𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟒 𝑲𝒚𝒍𝒆𝒓 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA. ⚠️
Musik adalah suatu keindahan yang membuat pendengarnya terbawa akan perasaan. Nada-nada yang di susun sedemikian rupa. Setiap musik memiliki makna. Begitu m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hehe, lova masih ngerasa baru kemarin update ternyata udah seminggu.
Double up!
Rune berada di sebelah istrinya yang terbaring lemah tidak sadarkan diri. Pria itu tak tidur. Matanya pun sembab karena terlalu banyak menangis. Rune tidak memalingkan matanya dari garis patient monitor. Takut jika garis yang bergelombang itu sewaktu-waktu akan berubah menjadi garis lurus. Tidak ada yang lebih berharga di dalam hidupnya selain Aily. Kyler lebih takut kehilangan pasangannya dari pada orangtua atau anaknya.
"Aily ... Kumohon bangunlah. Apa kau tidak bosan tidur selama ini? Apa kau tidak merindukan ku Aily? Aku sangat merindukanmu sayang."
Aily— Dunianya sedang tidak baik-baik saja. Andai saja jika yang melakukan ini orang lain. Maka saat ini juga Rune langsung membunuhnya. Merobek-robek kulitnya. Kemudian memotong tiap bagian tubuhnya hidup-hidup.
"Aku ingin melihat mu tersenyum. Kembalilah padaku Aily. Kumohon ... Jangan tinggalkan aku."
Rune memeluk tangan Aily dengan erat. Takut akan kepergian dirinya.
"Aily ... Kapan kau akan membuka matamu sayang?'
"Rune?"
Kepala Rune terangkat. Dia mendengar suara istrinya. "Aily?" Ketakutan yang menyelimutinya menghilang melihat kedua mata Aily yang tertutup sudah terbuka. "Aku tahu! Aku tau kau akan kembali! Kau tidak bisa tanpa izin ku!" Rune mendaratkan kecupan di kening istrinya.
Aily masih merasakan sakit di perutnya. Bergerak sedikit saja perutnya terasa seperti tertusuk jarum. Aily merasa sangat bahagia. Di cintai oleh pria seperti suaminya. Yang tidak akan pernah mengkhianati cintanya. Selalu ada bersamanya. "Kau terlihat kacau. Apa kau belum tidur Rune?"
"Honey, Bagaimana aku bisa tidur sementara aku belum melihat mu membuka mata."
Aily tersenyum tipis. Ia ingin menanyakan soal Aloisia. Namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat. Tidak masalah, dia akan tetap bertanya. "Sia?"
Sorot mata Rune berubah tajam begitu Aily memanggil Aloisia.
Hanya memanggil namanya. Berhasil membuat Rune marah. Aily tetap bertanya. Dia juga merasa khawatir. "Jangan marah padanya Rune."
"Dia menusuk mu!'
"Itu karena dia merasa putus asa. Kau dengar sendiri bukan? Dia bilang 'aku menusuk ibu ku seperti kau menusuk ibu ku'. Archie ... Bagaimana bisa dia setega itu membunuh wanita yang sudah melahirkan pasangannya. Seorang anak yang melihat ibunya di lukai dan mendengar teriakannya yang kesakitan. Kelakuan Archie itu membawa trauma mendalam yang berakhir menjadi kemarahan Rune. Kau bilang ingin pergi ke Denmark menjemputnya. Tapi apa yang kau lakukan?! Keterlambatan mu membuat Archie membunuh ibu Sia."
"Aily ... Archie dendam pada ibunya. Begitu papa sampai ke rumah Sia Turin. Papa melihat Archie dengan tubuh yang terikat oleh tali dan rantai. Perutnya di tusuk dengan pisau. Karena ibunya tidak merestui Archie."