02. Kenalan?

531 30 7
                                    

Halo guys!!

Up lagi nich 🥰

Happy reading ❤️

°°°°°

Tok tok tok

Ceklek

"Ray ad--."

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, sebuah isyarat agar tidak berisik lebih dulu Ia dapatkan. Pemuda yang selisih umur satu tahun itu kembali mengucapkan kalimatnya yang tertunda dengan bisikan.

"Temen Lo di bawah."

"Suruh masuk kesini aja." Jawab Raya juga dengan bisikan.

"Ngapain sih Ray?" Tanya Altaf yang sekarang bukan lagi dengan bisikan. Bingung melihat kakaknya Raya, tidur dengan membelakangi pintu kamar.

"Kepo banget. Udah sana-sana." Usir Raya mengibaskan tangannya.

"Ares mana? Mau gue ajak keluar." Altaf berjalan mendekati Raya yang tertidur di kasur queen size nya.

"Lagi tidur. Lo ngapain kesini sih? Sana-sana, Ares lagi nyusu anjir." Ujar Raya sedikit was was, takut jika Altaf tidak sengaja melihat asetnya.

Ananta Altaf Pradipta Aldebaran, pemuda yang tak pernah tersentuh, dan bersikap dingin kepada siapa saja. Namun hal itu tidak berlaku jika Ia sedang bersama Raya, kakaknya.

"Ooh. Yaudah gue suruh masuk aja ya. Nanti sekalian gue panggilin sus Ira buat bawa Ares ke kamarnya." Altaf melangkahkan kakinya keluar dari kamar Raya.

Setelah memastikan Altaf sudah keluar dari kamarnya dan Ares benar-benar tertidur, Raya melepaskan pangutan mulut Ares dengan perlahan. Setelah berhasil, Ia bernapas lega, sungguh sekarang dadanya terasa perih.

Ceklek

"Raya! Liat gue bawa apaa!!"

Baru akan turun dari kasurnya, sebuah teriakan tiba-tiba menggema di seluruh sudut kamarnya, membuat Ares yang tadinya sudah tertidur sekarang menangis dan kembali terbangun.

Raya membuang nafasnya kasar. Ia sudah sangat lelah berusaha agar Ares tertidur. Tapi apa-apaan ini? Usahanya yang membutuhkan waktu satu jam lebih kini tak berarti apa-apa.

Raya memelototi sahabatnya yang berdiri di depan pintu kamar sedang menyengir memperlihatkan deretan giginya. Ia kembali berbaring di samping Ares dan mulai menyusuinya lagi. Velyn yang berada di samping Cessa menginjak kaki sahabatnya dan mencubit bahunya. Selalu saja Cessa begini, tak tahu salam dan sopan santun.

Sekitar lima menit Ares kembali terlelap. Raya turun dari kasurnya perlahan menuju ke arah pintu untuk mempersilahkan seorang baby sitter masuk dan membawa Ares ke kamarnya. Raya tau orang yang sedang berada di balik pintu kamarnya sekarang tidak berani mengetuk pintu karena tadi terdengar Ares sedang menangis.

Setelah memastikan Ares benar-benar di bawa ke kamarnya dan tidak terbangun lagi, Raya menutup pintu dan kembali masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan dirinya di kasur. Cessa dan Velyn yang tadi hanya terdiam menghampiri Raya dan ikut bergabung dikasurnya.

Still Stay mine‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang