Menelisik jiwa, hampa,
Merias rupa, lupa berkaca,
Benar saja, tak pantas disisinya,
Begitu tinggi di atas cakrawala.
Kau congkel lagi gelisah jiwa,
Yang lama terkubur dalam suaka,
Menguak rasa tak berdaya,
Terjungkal dalam bahagia semata.
Menyeret kembali dari kubangan luka,
Memaksanya pulang pada realita,
Benar, mimpi itu tidaklah nyata,
Ia akan bias layaknya, panca warna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Bentala
PoesíaHanya kumpulan kata dan kalimat dari isi kepala walaupun ada beberapa juga dari isi hati. Dengan sebutan puisi, memoar, sajak apapun itu namanya aku tak peduli.