6

1K 170 83
                                    

Semilir angin sejuk menerbangkan beberapa helai dedaunan kering. Angin sejuk itu juga menemani langkah kaki pemuda tampan yang membawa sebuah payung hitam.

Dirinya mengedarkan pandangannya ke sekeliling nya. Dan menghela nafas panjang saat dirasa jika orang yang dirinya cari tidak ada.

"Kemana orang itu. Selalu saja menghilang entah kemana" gumamnya lirih.

Srak.

Mendengar suara itu pemuda itu langsung menoleh. Dan mendapati seorang pemuda tampan rupawan membawa sebuah pedang panjang berjalan santai.

Dirinya mengerutkan keningnya saat merasakan aura tidak biasa dari pemuda itu. Pakaiannya memang seperti seorang pengembara tapi tidak dengan aura nya yang seperti seorang bangsawan.

Ye Dingzhi sedang berjalan santai menuju ke arah tempat ujian akademi tuan Li berlangsung. Dirinya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dongjun nya.

Dirinya menghentikan langkahnya saat melihat wajah yang familiar.

"Su Muyu " ucap Ye Dingzhi penuh keterkejutan.

Siapa yang tidak mengenal pemuda tampan yang selalu membawa payung hitam itu. Seorang pembunuh terkenal dari sungai gelap.

Tapi yang membuat Ye Dingzhi bingung adalah kenapa dirinya sendiri. Biasanya Su Muyu selalu bersama dengan temannya yang kalau tidak salah namanya adalah Su Changhe.

"Siapa kau dan apa urusanmu berada di tempat ini " Su Muyu sudah mengacungkan payung hitam nya pada Ye Dingzhi.

"Aku hanya seorang pengembara yang ingin berguru pada tuan Li" jawab Ye Dingzhi tenang.

Dirinya sama sekali tidak mau memiliki masalah dengan orang itu. Bukan karena takut tapi tidak ingin membuat musuh baru apalagi memulai pertarungan yang tidak berguna.

Su Muyu langsung menurunkan payung hitam nya saat dirasa jika pemuda tampan itu tidak berniat untuk berkelahi dengan dirinya.

"Baiklah kalau begitu. Silahkan kau lanjutkan perjalananmu" ucap Su Muyu.

Ye Dingzhi tidak langsung menuruti perintah itu. Dirinya malah memandang wajah Su Muyu dengan pandangan yang sulit diartikan.

Sebenarnya bukan tanpa alasan ia melakukan hal itu. Tapi kondisi Su Muyu seperti orang yang butuh sandaran untuk mendengarkan isi hatinya.

"Maaf sebelumnya jika pertanyaan ku menyinggung mu. Tapi sepertinya kau sedang ada masalah jika berkenan aku bisa menjadi tempat bercerita mu" akhirnya Ye Dingzhi mengungkapkan isi hatinya.

Su Muyu memandang Ye Dingzhi heran kenapa orang itu bisa tahu bahwa dirinya sekarang sedang gundah gulana karena seseorang.

"Aku akan mengatakannya. Tapi kalau boleh tahu siapa namamu" ucap Su Muyu.

"Aku Ye Dingzhi"

"Kalau begitu lebih baik kita bicara di batu itu saja. Biar lebih leluasa" Su Muyu menunjuk sebuah batu di samping pohon bunga aprikot.

Ye Dingzhi mengangguk saja kemudian kedua pemuda tampan rupawan. Itu duduk di batu besar membuat orang yang berlalu lalang penasaran.

Bagaimana tidak walaupun mereka berdua memakai pakaian sederhana. Tapi wajah dan aura mereka sama sekali tidak sederhana.

Bahkan seperti seorang dewa yang turun dari langit.

( Btw visual Ye Dingzhi Ama Su Muyu yang di drak river emang ugal-ugalan ya🌹🌹🌹)

"Sebenarnya aku memiliki masalah dengan saudara seperguruan ku" ucap Su Muyu memulai pembicaraan.

( Mau tanya nih Su Muyu Ama Su Changhe saudara sedarah atau seperguruan.???? Soalnya aku nggak tahu)

The Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang