chapter 16

71 6 2
                                    

Kane memegang ucapannya. Ia memberikan Jenna waktu satu bulan untuk fokus pada kelulusan kuliahnya. Selama itu juga Kane sama sekali tidak menganggu Jenna. Beberapa kali Kane mengirim pesan pada Jenna untuk menanyakan kabar, tapi Jenna hanya membalas seperlunya. Ia tidak mau berurusan dengan Kane untuk sementara, dalam bentuk apa pun.

Sebulan berlalu, satu per satu ujian mata kuliah Jenna lewati. Begitu juga ketiga temannya. Waktu terberat di mana suasana rumah menjadi sangat sibuk dan terus menegang. Semuanya bekerja keras untuk cepat lulus.

Satu per satu dari mereka akhirnya melewati ujian akhir masing-masing dan mendapatkan kredit yang diperlukan untuk lulus. Terakhir, Jenna, Ana, dan Iris menghadiri peragaan busana untuk ujian akhir salah satu mata kuliah Olivia.

"Bitch! You're phenomenal!" seru Jenna begitu menemui Olivia di balik panggung. Keempatnya saling sorak dan berpelukan.

"Tentu saja!" balas Olivia percaya diri. "I'm the greatest bitch ever!"

"Kita harus merayakannya!" seru Iris. "Guys we did it!"

"Apa kita benar-benar lulus?" Olivia bertanya tidak percaya. "Aku tidak percaya kita akhirnya sampai di titik ini."

Ana angkat bahu. "Secara resmi, kita harus menunggu hingga wisuda. Tapi secara teknis, kita sudah lulus!"

Kurang lebih satu jam kemudian, keempat gadis itu sudah berada di sebuah bar. Keempatnya sudah larut dalam suasana. Olivia dan Iris sedang berdansa, sementara Jenna dan Ana menikmati minumannya di meja.

"Kau tidak berdansa?" Ana bertanya.

Jenna angkat bahu. "Just don't feel like it."

Sesaat, Ana memperhatikan wajah Jenna, seakan sedang mempelajarinya. Kemudian ia berkata, "Sesuatu sedang mengganggu pikiranmu."

Jenna mengibaskan tangannya ke arah Ana, "Berhenti membaca pikiranku!"

Ana benar. Berada di bar merayakan kelulusan hanya mengingatkan Jenna pada program magangnya. Kane memberinya waktu hingga seluruh ujiannya selesai, yang mana semuanya sudah selesai minggu lalu. Selama itu Jenna hanya mengulur waktu untuk tidak kembali ke kantor.

Jenna masih belum bisa menerima apa yang Kane lakukan padanya. Menaruh tracker di gawainya dan mengikutinya. Jenna tidak tahu bagaimana cara mematikan pelacak tersebut hingga ia akhirnya mengatur ulang ponselnya, berharap program sialan yang dipasang Kane juga ikut terhapus.

"Kau mengundang mereka ke sini?" tanya Ana menunjuk ke arah pintu masuk.

Sial! Jenna mungkin harus berhenti memikirkan Kane karena entah mengapa pria itu selalu muncul di hadapannya tiba-tiba. Kali ini ia muncul dengan Cole.

Ketiga teman Jenna tahu apa yang Kane lakukan karena gadis itu menceritakan semua yang terjadi malam itu. Semuanya merasa marah dan ingin mencari pria bajingan bernama Harper untuk balas dendam. Hanya saja pria itu seakan hilang di telan bumi dan sulit ditemukan. Selain apa yang dilakukan Harper, mereka juga setuju jika apa yang Kane lakukan sudah keterlaluan.

Kejadian yang dialami Jenna seakan sudah lama terjadi begitu keempatnya disibukan dengan kegiatan masing-masing. Jenna bahkan sudah mulai bisa melupakan apa yang terjadi malam itu karena tenggelam dengan persiapan ujian akhirnya. Hanya saja ketika sedang berdiam diri dengan pikirannya, rasa marah dan takut itu kembali menghampirinya. Wajah Harper dan Kane juga kilasan memori malam itu akan memenuhi kepalanya.

"Akhirnya kau lulus!" Cole setengah berlari menghampiri Jenna dan memeluk adiknya. "Selamat datang di dunia nyata!"

Jenna memeluk erat kakaknya, menepis bayangan-bayangan traumatisnya. "Kenapa kau tahu aku di sini?"

Loathe You | BOOK 1 | TERBIT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang