Chapter 4: Pertandingan

29 4 2
                                    

Taufan dan Blaze benar-benar cuek satu sama lain layaknya musuh bebuyutan.

Taufan lebih marah sekaligus bingung dengan sikap Blaze yang tiba-tiba marah begitu ke dirinya. Jadinya Taufan ikutan kepancing emosinya dan marah.

Saat jam istirahat, Taufan tidak sengaja berpapasan dengan Halilintar.

"Hei, Taufan... pulang sekolah nanti kau mau datang ke klub basket lagi?" tanya Halilintar tiba-tiba kepadanya.

Deg!

Wajah Taufan merona, dia menggenggam erat rok birunya. "I... iya." jawab Taufan.

"Hari ini akan ditentukan anggota reguler dari kelas 1. Kalau bisa, apa kau mau jadi pendukungku?"

Deg! Deg!

Genggaman Taufan pada roknya mengeras diiringi dengan detak jantungnya yang meningkat mendengar permintaan Halilintar.

"Iya. Akan kulakukan!" jawab jelas Taufan mengangkat wajahnya menatap Halilintar dengan wajah merona.

"Aku akan mendukung Hali...!"

Halilintar tersenyum tipis mendengar jawaban Taufan sebelum pamit pergi.

Benar...! Aku nggak peduli lagi sama Blaze! Yang kusuka 'kan Hali...!

«Di GOR lapangan»

"Baik, kita akan menentukan tim inti-nya dengan pertandingan 1v1. Sedia?"

"Ya." Halilintar dan Blaze menjawab bersamaan pada pelatih.

Di sini, Taufan datang untuk melihat klub basket seperti yang diminta.

Dia meyakinkan dirinya datang untuk mendukung Halilintar, bukan karena perintah Blaze.

Seakan sadar di mana posisi Taufan berdiri, Blaze meoleh dan menatap dalam mata Taufan.

Taufan reflek menundukkan kepalanya dikala hatinya berdenyut sakit.

Dia berpikir, sebenarnya untuk apa Blaze menyuruhnya datang ke pertandingan ini?

Apa Blaze ingin membuktikan kalau dia bisa menang dari Halilintar?

Pertandingan pun dimulai saat bola dilambungkan tinggi ke atas dan dengan mudahnya Halilintar mendapat bolanya.

Jantungnya terus berdetak dengan berat, entah kenapa perasaannya jadi bimbang.

Taufan juga dengan seksama mendengar percakapan para senior basket tentang pertandingan Halilintar dan Blaze.

"Sebenarnya, buat Blaze pertandingan 1v1 dengan perbedaan tinggi seperti itu dah susah juga."

"Yah... motif sebenar dari ini 'kan karena Blaze nggak rela kalau hanya Hali yang diinginkan masuk ke tim inti."

"Berarti akan dibuktikan lewat pertandingan ini, ya?"

Ternyata dugaanku benar!

Brusk! Priiiit─!

Halilintar berhasil mencetak 2 point dari permainannya.

"Kyaa!" "Hali!" "Hali! Semangat!"

Fangirls Halilintar langsung berseru menyemangati idolanya.

Bola sekarang digenggaman Blaze dan dia langsung bergerak laju dan melempar bola dari bawah lawannya.

Brusk! Priiit─!

"Blaze, 2 point!" teriak wasit.

Fangirls Blaze menjerit sama kerasnya dengan para fangirls Halilintar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Taufan's Breeze Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang