"Aku sama sekali tidak melihat ke arah mu, namun kamu berusaha membuat angin agar terus tertiup ke hadapan ku."
"Besok Mba Yaya gak kerja kan?" tanya Jennie, untuk kedua kalinya menjemput Raya pulang bersama rombongan.
"Enggak, kak. Libur hari Sabtu-Minggu." sahut Raya tanpa henti menoleh keluar jendela. Perbedaan jemputan kali ini, mobil tidak terisi penuh. Hanya ada Jennie, Ipin dan Vicky di depan. Bangku kedua diisi Raya dan Bryan, sementara itu ada lagi yang paling ujung belakang Ayas dan Jessie.
"Nanti malam ikut yuk, ke GOR." ajak Jennie.
"Iya, kak."
"Eh, Bry. Gimana udah di bantuin, di deketin malah diem bae." canda Vicky bermaksud mencairkan ketegangan yang tercipta oleh kejutekan Raya.
Mood Raya memang tak seburuk kemarin. Tapi, Raya merasa risih saat ini, di jodoh-jodohkan dan jadi bahan tontonan.
Bryan hanya menanggapi dengan cengiran lebar. Tak ada perubahan, dalam mobil kembali sunyi.
Di belakang Jessie berdeham "Jen mampir taman yok, beli cilok yang lagi viral itu."
"Oiya, yang kata Tante Tina itu ya?gw lupa anjirt mau cobain." antusias Jennie "Yang, yang mampir dulu ke taman." sambungnya ke Vicky.
"Siap nyonya, arahin aja jalannya." kata Vicky.
"Raya lo diem mulu, awas kesambet setan lewat loh." ledek Ayas.
Raya merotasikan bola matanya jengah. Batinnya menggerutu "Pada kenapa sih pengin banget aku ngomong? Kenapa mereka yang excited banget? heran, sininya lagi gak mood juga." namun yang tersirat hanya lirikan tajam untuk Ayas.
Perjalanan berlanjut diisi dengan candaan Jennie, Jessie dan Ayas. Sisanya diam sibuk sendiri.
Sampai di taman Raya langsung mengambil alih Ipin. Alih-alih untuk menjauhkan diri agar tak kembali di bicarakan bersama Bryan Bryan itu lagi.
Ayas menghampirinya, menyodorkan cilok yang Raya titipkan.
Raya merogoh kantong rok mini rimpelnya, mengeluarkan uang lima ribu seharga cilok tersebut.
"Gak usah, udah di bayarin Bryan." kata Ayas.
"Ngapain? Ini pesenan aku sendiri, nih uangnya." ujar Raya memaksa membayar sendiri. Ia selipkan ke kantong Hoodie Ayas lalu mengambil ciloknya.
"Ayok Ipin tangkep capungnya lagi." Raya berlalu pergi, menggendong Ipin menjauh ke arah jajaran bunga.
"Bry, jagain anak gw, kasian Raya jaga sendirian, Ipin kadang suka nakal ntar repot si Raya." kata Jennie cukup keras sehingga terdengar di telinga Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Teen FictionDari ketidaksengajaan menjadi sebuah cerita yang panjang. Ini adalah kisah Rayana Rintika dan Bryan Georivan, dua remaja yang dipertemukan tanpa sengaja. Mereka harus menjalani pahit manisnya hubungan jarak jauh. Adapun halangan restu dari oran...