02. Bukan Siluman Buaya Putih

42 10 11
                                    

Pertemuan hari itu membekas di pikiran Sangga. Bagaimana pun tidak pernah dia sangka kalau anak perempuan Mak Endah sungguh secantik itu, dan baru dia ketahui kalau di rumah Mak Endah ada anak laki-laki gagah. Baru belakangan ini suka nge-gym, hobinya membesarkan otot, makanya setiap pagi terlihat selalu tanpa baju dan olahraga.

Laki-laki yang Sangga kira jelmaan siang si perempuan cantik itu.

"Namanya Gyana Gantari, dia bukan anaknya Mak Endah."

Semua orang, termasuk Sangga sibuk mendengarkan cerita Putri—anak kos yang tinggal di lantai dua. Keanu tampak tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

"Bohong banget, mukanya mirip sama Pak Haji."

Putri berdecak. "Dia keponakannya Pak Haji, makanya masih mirip."

Semua kompak mengangguk.

"Bukan orang Bandung, aslinya tinggal di Garut, kemari karena libur kuliah."

"Hah? Seumuran sama lo, Put?"

Putri mengangguk mantap.

Dedi menimpal, "Gue kira seumuran gue. Masih muda banget ternyata. Lo umur berapa sih, Put?"

"21 tahun ini. Kenapa? Muka gue keliatan tua, Kak?"

"Iya, gue mau bilang gitu."

Putri menimpuk Dedi dengan bungkus kuaci.

"Jadi dia di sini cuma liburan aja?" tanya Keanu sekali lagi.

"Iya, dia kuliah di Kawarang sih katanya, cuma suka pulang ke Garut. Di Bandung nemenin Mak Endah ikut zumba, terus disuruh Pak Haji ngajarin si Yusuf biar masuk kedinasan gitu katanya."

"Kok lo akrab banget, Put sama dia?"

Putri menyeringai. "Kita pernah boncengan bareng ke toko Atik, nyari barang buat di kosan. Orangnya asyik loh, baik, ramah. Cuma emang suka agak galak aja."

Keanu menyenggol bahu Sangga. "Ikut yuk, Ngga."

Sangga bingung. "Ke mana?"

"Zumba."

Sangga mundur, menepis tangan Keanu. "Nggak mau saya. Masa ikut zumba sih."

"Ih biar bisa kenalan sama anaknya Mak Endah."

"Malu saya. Nggak punya baju zumba juga."

Keanu menepuk jidat. "Ya kali kita berdua pake legging ketat. Maksud gue, kita harus akting pura-pura nggak sengaja ketemu gitu. Kayak FTP SCTP."

"SCTV," ralat Sangga.

Keanu menatap datar. "Diem, mulut orang Sunda ini."

Sangga agak ragu. Namun Keanu menepuk punggungnya keras.

"Cinta harus diusahakan, Bos!"

♧♧♧

Pagi itu, Sangga sudah siap dengan training bekas SMA yang masih muat, cuma sekarang lebih mirip jogger pants karena agak cingkrang. Kaos polos warna abu-abu dan sepatu bukan olahraga. Dia mengikat tali sepatunya di depan kamar kos selagi menunggu Keanu yang masih siap-siap di dalam.

"Makasih juga, Put. Duluan ya."

Sangga terdiam. Astaga.. suara itu!

"Aa' Sangga ya?"

Sangga menoleh kikuk, mencoba tersenyum manis tapi malah terlihat lebih seperti senyuman psikopat. Gyana agak terkejut.

Kosan Biro JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang