4

1.9K 226 68
                                    

Cahaya rembulan malam tampak bersinar dengan redup. Awan mendung menutupi sisi bulan purnama hingga terlihat seperti bulan sabit.

Langkah kaki panjangnya menggema di seluruh ruangan kosong yang tampak menyeramkan dan tidak terurus.

Dongjun menghela nafas berat saat melihat sekeliling nya . Rumah keluarga Ye ini benar benar membuat nya ingin pergi ke masa lalu.

Masa dimana dirinya masih bersama dengan Yun ge. Dan masa dimana dirinya bisa bermain dengan bebas seperti seekor burung merpati.

Alasan kenapa Dongjun pergi ke rumah keluarga Ye adalah. Dirinya ingin mengenang masa lalu dan mengunjungi makam keluarga Ye.

Jasad paman dan bibi sama sekali tidak ditemukan. Begitupun dengan jasad Ye Yun , karena itulah Dongjun hanya bisa ke sini jika merindukan mereka semua.

"Paman , bibi , Yun ge aku datang berkunjung" ucap Dongjun kemudian menuangkan arak dalam botol yang selalu dirinya bawa.

Tanpa disadari oleh Dongjun dari tadi ada sebuah mata indah yang terus mengikuti pergerakan nya.

Ye Dingzhi atau Ye Yun sebenarnya berada di rumah keluarga nya. Dirinya berniat untuk melihat keadaan rumahnya serta mengunjungi makam kedua orang tuanya.

Tapi tidak pernah sekalipun ia sangka bahwa ia akan bertemu kembali dengan Dongjun di sini. Apalagi adiknya itu terlihat sedih dan juga muram.

"Apa yang terjadi Dongjun. Kenapa kau terlihat sedih" lirihnya tanpa suara.

Sedangkan Dongjun mendudukkan dirinya di atas rumput kering yang memenuhi rumah kosong itu. Disandarkan tubuhnya pada batang kayu kering di belakangnya.

Tidak memperdulikan jika nanti pakaiannya akan kotor. Pemuda cantik itu hanya ingin mengenang masa lalu nya dengan tenang.

Dongjun menutup mata indah nya sejenak untuk menenangkan diri nya. Tidak bisa dipungkiri bahwa ia sangat emosional saat ini.

"Hisk.... Yun ....hisk....ge ....aku merindukan mu" isaknya pelan.

Dongjun membiarkan air mata nya mengalir deras tanpa suara. Mengikuti perasaan nya yang saat ini sedang kacau.

Meskipun selama ini dirinya selalu terlihat baik baik saja. Nyatanya ia butuh sandaran untuk menenangkan hatinya serta jiwa nya.

Tapi bagaimana dia bisa menyandarkan hatinya. Jika orang yang diharapkan nya malah pergi meninggalkan nya untuk selamanya.

Ye Dingzhi yang melihat kejadian itu tidak bisa menahan diri nya. Akhirnya pemuda tampan itu mendekati Dongjun yang masih terisak pelan .

Semakin dekat dengan Dongjun Dingzhi bisa melihat betapa rapuhnya pemuda cantik itu. Jujur saja hatinya berdenyut sakit saat melihat kondisi Dongjun saat ini.

"Dongjun" panggil nya pelan .

Dongjun yang mendengar suara lirih itu pun mendongak. Entah sadar atau tidak pemuda cantik itu membelalakkan matanya saat melihat wajah Ye Dingzhi.

"Yun ge apakah ini kau" tanya Dongjun penuh harapan.

Ye Dingzhi yang mendengar itu hanya tersenyum paksa. Serindu itukah Dongjun padanya hingga suaranya dipenuhi oleh harapan.

Ye Dingzhi kemudian mendudukkan dirinya di hadapan Dongjun. Dirinya mengelus pelan pipi Dongjun serta tersenyum tipis.

"Iya Dongjun ini aku" ucapnya pelan.

Dongjun menutup mata indah nya menikmati elusan di pipinya. Mimpinya benar benar menjadi kenyataan.

Yun ge nya benar benar menemuinya walaupun hanya mimpi. Dongjun sudah puas bisa melihat wajahnya dan juga bisa merasakannya.

The Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang