02 | Namanya

68 17 13
                                    

Ini hari keduanya pasca rawat inap di rumah sakit. Luka-luka lebam dan bengkak di beberapa bagian tubuhnya sudah lebih baik dari kemarin. Bagian bawah matanya yang membiru juga mulai kembali pada warna kulit.

Bohong rasanya jika ia mengaku sudah merasa lebih baik. Menaiki anak tangga untuk sampai kelas saja rasanya sangat pegal. Padahal jika diajak uring-uringan menaiki motor dengan kecepatan tinggi pasti ia sanggupi.

Saat ia memasuki kelas, bel berbunyi. Pertanda untuk memulai pelajaran pertama. Guru mata pelajaran olahraga berdiri di belakangnya, menunggu Boruto menyingkir dan masuk, segera Boruto mundur dan membungkuk memohon maaf sekaligus mengucapkan salam.

Sama seperti kemarin, ketika langkahnya mendekat ke bangku, teman-temannya masih menganggap ia sakit dan berpura-pura menganggapnya lemah. Meski memang. Tapi tidak apa, lagipula ini bukanlah lelucon yang dapat membuatnya tersinggung, ia juga menikmati kehangatan yang diberikan teman-temannya.

Ketua kelas berdiri sebelum guru sampai di mejanya. Menginstruksikan murid lain untuk ikut berdiri dan memberi salam.

"Ohayou gozaimasu," ucap mereka serempak sembari membungkuk 45 derajat.

Sang guru tersenyum lebar seperti biasa. "Ohayou gozaimasu minna-san. Ogenki desuka?"

"Genki desu."

Kemudian para murid duduk kembali setelah mendapat instruksi dan mempersiapkan diri untuk memulai pelajaran.

"Hari ini kita akan praktek di lapangan. Seperti yang sudah bapak informasikan minggu lalu, hari ini praktek materi bola basket." Pak Rock Lee melihat jarum jam di dinding belakang kelas, lalu mengacungkan jempol semangat. "Karena pelajaran olahraga akan berlangsung selama 3 jam pelajaran, maka jam pertama akan saya berikan untuk kalian pergunakan dengan hal-hal yang bermanfaat," ia berteriak antusias.

Lalu melanjutkan, "Lagipula bapak ingin ke ruang guru sebentar."

Setelahnya kondisi kelas mulai tidak kondusif dan pak Rock Lee berbicara sendiri di depan kelas.

Terdengar suara beberapa murid yang didominasi laki-laki membalas dengan sorakan tak kalah antusias. Beberapa murid perempuan, dipimpin Chocho, mulai mengeluarkan alat make up untuk dipoles pada wajah.

Denki dan Iwabe mulai bermain kartu diam-diam dengan Metal Lee yang mengawasi. Lalu di bangku bagian depan, ada Sumire yang mengawasi kelas agar tetap tertib meski ternyata sudah banyak yang keluar bangku dan berjalan-jalan.

Inojin memberi kode dengan tangannya pada Shikadai, Mitsuki, dan Boruto untuk melesat ke kantin setelah gurunya menyelesaikan omongan panjang lebar tak berguna yang bagi Inojin dapat diringkas menjadi "kalian bebas selama satu jam pelajaran" saja.

Mitsuki dan Boruto mengangguk sebagai balasan, sedangkan Shikadai hanya menguap menanggapi ajakan tersebut. Mereka berempat menunggu momen yang pas untuk diam-diam kabur dan mengisi perut.

Selama pak Rock Lee berbicara di depan kelas, diam-diam Boruto menggoyangkan kursi kayu yang ia duduki. Awalnya hanya ia goyangkan pelan, ke depan lalu belakang. Kaki bagian depan terangkat, lalu menapak, bergantian dengan kaki belakang. Berulang hingga menimbulkan suara, duk… duk… yang tidak terlalu terdengar.

Namun karena terlalu asik, tanpa sadar gerakannya semakin cepat dan bersemangat. Tanpa sadar ia gerakan sambil membayangkan rasa manis dango yang bercampur dengan kuah ramen yang asin. Siapa tahu suatu hari nanti ia menjadi pelopor terobosan baru dalam dunia kuliner dan wajahnya akan terpajang jelas di setiap sudut negara.

Sembari berjalan ke arah pintu untuk keluar dan menuju ruang guru, Pak Rock Lee menambahkan. "Tolong pergunakan untuk hal yang benar-benar bermanfaat selama satu jam pelajaran ke depan, oke? Entah itu sarapan bagi yang belum, mengerjakan tugas yang tertunda, ataupun…"

The Ghost of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang