi terbuka, buru-buru Bright mengantongi lipstik itu ke dalam saku celana. Memastikannya tertinggal aman.
"Mau mandi?" Metawin, setengah basah, dilapisi bathrobe menawarkan.
Seperti biasa, kekasihnya benar-benar seksi.
Bright menetralkan mimik wajah dan tersenyum, menarik Metawin mendekat lantas mengecup bibirnya singkat.
"Aku tidak mau tidur denganmu. Lelah dan ingin beristirahat," sahut Metawin sambil merenggut meskipun ia tidak mencoba bangkit dari posisinya.
"Oke," balas Bright, final. Tidak memaksa.
Mereka akan tidur terpisah malam ini. Lebih banyak waktu untuk mencari bukti.
Lipstik itu berwarna merah menyala dengan merk yang cukup terkenal. Harganya pun cukup fantastis. Jelas bukan milik orang sembarangan.
Keluarga Metawin merupakan konglomerat terkenal. Jelas membeli hal sesimpel lipstik tidak akan berdampak apa-apa
Mungkin..
Mungkin benar lipstik itu milik saudarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lipstick (BrightWin AU)
Fanfiction"Aku suka kalian berdua. Apa aku tidak bisa memiliki kalian berdua juga?" - M. Disclaimer : - bxb - cuma fiksi belaka - abaikan time stamps - kinda 18+ - tw // cheating (Note: re-publish dari Twitter)