[3] Instruction

1 0 0
                                    

Alana terbangun sebelum fajar, terjaga dari tidur yang gelisah. Mimpi-mimpinya penuh dengan bayangan-bayangan aneh—cermin yang retak, dunia yang bergetar, dan sosok-sosok misterius yang tampak memanggilnya. Dengan sedikit rasa lelah, ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke jendela besar di kamar tamunya. Di luar, langit mulai menerangi dengan warna-warna lembut merah muda dan oranye, menandakan awal hari baru di Galespire.

Suasana di luar sangat berbeda dari Verdentia—gudang-gudang yang gelap, menara-menara tinggi, dan kabut pagi yang menyelimuti tanah. Alana bisa melihat aktivitas pagi hari di istana mulai dimulai, dengan beberapa pelayan dan penjaga yang bergerak di halaman. Rasanya seperti dunia baru ini masih menunggu untuk ia pahami lebih dalam.

Saat Alana siap, ia memutuskan untuk menyelidiki istana lebih lanjut sambil menunggu Eugene. Ia menghabiskan waktu menjelajahi area sekitar kamar, memasuki lorong-lorong gelap yang berkelok-kelok, dan mengagumi arsitektur yang mengesankan meskipun terkesan suram. Koridor-koridor ini dipenuhi dengan lukisan-lukisan tua yang menggambarkan pertempuran heroik dan makhluk-makhluk mitos, memberi kesan bahwa istana ini telah menyaksikan banyak sejarah dan kejadian penting.

Tak lama kemudian, seorang pelayan datang ke kamar Alana dan membawanya ke ruang makan. Eugene sudah menunggu di meja, dikelilingi oleh beberapa ahli sihir dan peneliti yang tampaknya siap untuk memulai pekerjaan mereka. Suasana pagi di ruang makan ini terasa lebih hidup, dengan cahaya matahari yang menyinari ruangan melalui jendela besar, menerangi meja dengan makanan dan minuman.

“Selamat pagi, Putri Alana,” sapa Eugene dengan senyum. “Aku harap kamu tidur nyenyak.”

“Selamat pagi, Pangeran Eugene,” jawab Alana, meskipun ia masih merasa canggung. “Terima kasih atas sambutannya.”

Eugene memanggil seorang pria tua berjubah putih dengan janggut panjang, yang tampaknya adalah kepala dari para ahli sihir di sini. “Ini Master Eldric, ahli sihir terkemuka di Galespire. Dia akan membantu kita memahami apa yang terjadi dengan cermin itu.”

Master Eldric menyapa Alana dengan anggukan hormat. “Putri Alana, senang bertemu denganmu. Eugene telah memberitahuku tentang situasimu. Kami akan melakukan yang terbaik untuk membantumu.”

“Terima kasih banyak,” kata Alana. “Aku benar-benar menghargai bantuan kalian.”

Mereka semua duduk di meja, dan Eldric mulai membentangkan peta dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan cermin kuno. “Kami memiliki beberapa catatan tentang artefak yang mirip dengan cermin ini, tetapi tidak banyak yang diketahui tentang fungsinya. Kami perlu mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana dan mengapa cermin ini berfungsi sebagai portal.”

Eugene mengangguk. “Kami juga harus mempertimbangkan kemungkinan adanya gangguan di antara dimensi-dimensi, yang bisa mempengaruhi stabilitas portal.”

Eldric kemudian mengeluarkan beberapa benda ritual dari tasnya—tali-tali sutra, batu-batu kecil, dan buku-buku tua. Ia mulai melakukan ritual kecil, membacakan mantra dan memeriksa peta dengan teliti. Alana menonton dengan penuh perhatian, berharap ada sesuatu yang dapat memberi mereka petunjuk tentang bagaimana cara kembali ke Verdentia.

Selama ritual, Eldric merenung sejenak. “Ada kemungkinan bahwa cermin ini dipengaruhi oleh kekuatan luar atau seseorang yang memiliki niat untuk mengubah keseimbangan antara dimensi.”

Alana merasa ngeri mendengar kemungkinan itu. “Apakah ada cara untuk melacak penyebabnya?”

“Bisa jadi,” kata Eldric. “Kami perlu mencari tahu apakah ada energi magis atau gangguan lain yang mempengaruhi cermin. Kami juga akan memeriksa catatan kuno dan artefak lain yang mungkin memberikan petunjuk lebih lanjut.”

Eugene berdiri dan menatap Alana dengan serius. “Sementara Eldric melakukan penyelidikan, aku akan mengatur perjalanan ke lokasi-lokasi yang disebutkan dalam catatan. Kami mungkin menemukan sesuatu yang berguna di sana.”

“Maksudmu, perjalanan ke mana?” tanya Alana.

“Beberapa lokasi bersejarah yang mungkin terkait dengan cermin dan dimensi lain,” jawab Eugene. “Kami akan mengunjungi kuil-kuil tua dan tempat-tempat suci yang pernah dikunjungi oleh para penyihir dan penjaga dimensi.”

Alana mengangguk, merasa ada sedikit harapan. “Aku siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan. Aku hanya ingin pulang.”

Setelah pertemuan pagi itu, Eugene dan Alana berangkat menuju lokasi pertama yang terdaftar dalam catatan—sebuah kuil tua di tepi hutan. Perjalanan mereka melewati hutan yang lebat dan penuh dengan suara alam yang aneh. Pagi mulai berubah menjadi siang, dan matahari mulai terik di langit.

Kuil tersebut terletak di sebuah lembah yang tenang, dikelilingi oleh pepohonan tinggi yang menutupi bangunan kuno tersebut. Bangunan itu tampak megah meskipun sudah tua dan rusak, dengan ukiran-ukiran misterius yang menggambarkan berbagai simbol dan makhluk magis.

Eugene memimpin jalan dan membuka pintu utama kuil dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan ruangan besar yang dipenuhi dengan reruntuhan dan benda-benda kuno. Di sudut ruangan, ada altar yang dikelilingi oleh beberapa artefak yang terlihat seperti bagian dari ritual kuno.

Alana dan Eugene memeriksa ruangan dengan seksama. Mereka menemukan beberapa catatan tua dan simbol-simbol yang tampaknya berhubungan dengan kekuatan dimensi. Eugene memotret dan mencatat segala sesuatu yang tampaknya relevan, sementara Alana mencari petunjuk tambahan di sekitar altar.

“Ada sesuatu di sini,” kata Alana, menunjuk ke salah satu simbol di dinding. “Ini tampaknya mirip dengan simbol pada cermin di Verdentia.”

Eugene mendekat dan memeriksa simbol tersebut. “Ini mungkin petunjuk penting. Jika simbol-simbol ini berhubungan dengan cermin, mungkin kita bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang fungsinya.”

Sementara mereka terus mencari petunjuk di kuil, Eldric berada di istana, melakukan eksperimen dengan artefak dan ritual magis. Ia berusaha memahami lebih dalam tentang gangguan yang mempengaruhi cermin dan mencari cara untuk memperbaikinya.

Ketika matahari mulai terbenam, Eugene dan Alana kembali ke istana dengan beberapa temuan berharga. Eldric menyambut mereka dengan antusiasme, siap untuk menganalisis temuan mereka dan melanjutkan penyelidikan.

“Temuan ini sangat berguna,” kata Eldric saat melihat catatan dan simbol-simbol yang mereka bawa. “Kami mungkin dapat menggunakan informasi ini untuk menyusun rencana lebih lanjut. Namun, kita harus berhati-hati—kita mungkin menghadapi kekuatan yang lebih besar daripada yang kita bayangkan.”

Alana merasa kelelahan tetapi juga sedikit lega. Dengan bantuan Eugene dan Eldric, ia merasa bahwa mereka semakin dekat untuk menemukan solusi. Sambil memandang malam yang semakin gelap di luar, ia berharap bahwa usaha mereka akan membuahkan hasil dan bahwa ia bisa segera kembali ke Verdentia.

Portail BriséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang