Epilog Part 2

306 9 1
                                    

Pasangannya mulai dengan mengoleskan sabun ke tangan, lalu perlahan-lahan memindahkan perhatiannya ke dada Dion. Ia memulai dari bagian atas dada Dion, tempat otot-otot pectoral Dion menonjol dengan jelas. Jari-jari pasangannya merayap di sepanjang otot-otot tersebut, mengikuti garis-garis tegas yang dibentuk oleh latihan keras. Sabun berbusa di bawah sentuhan itu, melumuri kulit Dion dengan lembut dan menyelimuti otot-ototnya yang kokoh.

Pasangannya menggerakkan tangan dengan rakus, merasakan setiap serat otot yang memadat di bawah kulit Dion. Kekerasan otot pectoral Dion terasa hangat, dada montoknya membentuk kubah sempurna yang menonjol jauh dari tubuhnya. 

Saat tangan pasangannya bergerak turun, dia memijat bagian bawah otot dada Dion, mengikuti lekukan yang dalam di tempat sambungan otot dengan tulang rusuk. Otot-otot tersebut begitu penuh dan berisi hingga menimbulkan bayangan di bawahnya, sebuah pemandangan yang mengundang kekaguman. Pasangannya berhenti sejenak, menikmati pemandangan sebelum melanjutkan proses di lipatan di bagian bawah otot, tempat otot dada bertemu dengan rusuk, terlihat seperti lekukan alami yang indah, menandakan betapa montok dan terdefinisinya dada Dion. Pasangannya tidak melewatkan bagian ini, jari-jari lembut menyelinap di sepanjang lipatan tersebut, membersihkan dengan teliti setiap celah yang ada.

Setelah selesai dengan bagian bawah dada, tangan pasangannya naik kembali, mengelus bagian tengah otot pectoral, tempat dimana otot-otot tersebut paling menonjol dan membludak. 

Ketika jari-jari ramping pasangannya mencapai puting Dion, dia berhenti sejenak, seolah-olah menghargai betapa istimewanya titik ini. Puting Dion, yang berwarna coklat tua dan berukuran besar, telah sering menjadi objek permainan dan kini membengkak, siap menerima sentuhan lebih lanjut. Dengan gerakan lembut namun tegas, pasangannya mulai mencubit dan menarik puting tersebut, membuatnya menegang di bawah tekanan yang bertambah.

Dion menggigit bibirnya, berusaha menahan desahan yang hampir saja keluar, sementara gelombang kenikmatan menyusuri tubuhnya seperti aliran listrik yang panas. Setiap tarikan, setiap cubitan seolah-olah mengirimkan getaran ke seluruh tubuhnya, membuat otot-ototnya yang besar dan kekar bergetar seolah-olah disentuh oleh tangan tak terlihat.

"Putingmu ini luar biasa sensitif, sayang," bisik pasangannya dengan nada menggoda, suaranya meneteskan kekuasaan yang lembut namun tak terelakkan. "Aku suka melihatmu menahan rasa sakit ini." Dion merasakan tubuhnya melemah di bawah sentuhan pasangannya, tapi di balik rasa sakit yang semakin dalam, ada kebahagiaan yang tak tertandingi yang mengalir seperti gelombang hangat dari hatinya ke seluruh tubuhnya.

Sementara putingnya disiksa, Dion melayang dalam pikirannya, teringat betapa berbeda pengalaman ini dibandingkan dengan latihan-latihan keras yang pernah ia alami bersama Neo dan Broto. Neo, dengan ketelitian dan kedisiplinannya yang tak tertandingi, pernah mengajarinya tentang ketahanan dan pengabdian dalam situasi ekstrem.

"Aku bisa menahan apapun untukmu," jawab Dion dengan suara bergetar, penuh dengan pengabdian dan keikhlasan yang begitu dalam. Dia tahu, bahwa apa yang terjadi adalah bentuk cinta yang murni, sebuah ekspresi dari dominasi yang lembut namun kuat.

Pasangannya, wajahnya kini bercampur antara determinasi dan kekaguman yang hampir sama besar, mengangkat tangannya, bersiap untuk memberikan tamparan berikutnya. Ketika tangan itu turun, telapak yang terbuka menghantam dada Dion dengan keras, menciptakan suara yang menggema di kamar mandi.

PLAK!!!

Otot-otot pectoral Dion yang besar bergetar hebat di bawah pukulan tersebut, kulitnya yang sudah memerah semakin memperlihatkan intensitas dari setiap tamparan. Setiap serat ototnya yang tegang menyalurkan gelombang rasa sakit yang menjalar dari dada hingga ke seluruh tubuhnya. Tapi bagi Dion, rasa sakit ini bukan sekadar rasa sakit; ini adalah bahasa cinta yang paling murni, sebuah cara bagi pasangannya untuk mengekspresikan kekuasaannya dan perasaan mendalam yang mereka bagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mak ComblangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang