Fucking Elevator

5.3K 14 0
                                    

Kata orang, ciuman pertama kita adalah salah satu hal yang tidak bisa kita lupakan. Sama halnya dengan cinta pertama. Juga bercinta untuk yang pertama kalinya.

SALAH.

Semua pendapat itu tidak berlaku bagi Marsha, setidaknya sampai tadi malam. Saat ia sedang menahan lelah dan kantuk karena seharian mengurus berbagai keperluan untuk apartemen barunya, tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi tegap masuk ke dalam lift. Marsha tidak peduli dengan keberadaan pria itu. Sampai akhirnya pria itu membalikkan badan dan mendorong tubuh Marsha dan menahannya di antara dinding lift.

Marsha yang tingginya hanya sepundak pria kaukasian itu terkesiap. What did I do???

Sementara pria itu menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Marsha. Aroma alkohol tercium dari mulut pria itu. Sebelum Marsha bisa mengelak, pria itu sudah melumat bibirnya. Mengulum bibir ranum yang dipoles dengan lipbalm beraroma cherry. Mengisapnya seolah ada madu yang keluar. Lidahnya bergelut dengan lidah Marsha, saling menyedot satu sama lain.

Marsha yang awalnya mengatupkan bibirnya rapat-rapat akhirnya ikut terbawa dalam permainan lidah pria itu. Tangan kanannya memegang kepala Marsha, meremas pelan rambut panjangnya yang tergerai bebas. Sementara tangan kirinya perlahan turun ke arah pantat gadis itu.

Tangan kekar pria itu meremas-remas pantat Marsha yang sintal. Menamparnya hingga membuat Marsha terkejut namun tidak mampu menolaknya. Tangan itu lalu dengan luwes menyelinap di antara selangkangan Marsha.

Sialnya saat itu Marsha mengenakan rok pendek sehingga pria itu dengan mudah menggeser celana dalam Marsha dan menggesek-gesekkan jari panjangnya di antara labianya.

"Aaahhh ... mmmhhh," Marsha tidak kuasa untuk tidak mendesah. Ia melihat pria itu tersenyum. Seolah merupakan tanda kemenangan baginya.

Jari itu dengan lihai memainkan klitoris Marsha. Sementara bibir pria itu menelusuri leher Marsha yang jenjang. Mengecupnya kecil. Sesekali menjilatnya hingga membuat Marsha menengadahkan kepalanya. Tubuhnya menuntut untuk diberi rangsangan yang lebih dahsyat lagi.

Ketika Marsha sedang terbuai dengan rangsangan itu, tiba-tiba dua jari pria itu menerabas masuk ke liang vaginanya yang sudah basah.

"So fucking wet, baby ..." bisik pria itu sambil menggerak-gerakkan dua jarinya di dalam vagina Marsha.

Kaki Marsha terasa tidak sanggup lagi menapak sehingga ia menyandarkan tubuhnya ke dinding lift. Ketidaksanggupan itu disadari oleh sang pria. Sembari telunjuk dan jari tengahnya menggauli vagina Marsha, ibu jari pria itu mengusap-usap klitoris Marsha yang menghasilkan lenguhan luar biasa dari bibir gadis itu.

Cllk ... clk ... clk .. cllkkk ... suara jari pria itu beradu dengan liang senggama Marsha yang sudah sangat basah.

Seperti sedang dikejar sesuatu, pria itu mencepatkan ritme permainannya. Membuat Marsha semakin melayang menuju puncak kenikmatan. Tangannya yang memeluk punggung pria itu semakin dikencangkannya.

Tubuhnya terasa terbakar. Liang senggamanya semakin becek. Otot vaginanya semakin menolak untuk rileks hingga akhirnya ...

"Fuckkkk ...." Marsha melenguh keras seiring dengan cairan kenikmatannya menyembur dari vagina. Seumur hidup belum pernah Marsha mengalami orgasme sedahsyat ini hanya dengan permainan satu tangan.

Lantai lift itu terlihat basah karena cairan vagina Marsha. Pria itu menatap puas wajah Marsha yang kemerahan. Dadanya naik turun mengatur nafas.

Sialnya bel lift tiba-tiba berdenting. Pria itu menyeringai. Ia mencabut jarinya dari kemaluan Marsha dan menjilat sisa-sisa cairan cinta Marsha sampai habis tak bersisa. Lantas dengan mudahnya pria itu melenggang keluar lift. Meninggalkan Marsha dan sisa-sisa kenikmatannya.

Tubuh Marsha melorot hingga ia duduk di lantai lift yang basah. Pintu lift menutup kembali dan pria itu tidak menoleh kebelakang untuk melihat Marsha lagi.
Masih ada dua lantai lagi untuk sampai ke lantai unitnya setelah melewati sepuluh lantai penuh gairah bersama pria yang tidak dikenalnya itu.

Marsha's Story - 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang