[3] HEESEUNG

28 3 0
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. I ALMOST WISH WE NEVER MET

Aku tidak buta. Kedua obsidian abu-abu ku bahkan menangkap jelas pemandangan yang tersuguh hangat tepat di hadapan ku. Secara terang-terangan kekasih ku tengah memeluk gadis lain, membuat seantero kelas menatap ku heboh. Telinga ku mulai panas mendengar bisikan-bisikan negatif tentang diriku yang tak pernah dianggap oleh Heeseung. Laki-laki yang aku cintai.

Tidak ada yang bisa aku lakukan selain diam dan menahan rasa sakit ku seorang diri. Ia tengah memeluk sahabat masa kecil nya. Sosok yang selalu menjadi penghalang antara aku dan Heeseung. Apa yang seharusnya aku lakukan? menamparnya? mendorongnya? atau menjambak nya? sayang nya aku bukan tipe orang yang seperti itu.

Satu hal yang selalu aku perlihatkan hanyalah keterdiaman. Tanpa ekspresi apapun.

"Kau tidak marah?" tanya teman ku yang berlesung pipit. Ia memperlihatkan ekpresi khawatir sembari menyeruput jus di tangan nya.

Aku melirik nya dengan kedua ekor mata ku. Entah sudah ke berapa kali nya Jungwon menanyakan hal yang sama hampir tiap hari. "Tidak." Saut ku sekenanya.

"Kau bohong. Mata mu merah, jelas sekali kau ingin menangis."

"Diamlah, Jungwon. Lagi pula tidak ada gunanya aku menghabiskan tenaga ku untuk marah perkara hal kecil seperti itu."

Jungwon merengut. Ekspresinya seperti tidak setuju dengan ucapan ku. "Kau gila, ya? kalau kekasih ku memeluk pria lain di depan ku, aku pasti sudah mengamuk sejak tadi."

Helaan napas panjang lolos dari mulut ku. "Apa yang akan aku dapat setelah itu? mengamuk dan mempermalukan diri ku sendiri? itu tidak ada dalam kamus ku."

"Gengsi mu itu terlalu tinggi. Bagaimana jika Heeseung jatuh cinta pada nya dan meninggalkan mu?"

"Aku akan membiarkan nya pergi."

"Huh?! kau serius? kau mencintainya, kan?"

Netra nyaris seperti kucing itu mendelik kaget. Ia menggeleng gelengkan kepala dramatis mendengar jawaban ku.

Mencintai nya? ya, aku sangat mencintai nya. Aku selalu mencintai nya bahkan sejak pertama kali Heeseung menyatakan perasaan nya pada ku. Perlahan perasaan ku kian membara. Meski kobaran nya hanya tersimpan apik di dalam diri ku, membakar tiap inci dari diri ku sendiri.

Sejak awal, ia selalu mengatakan bahwa ia sangat mencintai ku dan menginginkan ku. Tak pernah lupa sehari pun ia mengucapkan bualan mengenai cinta.

Sedikit saja aku ingin meyakinkan diri ku sendiri bahwa tiap kalimat yang ia lontarkan adalah sebuah kebenaran. Sayangnya dengan sikap nya yang selalu mendahulukan sahabat nya itu membuat ku merasa ia tak pantas berbicara soal 'Menginginkan ku'.

"Aku mencintainya. Sangat mencintai nya."

"Lalu, kenapa kau ingin meninggalkan nya?"

"Aku tidak pernah meninggalkan nya. Aku hanya tidak akan pernah melarang nya untuk pergi."

TRIPPED IN YOU [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang