08. Reyhan Naraya

31 2 4
                                    

"Mah. Pah, kenapa sih kakek kok nggak sayang ama aku? Tapi kakek sayang banget ama Elgard? Kan, aku juga cucunya,"

Reyhan selalu saja hanya bisa gigit jari kalau kakeknya itu memanjakan Elgard,

Membanggakannya seolah-olah dia adalah cucu semata wayangnya,

Selalu memberinya cinta yang Reyhan juga ingin,

Kenapa harus Elgard melulu?!

"Han, ini kita bagi dua ajah yuk. Kakek mau kita berbagi,"

Sekotak ice cream rasa choco mint pemberian kakeknya saat dirinya diajak ke mini market barusan, mulai Elgard bagi ke dalam dua gelas yang sama ukurannya,

Reyhan mengembuskan napasnya jengkel, lalu ia tatap tajam Elgard yang masih sibuk membagi ice creamnya,

Ketika sudah penuh, Elgard memberikannya pada Reyhan, yang dimana bocah laki-laki itu malah menepisnya sampai ice creamnya jatuh berceceran dimana-mana,

Untung saja gelas yang Elgard ambil tadi berbahan plastik,

"Makan ajah sendiri!"

Elgard selalu begini. Selalu membagi apa yang ia miliki pada Reyhan. Sampai-sampai Reyhan merasa muak dengan segala kebaikannya!

Reyhan juga ingin diperhatikan oleh kakeknya, apalagi Mamah dan Papahnya juga lebih memerhatikan Elgard karena ingin dilihat oleh kakeknya,

Seperti Penjilat memang. Tapi nyatanya memang seperti itu!

Reyhan benci melihatnya.

Baginya, kehidupannya yang seperti ini, sudah seperti siksaan baginya. Entah semua ini kapan bisa berakhir?

"Papah. Mamah. Kek, kenapa Papah ama Mamah nggak mau bangun, Kek?"

Baru kali ini Reyhan bisa merasa bahagia,

Melihat Elgard yang menangis tersedu-sedu memeluki jasad orang tuanya yang sudah tak bernyawa,

Dan dimulai dari hari ini, kehidupan yang Reyhan dambakan terwujud,

Meksipun dulu rumahnya jauh dengan rumah utama--yang dimana, rumah utama yang bak istana ini tentunya menjadi kediaman Elgard sejak lahir,

Akhirnya Reyhan beserta keluarganya pindah kemari. Alih-alih untuk merawat Elgard yang kini menjadi yatim-piatu,

Roda nasibnya benar-benar berputar. Dan Reyhan berada di atas segala hal yang ia inginkan.

Segala perhatian semua tertuju padanya,

Bahkan Elgard yang kian menjadi gila dari hari ke hari, semakin menambah kesan sedap di hidupnya.

"El, kamu apa-apaan sih!"

Last Memories - Jin X LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang