14.

555 82 12
                                    

"assalamualaikum Salma pulaaang" Salma memasuki rumah nya. berjalan ke dapur dan memberikan bunga matahari pada ibu nya. karena hari ini hari senin, maka Diana tau jika Salma biasa pulang jam 3 sore.

"ibu, ini bunga matahari buat ibu" Diana menerima bunga itu, dengan sedikit senyum terpaksa.

"aku sayang ibu" ~muach~ Salma memberanikan diri mencium pipi ibu nya.

"ganti baju sana"

"iya bu" Salma berlalu pergi meninggalkan Diana, dan bergegas ganti baju untuk membawa Nabila.

~pruk~ suara dari benturan antara bunga matahari dan plastik tong sampah yang ada di dapur.

*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^**

"ayo Nab" Salma mendorong kursi roda Nabila kekuar dari rumah nya.

"kamu hari ini sibuk ya Sal di sekolah" tanya Nabila.

"iya, karena ini adalah hari yang di bensi oleh anak sekolah hahaha"

"ada ada aja kamu" Nabila menggelengkan kepala nya pelan. menanggapi ucapan Salma yang mengatakan jika senin adalah hari yang paling di benci.

"Nab, udah siap ketemu Paul kan?"

"mmh, gimana ya Sal" Nabila sedikit ragu, ragu dan takut jika nanti yang dia dapatkan adalah bully an seperti beberapa orang baru yang sempat di temui nya.

~orang buta kaya lo, ngga mungkin bisa bahagia~ ucapan Anggis kembali terngiang di telinga nya.

~kamu sama anak saya itu jauuh lebih cantik anak saya. jadi kamu jangan pernah berharap lebih untuk bisa menikah nanti nya. dan kamu, selama nya akan sendirian~ bukan hanya Anggis, Siska juga ikut membantai habis habisan mental Nabila.

"Nab" Salma mengusap pipi Nabila, setelah menyadari jika teman nya sedang berada dalam lamunan.

"ada apa?" tanya Salma lembut.

Nabila menggeleng samar "a-aku takut Sal" jawab Nabila.

"nggak ada yang perlu kamu takutin Sal, percaya sama aku, temen temen aku pada baiiik baiiik semua" Salma mengusap kedua jemari tangan sahabat nya "mereka sayang sama aku Nab. dan pastinya juga bisa sayang sama kamu"

"hmh, iya" Nabila mencoba mengesampingkan rasa takut nya.

Salma mengedarkan pandangan nya, memutari taman degan pengelihatan mata nya. mencari kedangan Paul, dan beberapa teman yang akan berkenalan dengan Nabila. seperti dengan apa yang sudah mereka rencanakan.

"Nah itu mereka" Salma berdiri dari jongkok nya "Danil, gua disini" Salma melambai pada Danil yang lebih dulu melihat nya.

setelah beberapa langkah akhir nya mereka pun tiba di depan Salma dan Nabila.

"Nil cantik banget sumpah Nil ya Allah. beneran bidadari ini mah" Paul menyenggol lengan Danil.

"sempurna"

"siapa? gua?" Novia menunjuk diri nya sendiri.

"dia, bukan lo"

"ahhaha" Novia dan Syarla tertawa puas.

"Sal" lirih Paul memberi syarat pada Salma agar segera memperkenalkan nya pada Nabila.

"cantik banget ya Tuhan" gumam Paul.

"haii, kamu Nabila?" Syarla lebih dulu membuka suara.

Nabila tersenyum, kepalanya mengangguk dua kali. manis, dan lucu menjadi satu. membuat siapapun yang melihat nya merass gemas.

"mhh, nama aku Danil Nab" Danil mengarahkan tangan nya pada gadis yang memandang lurus kedepan dan jarang berkedip.

"Nil, kok lo" Paul gendak protes namun Salma lebih dulu mengaitkan tangan Nabila dan Danil.

Tanah DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang