BAB 12: TERTAWAN HATI

691 154 32
                                    

[ Happy Reading ]







Terhitung sudah hampir seminggu semenjak kejadian tak mengenakkan waktu itu dan sampai saat ini Roseline tidak mendapatkan kabar satupun dari Jeffrian. Dia tidak mengerti dan juga tidak tahu pria itu ada dimana dan sedang apa sekarang.

Terakhir kali mereka bertatap muka saat Jeffrian mengantarnya pulang. Dan terakhir kali pria itu membalas pesannya adalah empat hari yang lalu dan setelah itu dia hilang bagai ditelan bumi.

Sejujurnya Roseline tidak ingin cari tahu lebih jauh tentang Jeffrian. Tapi hubungan mereka akhir-akhir ini memaksanya untuk terlibat tidak langsung dengan kehidupan pria itu. Bohong kalau Roseline mengaku tidak khawatir. 

Dari lubuk hati paling dalam dia bertanya-tanya ada apa gerangan denga Jeffrian sampai pria itu tak lagi menemuinya. Meskipun dia tahu hubungan mereka hanyalah ajang pelampiasan, namun Roseline mengaku kalau Jeffrian cukup membantunya melupakan masalah yang sedang dia hadapi.

"Bu Eline, kenapa?" suara Jino memecah lamunannya. Roseline langsung tersadar kalau saat ini dia sedang berada di kelas anak-anak didiknya.

"Eh? Nggak ada apa-apa kok. Tadi ibu cuma lagi kepikiran sesuatu."

"Ibu lagi kepikiran om Iyan, ya?" celetukan Jino membuat Roseline tersentak. Dia memang sedang melamunkan Jeffrian, tapi apa mungkin sampai terbaca jelas oleh anak-anak seperti Jino.

"Ah, nggak kok. Ibu lagi kepikiran belum kasih makan Chiko."

"Begitu ya ternyata." Jino merespon dengan nada sedih membuat Roseline jadi bertanya-tanya.

"Ada apa, dek Jino?"

"Di rumah oma lagi berisik banget. Jino jadi nggak mau pulang ke rumah. Hari ini Jino ikut pulang sama bu Eline aja ya."

"Eh, kenapa begitu? Memangnya di rumah oma lagi ada acara apa?"

"Om Iyan nggak pulang-pulang dan nggak bisa di hubungi sama sekali. Oma sama papi sempat berantem gara-gara om Iyan, tapi kata mami itu bukan masalah besar. Om Iyan cuma lagi jalan-jalan tapi lupa jalan pulang makanya belum sampai sampai sekarang."

Seketika Roseline langsung termenung. Sampai keluarganya sendiri pun Jeffrian tidak di hubungi. Sebenarnya ada dimana pria itu? Apa tujuannya menghindar dari semua orang? Atau jangan-jangan ini ada sangkut pautnya dengan kejadian yang menimpanya saat di Puncak beberapa waktu lalu?

Sampai waktu mengajar usai dan Roseline bersiap-siap pulang, tiba-tiba mami nya Jino datang menjemput dan mengajaknya sekalian untuk makan siang bersama. Awalnya Roseline ingin menolak karena tak enak hati. Tapi sepertinya mami Jino sedang butuh teman bercerita. 

Pada akhirnya Roseline setuju dengan ajakan mami Jino. Tapi dia tidak tahu kalau tujuannya ternyata ke rumah Jeffrian. Dan Rosie seketika langsung canggung karena sepertinya dia akan di interogasi.

"Gimana kabarnya, bu Eline?" tanya oma nya Jino.

"Puji Tuhan, kabar saya baik, bu."

"Gimana hubungan bu Eline sama Iyan? Dia nggak macam-macam ke ibu, kan?"

"Puji Tuhan, semuanya baik-baik aja, bu." Roseline berusaha merespon dengan hati-hati dan bersikap tidak terjadi apa-apa dengan dirinya dan Jeffrian.

"Iyan menginap di tempat bu Eline?"

Mendengar pertanyaan bu Sarah barusan langsung membuat Roseline terkejut luar biasa. Dia tidak tahu kalau pertanyaan seperti itu akan di tujukan kepadanya. Memangnya dia terlihat seperti seorang wanita yang mudah menampung seorang pria asing?

[8] YOU MAKE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang