"Rasa sombong yang kamu dapatkan itu sebentar lagi akan hilang... tunggu saja, lady Lavender..."
Happy Reading...
***
Apa karena sarapan bersama tadi pagi, perutku jadi kesulitan mencerna makanan? Ah.. tapi siapa yang akan bisa menikmati acara sarapan tersebut jika salah satu anak secara terang-terangan menghina, merendahkan, mencaci maki orang yang sama sekali tidak ada niat untuk mengakraban diri pada keluarga utuh itu?
Untung saja aku sempat minum, jika tidak mulut kecilnya itu pasti akan terus menerus mengeluarkan segala macam kalimat yang tidak seharusnya di ucapkan oleh anak yang baru berusia 6 tahun.
"Nona Lave? Apa anda sudah siap bertemu dengan guru anda?" Tanya pelayan wanita yang mengantarku ke depan sebuah pintu. Bohong jika bilang aku siap, sosok yang akan menjadi guruku tentu saja tidak peduli meskipun di dalam nanti, neraka sebenarnya akan dimulai.
Namun, dari arah berlawanan kepala butler datang menyapa kami dengan wajah datarnya yang khas. Setelah pelayanku meberi salam, kepala butler langsung mengatakan tujuannya adalah untuk menyampaikan hadiah dari kepala keluarga. "Ini sungguh jarang sekali! Nona, apakah anda penasaran dengan hadiah yang tuan besar berikan?" Cukup, aku tahu kamu mau memintaku untuk pergi bersama butler ke ruangan kepala keluarga, tapi bagaimana dengan kelas tata kramahnya!?
Bukankha setelah kelas selesai, aku masih bisa berkunjung setelah melihat jadwal beliau? Sungguh, aku tidak mau menjalin hubungan kekeluargaan yang baik dengan keluarga militer ini lebih dari sekedar anak angkat!
"Tapi, bagaimana dengan kelasnya?" tanyaku ragu, tolonglah jangan sampai ini berakhir menjadi sesuatu yang buruk. Menyadari bahwa ada keraguan dari jawaban ku, butler langsung mengangguk pelan.
"Nona Lave tidak perlu khawatir tentang kelas, karena Tuan besar berniat untuk mencarikan langsung guru pribadi untuk nona." jelas butler langsung dengan tatapan penuh kepercayaan diri.
Setelah itu, karena begitu kaget akan perubahan yang aku lakukan pada alur cerita asli, butler sudah berhasil membawaku kedepan ruang kerja kepala keluarga. Ah.. siapapun tolong katakan bahwa aku tidak sedang mengibarkan bendera kematianku sendiri!! Hua.. aku takut~!
●□□□□□□●
"Tuan, lady Lavender sudah datang." Lapor butler setelah mengarahkan Lavender ke ruang tamu untuk menunggu. Fukaku, kepala keluarga yang terkenal begitu rapih dan kompeten di antara keluarga bangsawan yang ada di Kekaisaran ini begitu dingin jika berhadapan langsung dengan faksi kaisar.
"Biarkan dia masuk, dan siapkan beberapa camilan yang disukai anak-anak." Ucapnya memberi izin dan membiarkan Lavender masuk ke kantornya.
Perlahan, pintu besar itu terbuka kecil dan dari balik pintu, sosok anak gadis muncul dengan wajah ragu-ragu. Ya, itu Lavender a.k.a Hinata.
Dengan langkah kakinya yang kecil, Lavender sudah berdiri tenang dihadapan Fukaku yang sejujurnya kurang ahli dalam menunjukan perasaan. Dari kursi itu, Fukaku dapat melihat bagaimana kuatnya gadis 4 tahun itu menahan rasa takut dan bingung. Wajar jika dia merasa tidak nyaman.
"Duduklah disana dan tunggu sebentar, butler sudah menyiapkan cemilan, aku harap itu bisa membuatmu tenang." Ini bukan seperti dirinya yang biasa saat berbicara dengan kedua anak laki-lakinya, tapi tidak bisa Fukaku pungkiri kalau dia hanya ingin anak gadis ini tidak terlalu khawatir dengan apa yang akan mereka berdua bahas.
Karena sejak kedatangan gadis ini, Fukaku dan sang istri jadi sibuk memikirkan bagaimana cara mereka memperlakukan anak gadis 4 tahun agar tidak ada kesalahpahaman jika mereka berniat untuk dekat dengannya sebagai orang tua angkat.
Disisi lain, Lavender duduk dengan wajah gelisah meski orang yang menyuruhnya untuk nyaman makin dibuat kebingungan lantaran. Di karya aslinya, orang yang ada dihadapannya ini sama sekali tidak suka dengan keberadaan Lavender yang dimasukkan putra pertamanya sendiri.
'Ugh~ aku harap orang ini tidak melakukan sesuatu yang membuat hidup kedua ku ini penuh dengan duri.. sungguh, aku takut~' batin Lavender yang begitu kebingungan dan situasi yang dirinya alami.
Tetapi... tiga pelayan wanita datang dengan membawa tralee yang di isi oleh aneka macam makanan pencuci mulut. Apa ini? Kenapa tiba-tiba jadi begini? Seharusnya bukan beginikan!? Kenapa!?
"Maaf jika panggilan ini membuatmu tidak nyaman." Fukaku berucap, memulai pembicaraan setelah berdiri tenang dari meja kerjanya dan mendekat ke sofa, bergabung dengan Lavender yang masih terkejut dengan situasi.
"T-tidak! Ehem- maksudnya tidak apa-apa. Saya tahu tuan besal punya maksud memanggil saya kesini." Bagaimana ini? Kenapa tiba-tiba alurnya berubah? Apa ada sesuatu yang terlewatkan oleh Lavender di kehidupan sebelumnya? Ini membingungkan!
"Tuan besar... ya? Baiklah, oh. Aku tidak tahu apa makanan yang anak perempuan suka, jadi aku meminta tolong pada butler untuk menyiapkan semuanya. Katakan saja padaku jika ada makanan yang ingin kamu cicipi." Percakapan itu benar-benar membuat Lavender bingung, apa ini sungguh baik? Alur 'Cinta dalam Derita' tidak ada satupun scene ini. Dan ini adalah perubahan yang terjadi 2 tahun lebih cepat dari alur aslinya.
Lavender tidak paham. Mengapa ini begitu membingungkan untuknya?
Percakapan itu terus berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan sepele yang di tanyakan pada Lavender serta informasi baru yang dikehidupan sebelumnya tidak pernah Lavender ketahui.
'Memangnya boleh begini? Orang ini tahukan Lavender hanyalah anak angkat, meski kebersamaan yang terjadi suatu hari nanti, Lavender masih merasa tidak nyaman harus terus didalam naungan keluarga ini lebih lama. Lagi pula, kebenaran yang akan terjadi dimasa depan... pastinya akan membuat kalian sakit.'
"Karena kamu telah resmi menjadi anakku, kedepannya tolong gunakan ini untuk menyembunyikan mata cantikmu. Ah, ini bukan barang aneh... ini kalung dengan kristal Ruby. Di dalamnya terdapat sihir perubahan yang membuat penggunanya dapat menyembunyikan wujud asli dari penampilannya. Nah, mari aku bantu pasangkan."
Butler membuka kotak yang di dalamnya terdapat kalung kristal berwarna merah terang yang sangat cantik. Lavender yang asli mendapatkan kalung ini saat ulang tahunnya yang ke 7 tahun setelah berita seputar dirinya booming di ibukota. Dan setelah itulah kehidupan sengsara Lavender dimulai.
Lavender tidak tahu harus merasa takut atau senang dengan perubahan plot ini, namun, dia juga tidak boleh lengah. Karena setelah ini Lavender harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan lain yang terjadi.
"Telima kasih, saya akan menjaga kalung ini dengan baik." Karena alur cerita asli berubah ke arah yang semu, Lavender harus menyiapkan rencana baru. Ini demi kehidupan kedua yang damai!
= TBC =
Knockknockknock?
Ada yang nungguin? Baiklah kalau ngga ada :D
● Senin, 21 October 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraet
FantasyHidup dalam bayangan sang kakak tiri, menjadikan diri Hinata sebagai sosok pasif, baik itu dilingkungan sekolah maupun rumahnya. Berbanding dengan Sakura yang hidup bahagia karena selalu diperhatikan segala kebutuhannya. Hingga, dihari ulang tahunny...