Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti disebuah taman, terlihat seorang wanita tua turun dari kursi belakang dengan tangan kananya yang memegang gadis kecil.
"Nah kita sudah sampai nih di taman, tuh liat ada banyak yang bermain disana." telunjuknya mengarah pada anak-anak yang sedang bermain ayunan.
Gadis kecil yang digandengnya hanya mengangguk pelan. Tidak ada perasaan tertarik pada semua yang ada dihadapanya.
Wanita tua itu membungkuk, kepalanya setara dengan gadis kecil yang merupakan cucunya. Tangannya meraih pucuk kepala gadis kecil itu lalu membelainya dengan lembut, "Lala mau coba main ayunan?" Tanyanya sambil tersenyum.
Matanya menatap ayunan dengan binar. namun bibirnya berkata, "Aku mau pulang."
Wanita tua itu menanggapinya dengan senyum. "Yasudah kalau Lala mau pulang, lain kali kita main disini ya." wanita tua itu berdiri kembali, sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan taman, seorang anak laki-laki datang menghampirinya.
"Hai, mau main bersamaku?," sapanya sambil mengulurkan tangan seraya mengajaknya bermain bersama.
Wanita tua itu tersenyum senang sampai giginya terlihat. "Aduh~, lihat ini siapa yang menyapa," anak laki-laki itu ikut tersenyum.
Tangannya diulurkan, gadis kecil itu menyetujui ajakan bermainya. "Lala, itu namaku." senyum kecil terlihat diwajahnya. tentu sang nenek sangat bahagia melihat cucu satu-satunya yang pada akhirnya menunjukan senyuman manisnya. meskipun hanya senyuman kecil.
Begitupun Lala, ini adalah pertama kali baginya ada anak sepantarannya yang mengajaknya bermain. Sebelum ini dia hanya berada didalam rumah seharian. Keluar hanya saat bersekolah, dirumah pun dia hanya bermain sendiri. Sesekali seorang ART nya yang menemaninya bermain.
Anak laki-laki itu mengayunkan jabatan tanganya keatas lalu kebawah dengan beberapa kali. "Hai Lala, aku Bima," ucapnya dan tidak lupa senyum manis dibuatnya.
Bima dan Lala, anak kecil yang bertemu di taman bermain untuk pertama kalinya dan memutuskan untuk saling memperkenalkan nama.
Lala menoleh, matanya mengarah pada wanita tua yang menjadi neneknya, seolah meminta jawaban dari yang dilihatnya. "Aduh senangnya melihat cucu kesayangan nenek punya temen," wanita tua itu mengeluarkan uang 10 ribu rupiah lalu memberikan kepada Bima.
"Bima, Nenek Jula titip Lala ya..Nanti kalau kalian haus bisa beli minuman pakai uang ini.Lala belum tau lingkungan sini jadi nenek minta tolong sama Bima ya, bisa kan?" anggukan percaya diri dari Bima, Tangannya mengambil uang yang diberikan oleh Nenek Jula.
"Bima kan Laki-laki, jadi Nenek Jula bisa percaya sama Bima." ucapnya dengan mata yang berbinar.
Wanita tua itu mengangguk setuju, "Lala jangan jauh-jauh dari Bima ya, nenek tunggu dirumah." matanya melirik Bima, "Bima tau Rumah Nenek Jula kan?" tanyanya.
"Tentu, Rumah ber-cat Putih dan pagar berwarna hitam bercampur warna emas." jawab Bima dengan serius. Wanita tua itu tersenyum, "betul," katanya sambil mencium pucuk kepala Lala dan Bima secara bergantian sebelum kembali masuk kedalam mobil.
"Pulang sebelum matahari terbenam ya sayang," pamitnya sembari menutup pintu mobil.
"Hati-hati dijalan Nenek Jula," Bima melambaikan tangannya dan diikuti dengan Lala. mereka terus melambai sampai mobil sedan Hitam itu menghilang dari jangkauan mata mereka.
Bima meraih tangan Lala den menggandengnya, mengajaknya menghampiri teman yang lain. "Ayo kita kenalan sama yang lain." Lala menggangguk lalu berjalan dibelakang Bima, mengikutinya.
Taman bermain itu berada tidak jauh dari rumah Bima, tidak heran Bima kenal dengan semua anak disana, karna mereka selalu main bersama disetiap sore. begitupun dengan rumah nenek Jula, rumah wanita tua itu hanya selisih 3 rumah dari rumah Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima dengan janjinya
Romance"Pokoknya kalau ada apa-apa, kasih tau aku ya.. aku akan datang secepat mungkin," tangan lainya mengambil tangan Lala. Mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Lala. "Bima dengan Janjinya," Ucap Bima dengan senyuman gigi. -Bima dengan Janjinya...