Solar membopong thorn mendekat dengan teman-temannya yang lain untuk beristirahat dan menyelamatkan diri mereka.
Solar memberikan thorn pada Taufan, langsung saja Taufan mengelap sisa darah di wajah dan baju thorn dengan kain yang ia dapatkan.
Solar melihat sekeliling, ia terheran-heran. Dimana sori?
"Dimana sori?" Tanya nya, nada kekhawatiran terdengar jelas dari nada nya, spontan teman-temannya menghadap ke kiri dan ke kanan, namun tidak ada tanda tanda keberadaan sori di sana.
"Tadi dia ada di belakang ku, serius..." Supra panik, dia memutar otak sambil terus berfikir kemana menghilangnya sori.
'Apa dia.....'
Buru-buru supra menepis pikiran nya, dia kalut. Keadaan seperti ini memungkinkan keyakinan otak nya bahwa sori di culik. Tapi, hatinya tak yakin.
'Semoga kau oke ri, aku sangat khawatir'
"SUPRAAA AWAS!"
──SREET
Kerah baju supra di tarik frostfire, ia tertarik dengan cepat. Dan tepat saat ia tertarik peluru lewat persis di depan matanya.
━━SYUUUT
Dunia seakan berhenti bagi supra, ia terkesiap, hampir saja dirinya terkena peluru itu jika tidak di tarik frostfire.
"Apa yang kau lakukan! Kau ingin terkena peluru itu?!" Geram frost, nada nya sedikit meninggi dengan tatapan tajam nya.
"Maaf..."
Frostfire bergeming, tatapannya perlahan melunak. Dia menghela nafas berat, lalu memegang pundak kanan milik supra.
"Sudahlah, tidak usah difikirkan. Kau memikirkan dia hidup atau tidak tapi kau seperti itu, bagaimana jika ternyata ia baik-baik saja dan malah kau yang terluka karena tak fokus?"
Jantung supra berdegup kencang, benar juga. Jika ia seperti ini malah ia yang akan terluka..
Frostfire nyengir, gigi taring nya bahkan terlihat dengan jelas. Ia merangkul pundak supra lalu terkekeh kecil.
"Sudahlah, jangan gamon kayak anak kecil. Ayok, kita harus cari cara untuk keluar dari sini" senyuman nya kembali muncul, mata biru orange itu menyipit lekukan bibir itu terlihat jelas. Itu senyuman tulus dari seorang frostfire untuk temannya.
Supra tersenyum tipis, ya. Frostfire adalah teman yang tepat untuk membalikkan mood nya kembali.
****
Halilintar berdecih kesal, peluru miliknya habis sementara rara terus menembakinya tanpa berhenti.
Halilintar berusaha menghindari banyak nya peluru itu meskipun sudah setengah dari peluru yang terlempar mengenainya.
Bagian dari halilintar berbeda lagi dengan bagian Beliung yang sudah kewalahan menghadapi layla yang terus saja menyerang nya, dirinya hampir tersungkur saat mencoba menghindari kontak fisik antara cutter dan kulitnya.
Layla berdecih kesal, sungguh ini membuang-buang waktu miliknya, dengan cepat dia membuat gerakan memutar menendang lutut kaki milik beliung dan membuat nya jatuh.
BRUK!
Berhasil membuat beliung terjatuh, layla memegang kuat tangan beliung yang terus memberontak ingin di lepaskan, dirinya menaruh cutter itu tepat di samping leher beliung yang membuat nya langsung terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HC SCHOOL [END] [REVISI]
Mystery / Thriller『••~𝐇𝐂𝐒~••』 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘙𝘢𝘧𝘦𝘯𝘻𝘢, 𝘙𝘦𝘮𝘢𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘶𝘱𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘩𝘢𝘣𝘢𝘵 𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮�...