Four

17 2 2
                                    

Hari minggu pagi, Metawin mendapati pintu apartemennya diketuk pelan. la berjalan membuka pintu dan mendapati kekasihnya berdiri disana.

Bright nampak pucat dan lebih kurus dari sebelumnya. Sebelum Metawin sempat mendekat, Bright sudah lebih dulu melangkah mundur dan mengambil tangannya.

la menyerahkan sebuah key card dan sebuah lipstik di genggaman.

"Milikmu." Bright tersenyum getir. Bintang matanya yang selalu menyiratkan arogansi kini telah meredup. "Tidak perlu dijelaskan. Aku sudah tahu."

"Bright..."

Metawin mencoba meraih jemari kekasihnya yang segera di tarik spontan.

"Ayo putus. Semoga kamu bahagia."

Sebelum Bright berbalik, Metawin sudah lebih dulu menyeret kekasihnya masuk dan melemparnya ke atas sofa.

"APA MAUMU, SIALAN?!" Bright berteriak penuh emosi. Ekspresinya nanar dan menyakitkan untuk dipandang.

"Kamu harus dengarkan aku dulu."

"Apa yang harus didengarkan? Bahwa kamu berselingkuh? Sudah cukup."

"Aku suka kalian berdua. Apa aku tidak bisa memiliki kalian berdua juga?"

"Apa kau bilang?"

Amarah yang terpendam selama beberapa hari terkumpul kembali. Bright berdiri tegak dan menatap dengan tajam. Aura dominasi yang begitu kuat hingga membuat Metawin menggigil ketakutan.

"Kau tidak puas denganku, Metawin?"

Pertanyaan itu sederhana namun tidak mampu terjawab. Metawin kehilangan seluruh tenaganya. Kepalanya kini tertunduk malu.

"Cukup." Suara baritone itu bercampur dengan kekecewaan yang pahit. "Aku sudah tau jawabannya."

"Kunci apartemenku, tolong kembalikan."

Dengan kaki bergetar, Metawin mengambil kunci dan menyerahkannya pada Bright yang entah kenapa kini terlihat begitu menjulang.

"Selama lima tahun ini, aku benar-benar mempercayaimu. Dan kupikir juga sebaliknya. Terima kasih untuk segalanya."

Begitu saja. Bright pergi meninggalkannya sendirian. Meninggalkan semua barang-barangnya yang masih tertinggal disana.

Metawin mengusap air mata yang jatuh.

Kali ini, ia benar-benar kalah.

***

Butuh waktu seminggu baginya untuk tersadar bahwa yang terjadi antara dirinya dan Elina hanya nafsu semata.

Setelah Bright pergi, ia kehilangan gairahnya dan membuat hubungan mereka semakin parah.

Sebulan kemudian, hubungan antara mereka benar-benar berakhir.

Butuh waktu dua bulan baginya untuk kembali berani muncul di depan pintu apartemen milik kekasih-mantan-nya. Namun di saat ia benar-benar tersadar, ia terlambat.

Bright telah pergi. Meninggalkan apartemennya kosong-melompong.

Entah kemana.

Tidak ada yang tahu Bright pergi kemana. Semua rekan kerjanya tak tau dan ia tidak memiliki teman dekat apalagi keluarga.

Nyeri hebat kembali terasa saat Metawin menyadari bahwa hanya ia yang Bright punya. Akhirnya dia pun berkhianat.

Kepergian Bright meninggalkan Metawin bersama seluruh rasa kalut, kesal dan sesalnya yang mungkin bertahan hingga sepanjang hidupnya.

***

Tiga tahun berikutnya, dunia selebritis dihebohkan dengan berita terkuaknya hubungan aktor papan atas dengan mantan eksekutif muda berinisial BVC.

Menampilkan wajah mantan kekasih Metawin yang kini terlihat lepas dan bahagia.

Menampilkan wajah mantan kekasih Metawin yang kini terlihat lepas dan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Red Lipstick (BrightWin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang