Lalu apakah kamu percaya? Menunggu sampai Yotha menelepon kembali, Aku hampir tertidur. Yang lebih memilukan adalah aku hanya mengatakan 'tidak ada'.Akhir-akhir ini, teman sekamarku berlatih keras untuk penampilannya di kontes kecantikan – kontes pria. Begitu aku kembali ke kamarku, aku berbaring di tempat tidur seolah-olah aku akan mati.
Bagiku, setelah kehilangan jiwa, kali ini lebih buruk dari sebelumnya. Berkali-kali saat aku terbangun, Kong berlari mengejarku dan memegangi kepalaku, karena aku sering berpisah dari rombongan saat berganti shift. Padahal aku berkata pada diriku sendiri untuk berhenti berpikir sampai mendapat jawaban pasti dari Yotha. Namun, aku tidak tahu kapan itu akan terjadi.
"Makan apa hari ini?" Sebuah pertanyaan super klasik terlontar dari mulut salah satu kelompok.
"Ayo pergi ke gedung departemen Sains. Terlalu malas untuk pergi jauh."
"Jadi, di industri mana kamu berencana untuk bekerja?"
"Sup mie fisika yang lezat. Gadis yang sangat cantik."
"Dasar kerbau. Kalau begitu ayo kita makan di gedung Fisika. Tai! Ayo berangkat kawan." Di akhir kalimat, teman-temanku berbalik untuk berbicara kepadaku. Sebenarnya akhir-akhir ini mereka sedang tidak mood untuk berbuat banyak, karena sibuk mengkhawatirkan hutang yang sangat besar yaitu diriku. Aku tahu aku menyebabkan masalah, namun sekeras apa pun mencoba memperbaikinya, masalah itu tidak kunjung membaik. Hanya lebih buruk.
Karena 2 shift pertama hari ini berada di gedung Sains, dan kelas naik ke lantai 5, guru di departemen mengizinkan siswa menggunakan lift dengan bebas. Namun pada saat-saat yang sangat ramai, kami fokus menggunakan tangga saja untuk menghemat waktu tunggu.
Buff!!!
Pintu lift terbuka. Akulah yang masuk lebih dulu. Hanya dalam sekejap, aku merasa telah melakukan kesalahan mengerikan sekali, karena ini ada orang yang ingin kutemui dan juga tidak ingin kutemui.
Terlambat!!
" Tai." Teriakan Kong membuatku segera menoleh ke belakang. Ruang di dalam lift penuh sehingga tidak ada yang bisa bergabung lagi.
Pikiranku yang sepersekian detik memerintahkanku untuk segera melangkah keluar. Tapi bukannya bisa melakukan apa yang di inginkan, Tanganku dipegang oleh orang lain.
Pintu lift ditutup sebelum turun. Kebisingan orang-orang di dalam terdengar lagi. Mungkin hanya aku dan Yotha yang masih diam, tidak membuka mulut untuk berkata apa pun.
Agak aneh karena kami jarang berbicara satu sama lain. Mungkin karena aku berusaha menghindarinya. Saat bertugas di logistik, aku juga berganti membantu di departemen lain agar orang lain tidak merasa risih. Tapi sekarang tidak bisa dihindari.
Hal~
Lift terbuka lagi setelah mencapai lantai bawah. Semua orang keluar, tapi kami berdua berdiri diam. Sesaat kemudian, pintu ditutup kembali. Karena tidak ada yang menghubungi nomor lantai, aku berhenti di satu tempat dan tidak bbergerak kemanapun
"Bagaimana kabarmu hari ini? Apa yang terjadi?" Aku akhirnya menahan napas dan bertanya terlebih dahulu.
Kami berdua tidak berani melakukan kontak mata, hanya menatap dinding di depan kami.
"Um. Bagaimana denganmu?"
"Tidak apa-apa." Keheningan kembali merajai, sebelum aku memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya mengenai permasalahan di hatiku. "Yotha..."
"Hmm?"
"Apakah belum ada jawabannya?"
"Belum."
"T...tidak apa-apa. Kalau begitu... aku pergi dulu. Kong mungkin sudah menunggu." Aku menarik pergelangan tanganku dari genggaman orang lain, lalu mengulurkan tanganku yang gemetar untuk membuka lift. Mungkin aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa selain terus maju tanpa ada niat untuk melihat ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] PF10L - YG
Romance✨DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL✨ Terdapat kata-kata rancu dan tidak jelas~ diup pelan-pelan. selamat menikmati ✨