03. Andara Keylovly

51 4 6
                                    

Tok! Tok! Tok!

Andara angkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pahami, menatap pintu yang baru saja dibuka oleh salah satu pasien amnesianya tersebut. Elgard masuk ke dalamnya setelah ia tutup pintunya kembali, dan langsung mengambil duduk di berhadapan dengan Andara. Tak lupa ia juga tersenyum manis yang berakhir malah cengengesan saat senyumannya dibalas oleh dokter cantik tersebut,

"Lagi sibuk ya?"

Andara mengangkat segenggam dokumen di tangannya, "kamu terlalu senggang, ya?"

Elgard terkekeh pelan, lalu ia garuk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku bosen di kamar. Aku ngerjain laporan malah kena omel Ello, jadi aku jalan-jalan ajah deh, eh malah ketarik ke sini,"

Andara gelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. "Jadi kamu milih gangguin kerjaan calon istri kamu, ya? Dasar gabut,"

Lagi-lagi Elgard hanya cengengesan, lantas ia pun bangkit karena tak mau mengganggu Andara lebih dari ini. "Yaudah kamu lanjut lagi ajah,"

Pandangan Andara mengikuti kemana wajahnya bergerak,

Elgard keluarkan kopi kalengan yang ia beli di vending machine yang berada di lorong rumah sakit dari saku jaketnya lalu ia taruh di hadapan Andara, "aku cuman mau ngasih ini. Kamu udah sarapan kan,"

Andara mengambil kopi tersebut, membacanya sejenak untuk melihat rasa apa yang Elgard pilihkan untuknya, kemudian ia terkekeh seraya menatapnya, "jangan-jangan kamu yang naro bento di meja aku pagi ini, ya? Kok tau aku udah sarapan?"

Elgard turunkan kepalanya agar sejajar dengan Andara, lantas ia tersenyum hangat, yang entah kenapa? Andara menyukai sekali senyuman Alpaca yang jarang sekali orang miliki itu. "Banyak perawat yang ngomongin kamu, katanya kamu jarang sarapan. Maafin aku, ya," lalu ia elus puncak kepala Andara lembut,

Bukannya Andara risih, tapi ia belum terbiasa dimanja begini, spontan ia miringkan kepalanya. Elgard yang mengerti pun menarik kembali tangannya, dan berdiri sebagaimana mestinya,

"Kenapa kamu minta maaf?"

"Jelas salah aku. Selama ini aku sibuk kerja sampe nggak perhatiin kamu gimana-gimananya. Aku payah banget, ya,"

Andara mengatupkan bibirnya rapat, lalu ia buang napasnya sejenak,

Separah ini memang amnesianya,

"Udah nggak papah, kamu juga sibuk. Aku ngertiin kok, sekarang kamu udah perhatian kayak ginu aku seneng jadinya hehehe,"

Elgard menganggukkan kepalanya pelan. "Yaudah aku nggak mau ganggu kamu lagi," kepalanya kembali mendekat, dan--

Chu!

Andara mematung seperkian detik dengan matanya yang hampir saja keluar saat dahinya mendapat sapuan lembut dari bibir laki-laki tampan di hadapannya ini,

Elgard usapi lagi puncak kepalanya lembut sebelum ia benar-benar pergi, "aku balik, ya ke kamar. Nanti kalo kamu udah mau pulang jangan lupa telpon aku, biar Ello anterin kamu pulang."

Rona kemerahan muncul sudah di kedua pipinya yang jelita,

Jujur saja, mendapat perlakuan begini, membuat hati Andara cenat-cenut. Dia juga wanita yang sewaktu-waktu butuh tempat sandaran,

Mungkin karena dulu dia trauma terhadap yang namanya pacaran, jadi sampai detik ini Andara memilih untuk menjomblo,

Tapi Elgard sebaik ini,

Apa dia pantas mendapatkannya?

Pandangan Andara akhirnya turun setelah Elgard menutup kembali pintu ruangannya,

Last Memories - Jin X LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang