Soobin memperhatikan Yeonjun yang tertidur dengan tenang di tempat tidurnya. Melihat sosok mungilnya meringkuk di kamar tidurnya membawa rasa puas dan sensasi aneh di hatinya. Ia berdiri sejenak dalam keheningan kamar mewah itu, pikirannya dipenuhi dengan pikiran tentang perubahan yang terjadi pada malamnya.
Dia membawa pulang seorang asing yang sedang hamil, seseorang yang tidak dikenalnya sama sekali, tetapi ada sesuatu tentang pria itu yang membangkitkan rasa protektif yang tidak diketahui dalam dirinya. Dia sendiri tidak dapat memahaminya.
Sambil mendesah pelan,Soobin bersandar di kusen pintu.
Pikiran tentang pria hamil itu yang ditinggalkan oleh keluarganya sendiri, dibiarkan berkeliaran di jalanan sendirian, memicu kemarahannya. Soobin mengatupkan rahang dan mengepalkan tinjunya, tetapi pemandangannya yang tertidur dengan damai di tempat tidurnya juga memberinya rasa puas.Soobin mendapati dirinya tertarik pada fitur-fiturnya yang halus, cara rambutnya yang lembut membingkai wajahnya, dan kepolosan yang masih melekat padanya meskipun keadaan sulit yang telah dialaminya. Ia mengulurkan tangan dan dengan lembut menyingkirkan sehelai rambut dari dahinya, sentuhannya selembut mungkin agar tidak mengganggu tidurnya.
"cantik.." gumam soobin dengan suara berat nya dengan senyuman tipis terlukis di wajah nya. "kasihan, pasti capek ya?"
Soobin tau bahwa dia harus segera mencari solusi yang lebih baik untuknya, tetapi untuk saat ini, dia merasa anehnya puas dengan kehadirannya di rumahnya, setidaknya untuk malam ini.
˚‧⁺ ・ ˖ ·˚ ౨ৎ ⋆。˚ ⋆ ˚‧⁺
Mata Soobin terbuka perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya pagi. Kerutan bingung terbentuk di wajahnya saat ia menyadari ketidakhadiran yeonjun di tempat tidurnya. Ia duduk, menyisir rambutnya yang kusut, dan mendengarkan dengan saksama. Aroma samar makanan yang tercium di udara membangkitkan minatnya, dan senyum kecil tersungging di sudut bibirnya.
Soobin bangun dari tempat tidur, meregangkan tubuhnya yang tinggi, dan mengikuti aroma itu ke dapur.
Saat memasuki dapurnya, ia melihat Yeonjun bekerja tekun di depan kompor, tubuhnya yang langsing bergerak lincah saat menyiapkan sarapan. Pemandangan Yeonjun yang sedang memasak di dapurnya sungguh tak terduga, tetapi ia merasa itu menggemaskan.
Soobin bersandar santai di ambang pintu, lengannya disilangkan di dada, dan memperhatikannya sejenak tanpa berkata apa-apa.
Senyum kecil tersungging di bibir Soobin saat ia melihat pemandangan di hadapannya. Ia tidak pernah menyangka akan menemukan orang asing yang sedang hamil mengaduk-aduk dapurnya, memasak sarapan. Namun, di sanalah yeonjun berada, tangan mungilnya dengan hati-hati membalik-balik pancake di atas kompor seolah-olah ia sudah lama tinggal di sana. Pemandangan yang anehnya mengharukan. Soobin akhirnya berbicara dengan suara beratnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan, hm?"
Yeonjun seketika terkejut mendengar suara soobin tiba-tiba. Ia menoleh ke belakang dan melihat Soobin berdiri di ambang pintu dengan kedua lengan disilangkan di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're the right partner || soobjun
No FicciónYou and I met somewhere and it turned out you were my life partner.