19. Perjalanan Pulang

187 26 4
                                    

JANGAN SILENT RIDER YA SAYANGKU⛔️

"Ria--tolong telepon Nafa, gua beneran pengen banget ngomong sama Nafa." ucap Revan dengan memohon pada Ria. Kepalanya begitu berat akhir akhir ini dan yang Revan mau hanya mendengarkan suara istrinya saja, itu sudah cukup. Namun mengapa begitu sulit baginya untuk tahu kabar dari Nafa? Oh sungguh! Ini membuatnya gila.

Sudah tiga hari dari dia keluar dari rumah sakit itu setiap pulang kerja Revan selalu ke studio Nafa untuk bertemu dengan Ria. Namun selama 2 hari itu hasilnya nihil, Ria sama sekali tidak mau memberikan informasi apapun tentang Nafa. Revan tahu memang Nafa ada di Semarang namun Revan belum siap untuk bertemu dengan bapak Nafasya.

Ria sudah tahu semuanya maka dari itu dia menutup akses untuk Revan menghubungi Nafa. Nafa juga memperingati Ria untuk tidak memberitahu keberadaannya pada siapapun itu apalagi pada Revan. Sudah hampir dua minggu ini Revan hidup sendirian tanpa Nafasya dan selama dua minggu itu hidup Revan benar benar abu abu.

"Gua mohon, Ria.." lirih Revan dengan suara sangat pelan.

Ria menggelengkan kepalanya, "Kan Mas tahu Mbak Nafa ada di rumah Bapak? Terus mau tahu apa lagi?" Tagas Ria.

Revan menggelengkan kepalanya, menangkupkan kedua tangannya seraya memohon pada wanita berambut pendek sebahu didepannya, "Aku cuma pengen denger suara dia aja--Ria lo bayangin 2 minggu gua hidup tanpa dia sampai gua sakit. Gua hancur--Ria tolong." lirih Revan.

Dilihat oleh Ria memang benar. Revan terlihat sangat berantakan, badannya sangat kurusan, bajunya kusut dan wajahnya sangat pucat. Ria menggelengkan kepalanya dan dia bergerak membuka pintu keluar untuk Revan. Dia tidak mau mengkhianati Nafa. Nafa juga sama memohon seperti Revan saat dia hendak pergi ke Semarang dan meminta untuk menutup akses tentang dirinya dari Revan. Tadinya Ria tak akan memberi tahu Revan kemana Nafa pergi, tetapi kan Revan sudah tahu keberadaan Nafa, hanta saja Revan belum mau untuk menemui Nafa.

"Mending mas pulang aja, Mbak Nafa nggak mau komunikasi sama Mas dulu--"

"Tapi aku takut dia kenapa kenapa--Ria aku ini suaminya!" Potong Revan dengan suara dalamnya.

"Suami mana yang suka memberikan hadiah pada wanita lain?" Sinis Ria.

Skak!

Revan mati kutu. Ucapan Ria sangat tepat sasaran. Hatinya kembali nyeri dan dia benar benar merasa menjadi pria paling jahat untuk Nafa. Tetapi disisi lain juga Revan ingin menebus semua kesalahannya pada Nafa dan berjanji untuk memberikan cinta yang besar pada Nafa. Dia siap berjuang untuk mendapatkan Nafa kembali tetapi semua teman teman Nafa tidak mendukungnya.

Seharusnya Revan dari dulu sadar bahwa Nafa memang sangat mencintainya dan Nafa meman ditakdirkan untuknya. Hanya karena perasaan cintanya yang belum selesai itu, dia harus merusak apa yang sudah Nafa pertahankan. Perasaan bersalah itu terus menemani Revan sampai dia tidak bisa bekerja dengan baik, namun diluar hal itu Revan bisa menyelesaikan pekerjaannya hanya saja llebih lama.

Dengan perasaan putus asa itu Revan meninggalkan studio Nafasya. Dia langsung menghubungi Aji dan mengajaknya untuk bertemu. Untungnya Aji mau diajak ketemu, tetapi di rumahnya. Mau tak mau Revan harus kerumah Aji hanya dengan berbekal google maps dengan alamat yang di berikan oleh Aji.

Sesampai didepan pintu rumah Aji, Aji langsung membukakan pintu untuk Revan. Namun begitu Aji melihat Revan, dia langsung menghadiahi wajah Revan dengan satu pukulan yang sukses membuat tubun Revan tersungkur. Revan begitu tersentak namun dia tak bisa membalas perlakuan Aji karena tenaganya sudah terkuras habis. Revan sudah tidak ada tenaga lagi untuk sekedar membalas bogeman Aji.

Revan bangkit lalu dia menyentuh pipinya yang berdenyut nyeri itu, "Lo kenapa sih?!" Gerutu Revan.

Aji menyunggingkan bibirnya, "Itung itung hadiah karena berhasil bikin sahabat gua nangis!" ucap Aji dengan sorot mata yang tajam.

Love In Trouble : Revan | RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang