Happy Reading ~
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
"Lavender, aku benar-benar kecewa padamu.."
****
Lagi, lagi, dan lagi.. mimpi dari karakter mengenaskan itu datang, tapi kali ini itu dibagian putra mahkota. Dan dari semua itu..
Mengapa bagian yang paling menyebalkan itu malah jadi mimpinya!? Akh! Lama-lama kepala kecil ini bisa meledak karena harus memikirkan hal yang masih jauh akan terjadi.
Lalu sekarang kenapa bisa dirinya ada disini? Dan sejak kapan kamar mewah ini mengingatkannya dengan latar belakang dari tempat tokoh antagonis ditangkap sebelum akhirnya dihukum esksekusi ditengah alun-alun ibu kota. Menyebalkan, kenapa sejak Hinata sadar malah makin banyak hal diluar nalar otak anak-anak terjadi padanya!? Hey! Dirinya bukan aktris, tapi gadis 16 tahun! 16 tahun!
Lelah, mau bagaimanapun Hinata berpikir, jawaban dari banyaknya pertanyaan yang ada pada kepala kecil milik Lavender dan... sebentar..
'Dimana aku? Kok diluar sunyi sekali?' Kaki mungilnya turun dari kasur tinggi tersebut, lalu mendekat pada daun pintu. Berniat membuka pintu tinggi tersebut sekalian mengecek keadaan sekitar.
Namun, belum juga tersentuh, pintu tersebut malah terbuka lebar dan dari luar muncul sosok pria berambut hitam legam setengah terikat, dan mata mereka juga sama Hitam tanpa cahaya kehidupan.
Apa-apaan orang ini? Siapa dia sampai Hinata sendiri bingung, tidak mungkin aura merah mengerikan yang keluar dari tubuh pria itu adalah ilusi, ini adalah pengalaman pertamanya selama hidup merasakan kebencian serta kegelapan yang teramat dalam dari sosok pria tersebut.
"Lavender Vionette De Catherine.. mohon maaf atas kelancangan saya waktu hari penjemputan anda. Nama saya Ravend Dickran Rowrysal , mulai saat ini anda akan tinggal dalam Pavilion Ruby. Tidak perlu khawatir dengan wanita yang telah melahirkan anda, beliau berkata: 'Setelah usia gadis itu genap 10 tahun, Duke Lukelight sendiri yang akan menjemput anda."
"Karena selama itu, bertahan hiduplah dalam keluarga Rowrysal hingga tiba waktu bagimu untuk bersinar'. Dan atas perintah dari Duchy Rowrysal, Duke Raven ke III akan mengadopsi anda sebagai putri angkat dari keluarga kami."
Penjelasan panjang dari pria itu benar-benar menghantam Hinata pada fakta yang tidak ingin dirinya pikirkan. Setelah di cerna lebih dalam, chapter pembuka dari pov Lavender adalah... kehidupan glammornya dalam keluarga Rowrysal yang berpengaruh di ke Kaisaran Konoha di bidang pertahanan.
Namun, berbeda dengan umur Lavender yang ada pada cerita asli. Hinata masih ingat usia gadis ini bertemu Duke muda ini sekitar 6 tahun, sekarang ia masih berusia 4 tahun dan bukannya ini terlalu cepat dua tahun dari cerita asli? Atau memang ada sesuatu yang Hinata tidak sadari terjadi?
Satu lagi, meskipun pria ini mengatakan bahwa hidupnya akan ditanggung oleh Rowrysal, masalah besarnya adalah Hinata tidak mau jadi seperti Lavender asli, karena dibutakan oleh rasa haus akan kasih sayang. Lavender jadi selalu merasa kurang dan memilih menjadi gadis boros dan manipulatif demi menarik perhatian.
"Sepertinya anda tidak terkejut dengan kenyataan yang saya ungkapkan, dan 3 minggu lagi anda akan ikut serta dalam kelas tata kramah dasar. Adik bungsu saya juga akan mengikuti kelas tersebut, jadi berkenalan dan akrablah dengannya."
