Chapter 8

1 0 0
                                    


Yuna selesai bersiap-siap untuk bermain bersama Kai. Ia terhenti di depan kalender untuk melihat tanggal pada hari ini. Terdapat tanda bulat dan bertuliskan

Hari bermain bersama Kai

Ia pun tersenyum dan langsung keluar dari rumahnya.

Yuna berjalan ke tempat janjian yang kemarin sudah mereka sepakati lewat chat.

**Kemarin malam

Kai: "Kita ketemuan di taman dekat rumah kamu yah"

Yuna: "Oke.. Kita mau kemana ya?"

Kai: "Aku ingin ketempat taman bermain terbesar di negara ini bersamamu"

Yuna: "Wah.. aku tidak sabar menunggunya"

**

Yuna melihat Kai yang sedang menunggunya di taman. Ia sangat senang melihat Kai yang seperti tidak sabar untuk bertemu dengannya. Ia pun berlari ke arah Kai.

"Kaiii" sambil melambaikan tangannya.

Kai melihat Yuna yang sedang berlari dengan rambut yang terkibas-kibas membuat hatinya kembali berdebar.

"Cantiknyaa" gumam Kai.

"Kau sudah lama menunggu?" tanya Yuna.

"Tidak, aku baru saja sampai"

Mereka pun langsung berangkat ketempat taman main terbesar di negaranya tersebut.

Disana mereka menghabis waktu bersama seharian dengan bermain berbagai macam permainan, yang kemudian di selingi dengan makan ini dan itu. Keduanya nampak sangat bahagia layaknya sepasang kekasih, yang pada kenyataannya saat ini mereka belum mempunyai hubungan apa pun.

Mereka juga mengambil beberapa foto berdua untuk dijadikan sebagai kenangan.

Sampai akhirnya malam pun tiba. Mereka mulai berjalan kearah pintu keluar dan memutuskan untuk pulang. Namun ditengah-tengah perjalanan, Kai pun memberhentikan langkahnya tepat di depan permainan korsel. Melihat Kai berhenti, Yuna pun menghentikan langkahnya juga.

"Aku belum pernah sebahagia ini" ucap Kai.

"Aku juga" jawab Yuna sambil tersenyum.

Suasana saat itu sangat romantis. Mereka berada di bawah langit malam, disertai dengan terangnya lampu nuansa kuning keemasan yang sebagian besar berasal dari permainan korsel, besertandengan alunan lagu yang indah.

"Yuna, apakah kau mau menjadi pacarku?"

Yuna cukup kaget dengan pernyataan Kai tersebut. Iya sempat terdiam sebentar dan akhirnya menjawabnya tanpa ragu.

"Iyaa aku mau"

Kai menatap lembut Yuna dan langsung memberinya satu ciuman.

Perasaan Kai saat itu seperti terbang dan terlempar kepuncak awan. Itu pertama kalinya ia menunjukan isi hatinya bahkan hingga mencium perempuan yang ia suKai.

Setelah melepas ciumannya, meraka saling memandang dan tersenyum. Ia melihat Yuna begitu cantik bahkan melebihi Wendy dan Cinderella di film peterpan. Matanya begitu bersinar, dan pipinya berubah menjadi merah merona.

Tiba-tiba ada seorang penjual gulali kapas yang menghapiri kedua pasangan tersebut dan berkata

"Apakah kalian ingin difoto bersama disini? Saya akan membantu memotretnya"

Yuna pun mengeluarkan kamera polaroid miliknya dalam tas untuk diberikannya kepada penjual gulali kapas tersebut.

"Tentu saja"

Penjual gulali itu memotret sebanyak 4 kali, setelahnya ia mengembalikan kembali kamera dan hasil fotonya kepada Yuna.

"Terimakasih banyak" ucap mereka sambil tersenyum

Penjual gulali kapas itupun menjawab dengan tersenyum kembali dan membungkuk sebanyak 15 derajat.

Kai dan Yuna pun langsung berjalan ke arah pintu keluar.

"Sepertinya penjual gulali itu melihat kita dari tadi" ucap Yuna yang sepertinya merasa malu.

"Tidak apa haha"

Setelah sampai di depan rumah Yuna, Yuna memberikan 8 buah foto yang dari tadi mereka ambil selama di taman bermain tersebut kepada Kai. Yuna pun menyimpan 8 foto juga.

"Kita memotret sebanyak ini haha" tawa Kai.

Karena soal foto-memoto adalah hal yang asing baginya.

"Kau simpan baik-baik yah"

"Pasti"

"Terimakasih hari ini"

"Terimakasih jugatelah membuat kenangan bersamaku dan menerimaku sebagai pacarmu"


.

.

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PeterpanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang