# Perwakilan Kelas

2 1 0
                                    

Hari itu, aula sekolah penuh dengan siswa-siswa dari berbagai kelas yang mewakili kelas mereka dalam rapat perwakilan dengan wakil kesiswaan. Niskala sang Sekretaris Kelas, yang baru pertama kali menghadiri rapat semacam ini, merasa campur aduk antara antusiasme dan gugup. Di sampingnya, Arka selaku Ketua Kelas duduk dengan tenang, tampaknya lebih berpengalaman.

Harsa berdiri di depan ruangan dengan sikap percaya diri, memegang mikrofon. Dengan tatapan yang penuh semangat, ia memulai rapat. "Selamat pagi, teman-teman. Terima kasih sudah hadir. Hari ini kita akan membahas beberapa kegiatan besar seperti lomba 17 Agustus yang akan datang. Peran kalian sebagai perwakilan kelas sangat penting untuk menyampaikan informasi ini kepada teman-teman di kelas masing-masing."

Suasana di ruangan menjadi lebih serius saat Harsa memaparkan agenda kegiatan sekolah mendatang, termasuk lomba antar kelas, program bakti sosial, dan perayaan hari-hari besar nasional. Harsa menjelaskan bahwa setiap perwakilan kelas diminta untuk mencatat dan mengumpulkan ide-ide dari kelas mereka.

"Untuk lomba antar kelas, kita akan memiliki kategori olahraga, seni, dan sains. Kalian perlu berdiskusi dengan teman-teman sekelas untuk menentukan kategori mana yang akan diikuti," jelas Harsa. "Selain itu, kita juga akan mengadakan program bakti sosial. Batas waktu untuk mengumpulkan ide adalah minggu depan."

Niskala mencatat dengan serius. Ia merasa terlibat dan ingin memastikan ia tidak melewatkan informasi penting. Setelah penjelasan Harsa selesai, sesi tanya jawab dimulai. Banyak siswa yang mengangkat tangan untuk bertanya, dan Niskala juga ikut serta.

"Kak, bagaimana cara kita memilih kategori lomba dan kapan batas waktu pengumpulan ide untuk bakti sosial?" tanya Niskala dengan rasa ingin tahu.

Harsa menjawab dengan jelas. "Kalian dapat memilih kategori lomba berdasarkan suara terbanyak di kelas. Untuk bakti sosial, batas waktunya adalah minggu depan. Setelah itu, kita akan membahas ide-ide tersebut lebih lanjut."

Dengan jawaban yang memuaskan, Harsa melanjutkan rapat dengan membagi kelompok untuk diskusi ide bakti sosial. Niskala dan Arka bergabung dengan kelompok mereka yang terdiri dari beberapa perwakilan kelas lainnya.

"Jadi, ide apa yang sudah kalian pikirkan?" tanya Arka saat diskusi dimulai.

Seorang siswa bernama Maya mengusulkan, "Bagaimana kalau kita mengadakan bazar untuk mengumpulkan dana bagi panti asuhan? Kita bisa menyiapkan berbagai kegiatan hiburan dan makanan."

Niskala menambahkan, "Kita juga bisa melibatkan kelas lain untuk ikut berpartisipasi dalam bazar ini agar lebih banyak orang yang terlibat."

Diskusi berlangsung dengan antusias. Harsa datang ke setiap kelompok untuk mendengarkan ide-ide mereka dan memberikan masukan. Ketika Harsa sampai di kelompok Niskala, ia memberikan pujian, "Ide kalian tentang bazar untuk panti asuhan sangat bagus. Pastiin untuk presentasikan ide ini dengan baik di rapat berikutnya."

Niskala merasa bangga dan bersemangat setelah mendengar pujian tersebut. Setelah rapat selesai, Niskala dan Arka berbicara tentang hasil diskusi mereka.

"Jadi, kita semua. punya tugas masing-masing untuk menyiapkan presentasi ide," kata Arka. "Bagaimana menurutmu, Kala?"

Niskala tersenyum. "Aku senang bisa berkontribusi. Mari kita siapkan semuanya dengan baik."

Dengan semangat baru, mereka berpisah dan memulai persiapan untuk presentasi di rapat mendatang. Niskala merasa lebih percaya diri dan terlibat, berkat kesempatan untuk bekerja sama dengan Harsa dan teman-teman lainnya.

Asmaraloka yang AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang