1. Candy

307 25 24
                                    

Bibir Winwin melengkung ke bawah, begitu sudah masuk di area tribun. Tadinya, gadis itu menolak diajak oleh Jaehyun untuk menonton pertandingan sepak bola, karena dia memang tidak berminat sama sekali. Sungguh, dirinya tidak paham tentang sepak bola. Tapi, temannya itu justru memaksanya untuk ikut, hanya karena kekasihnya mengambil kerja part time sebagai penjaga loket VIP.

Dan seharusnya, Winwin memang menolak ajakan Jaehyun sejak awal. Lihat saja sekarang, pria itu justru pergi meninggalkan dirinya dan menemui kekasihnya itu.

Jika saja Winwin tidak ingat, bahwa Jaehyun adalah orang pertama yang mengajaknya berbicara saat dirinya tiba di Korea sebagai mahasiswa pertukaran. Winwin pasti akan selalu menolak ajakan Jaehyun.

Tapi, pria itu memang selalu seenaknya sendiri. Dengan dalih tidak ingin membuatnya kesepian, Jaehyun tetap saja memaksanya ikut, walau tau jika dirinya bahkan tidak menyukai sepak bola. Namun, yang terjadi sekarang justru sama saja. Winwin tetap sendiri, sementara Jaehyun menemani kekasihnya.

"Orang bilang, gadis cantik tidak baik bertopang dagu."

Winwin mendongak, begitu melihat Jaehyun menyodorkan sebuah minuman kaleng isotonik dingin kepadanya.

"Kau tau, aku tidak begitu suka dengan minum-minuman yang memakai pemanis buatan, bukan?"

"Cuaca bahkan sedang panas, apa kau tidak haus?"

Jaehyun merasa tidak habis pikir dengan gadis di sampingnya ini. Disaat banyak orang berlomba-lomba meminum minuman dingin dengan rasa manis yang menyegarkan, Winwin justru menolaknya dengan alasan kesehatan.

"Berikan saja air mineralmu itu." Tunjuk Winwin pada sebotol air yang berada pada kantong di samping tas Jaehyun.

"Oh, tidak bisa! Ini milik kekasihku tercinta. Kau tentu tau, jika dia tidak terlalu menyukaimu, bukan? Akan aku belikan, jika yang kau mau memang hanya air putih." Tolak Jaehyun yang langsung menjauhkan tasnya dari jangkauan Winwin.

"Lagipula, kau sendiri yang memang kurang ajar. Sudah tau punya kekasih, tapi kenapa selalu mengajakku? Aku bahkan bisa merasakan tatapan membunuh dari kekasihmu itu, jika kau mulai dekat-dekat denganku!"

"Taeyong bukan psikopat. Dia tidak mungkin membunuhmu dengan alasan konyol begitu. Dia wanita baik-baik."

"Dan dia cemburu atas kedekatan kita!" tandas Winwin.

"Aku tidak peduli soal itu. Sebab, yang aku tau, aku memang hanya mencintai Taeyong, dan bukan kau! Gadis sok sehat!" ejek Jaehyun.

Winwin berdecih. "Ya sudah, cepat belikan aku air putih. Sejak tadi aku hanya diam di tengah-tengah teriakan orang-orang yang aku bahkan tidak mengerti hal apa yang membuat mereka seperti itu."

Jaehyun terkekeh mendengar gerutuan Winwin. Pria itu menepuk-nepuk kepala Winwin. "Tunggu di sini anak manis. Papa akan membawakan minuman untukmu ya, cantik?"

Winwin berdecak mendengar ucapan Jaehyun yang menurutnya sangat kekanak-kanakan.

"Lain kali, jangan hanya belajar tentang manajemen keuangan. Pelajari juga tentang olahraga seperti sepak bola. Sebab, beberapa waktu ke depan, aku akan sering mengajakmu ke tribun, karena kualifikasi piala dunia sudah dimulai. Dan Taeyong bilang, dia akan selalu ambil bagian sebagai penerjemah saat di adakan sesi wawancara dengan pemain asing yang bermain di Korea. "

Tangan Jaehyun lebih dulu menutup mulut Winwin agar tidak protes. "Tidak ada penolakan anak cantik. Aku tidak mau jika harus mendengarkan curhatan bahwa kau merasa kesepian di apartemenmu!"

"Berkacalah, Tuan Jaehyun! Kau sendiri yang selalu merasa kesepian, karena Taeyong adalah wanita yang gila kerja! Itulah kenapa, kau selalu memaksaku untuk ikut denganmu, agar orang-orang tidak ada yang mendekatimu, dan kau bisa fokus mengejar cinta Taeyong!" cecar Winwin.

BUTTERFLY (YUWIN GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang