Mereka Berkerja di Semarang

4 0 0
                                    


Semarang. Kota yang bisa dibilang kurang diapresiasi, terutama sebagai kota besar. Banyak orang bilang Kota Semarang ini merupakan kota yang paling membosankan dari berbagai kota yang pernah mereka kunjungi, dan walau memang tidak sepenuhnya salah, itu juga hanya setengah benar. Dalam kenyataannya, di dalam bayang-bayang kota besar lainnya, benih-benih seperti bisnis, ketertiban, maupun budaya, terus tumbuh dan berkembang sedikit demi sedikit. Akhir-akhir ini, benih tersebut sudah terlihat menjadi pohon, sebuah pohon yang besar. Terutama di satu jalan spesial, sebuah jalan bernama Jalan Pahlawan.

Bukan hanya Jalannya sendiri yang spesial, tapi daerah yang diwakilinya juga membawa menawarkan sesuatu yang spesial. Terutama dalam bentuk kuliner. Segala macam bentuk makanan dan minuman, dalam bentuk restoran atau café, maupun stand pinggiran, terdapat di daerah ini. Banyak orang menuju ke daerah ini untuk menyantap makanan. Tentunya, dalam dunia modern, tidak kalah banyak orang yang ingin makan tanpa repot-repot keluar dari kenyamanan rumahnya. Karenanya, Jalan Pahlawan menjadi tempat tunggu para pengendara ojek online untuk mengantarkan makanan.

Jin duduk santai sambil mendengarkan lagu pada bangku taman di bawah pohon rindang. Motor Automaticnya yang bersih dan mengkilat, dipakirkan di depannya, pada jam sore seperti ini masih belum banyak yang parkir di pinggir jalan, jadi dia bisa bebas memilih tempat. Cuacanya cerah dan panas, meskipun terkadang matahari malu di balik awan. Dia menikmati oksigen yang dikeluarkan pohon rindang tersebut. Setidaknya dia bisa bertahan melawan panasnya Kota Semarang dengan tetap berada di bawah sana. Menunggu teman-teman RIDERnya.

Tidak lama kemudian Gen datang dengan motor bebeknya yang sudah layak untuk diganti, atau setidaknya perlu dicuci. Dia segera menanggalkan helmnya dan maskernya serta earphonenya secara terburu-buru seperti tak sabar ingin menceritakan sesuatu, dan memang itu yang terjadi. Gen segera menyapa Jin, memintanya untuk menanggalkan earphonenya. Jin menanggalkan headsetnya dengan cepat.

"Jin, Kamu liat kmaren!?" Kata Gen dengan girang dan semangat.

"Ha ? Apaan?" Tanya Jin kebingunan dengan kegirangan Gen.

"Itu lo yang lagi viral"

"Oh " Jin langsung mengigat sekilas berita yang dia lihat pada saat dia makan siang. "Kayaknya tau, tentang Hotel dan Apartemen Moon Palace itu kan ? Kelihatannya penciptanya juga ada skandal kan" Kata Jin sambil mencoba-coba untuk mengigat berita tersebut. Tentunya dia hanya mengerti konteksnya setengah, karena setengah perhatiannya ada kepada hal lain.

"Hotel Moon- ha? Siapa yang peduli tentang hotel dan peciptanya. Bukan itu yang aku maksud !" Kata Gen dengan sedikit kesal.

"Okay, terus terang aku juga tidak peduli. Terus ?"

Sebelum Gen menjawab, anggota terakhir yang mereka nanti pada hari ini akhirnya tiba. Ran datang dengan motor sportsnya. Walau motornya tidak menggunakan knalpot bronx, motor itu sudah jauh dari bentuk originalnya. RIDER tidak mempermasalahkan itu, jadi dia tetap bisa memakainya tanpa masalah. Dia turun dari motor dengan santai sembari menanggalkan earphonenya.
"Yo Ren! Kamu liat kan yang viral kemaren ?" Gen segera bertanya dan menanti jawaban dari Ran.

"Viral ?" Ran berpikir sejenak sembari duduk di kursi taman yang diduduki oleh Jin. Dia mengingat berita yang dia sedikit lihat sebelum berangkat. "ahh, tentang skandal pemilik hotel ? Oh oh, tentang sekte baru itu kan ? Itu sebenarnya memang lumayan nakutin sih. Tumben lu ngikutin berita seperti itu Gen."

"Oh iyakah ? Kelihatannya Gen mulai mencoba memperbaiki algoritma internetnya." Kata Jin menambahkan.
"Haaa ? Bukan itu yang aku maksud lah, emang berita hotel itu lagi hot banget ? Cerita kayak gtu mah gak ada urusannya sama kita ?" Kata Gen.

"Kelihataannya tidak juga Jin."

"Lagipula siapa juga yang peduli dengan sebuah sekte sesat baru.. Aku cukup yakin itu tidak beda jauh dengan yang sebelumnya." Tambah Gen, dia terdengat lebih sinis dari sebelumnya. Ran dan Jin juga menyadari itu.

3 Way RIDERWhere stories live. Discover now