Adik bungsu? Maksud pria ini adalah 'dia?' Ah.. beban mental Hinata bertambah satu, apakah dikehidupan kali ini Lavender benar ditakdirkan meninggal bukan karena di tuduh meracun tapi melainkan oleh tekanan stres yang tinggi? Hinata jadi meratapi nasibnya yang penuh ujian kesabaran dan tahu-tahu ikut terbawa kesini.. huft..
Sudah pasti begitu. Apa daya jikalau tuan rumah sendiri yang memintanya untuk mengakrabkan diri, padalah orang ini mana mungkin tahu kalau Hinata bukan Lavender asli.
"B-baiklah. S-saya akan berusaha memenuhi kewajiban yang anda berikan." Mau bagaimana lagi? Hinata saat ini tidak punya pilihan selain bertahan hidup dalam keluarga milter terkemuka dikekaisaran ini.
Kalau sudah dikatakan sedemikian rupa, Hinata harus memanfaatkan ini untuk membangun orang-orang disekitarnya, agar kelak kehidupan kedua Lavender tidak berakhir mengenaskan seperti ending cerita yang asli.
-Skip time..
Saat ini, setelah para pelayan selesai meriasnya dengan gaun berenda cantik serta pita yang menghias rambut indigonya dengan elegan, para pelayan juga membawakan sarapan pagi berupa dada ayam yang diselimuti saus bbq, tak lupa kentang tumbuk yang hangat dan secangkir susu dingin.
Ini pertama kali bagi Hinata melihat makanan seenak ini ada di depan matanya. Beda sekali dengan kehidupannya dulu di Jepang, jangankan memikirkan untuk makan, Hinata lebih memilih memendam dirinya dalam tumpukan buku kalkulus serta teori-teori rumit yang membuatnya terjerumus dalam pusaran keputusasaan.
Masih berbekas sekali ingatan masa kecilnya saat tidak sengaja mengacaukan makan malam keluarga dengan tatak krama yang membuat sang ayah memperketat waktu belajarnya.
Tentu saja begitu. Karena setiap kesalahan yang sama dilakukan oleh adiknya, reaksi Ayah serta Ibunya jauh berbanding dengan apa yang dua orang dewasa itu lakukan.
Tangan mungil itu mengambil garpu dan pisau potong, dan mulai menyantap hidangan tersebut tanpa membuat gerakan yang aneh. Beda halnya dengan reaksi yang para pelayan berikan, mereka semua menatap sosok gadis 4 tahun tersebut dengan tatapan tidak percaya karena menyaksikan bagaimana sempurnanya tata kramah dasar gadis yang mereka layani sekarang. Sangat amat elegant!
"Nona, bagaimana menurut anda rasa masakan para koki kediaman Rowrysal?" Tanya pelayan dengan hati-hati agar tidak membuat Hinata tak tersedak makanan.
"I-ini enak. D-dan kentang tumbuknya.. sangat lembut.." Ah, Hinata tidak ada maksud membuat ekspresi wajah imut-imut sekarang. Itu terjadi alami karena tubuhnya menyesuaikan diri dengan tubuh anak-anak. (Jadi wajar saja jika Hinata sendiripun kesulitan mengontrol ekspresi wajah agar tidak gampang merona.)
Tapi, reaksi balasan yang Hinata terima dari para pelayan sungguh diluar dugaan. "Mulai dari sekarang, kami akan selalu memprioritaskan makanan bergizi yang cukup untuk pertumbuhan anda Tuan Putri." Ucap pelayan wanita menunduk sopan disertai rona tipis pada wajah datar miliknya. Apa ini?? Kenapa reaksi mereka malah lebih positif dari yang Hinata bayangkan?? Dan.. apa-apaan efek berkilau dan bunga-bunga yang mengelilingi para pelayan??
Ugh~ Hinata jadi merasa terbebani tanpa sebab..
= TBC =
Oke.. 3x up untuk waktu ini, yuk bisa yuk! 😤
©️ Senin, 10 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraet
FantasiHidup dalam bayangan sang kakak tiri, menjadikan diri Hinata sebagai sosok pasif, baik itu dilingkungan sekolah maupun rumahnya. Berbanding dengan Sakura yang hidup bahagia karena selalu diperhatikan segala kebutuhannya. Hingga, dihari ulang tahunny...