bab 1

227 17 2
                                    

.
.
.

"apa yang kau inginkan? jangan menggangguku terus, aku tidak suka orang sepertimu" kata kanglim dingin

"aku bisa sakit hati jika kau bicara seperti itu kanglim" jawabku dengan tawa kecil yg keluar dari mulutku

"dan aku suka menyakitimu"

leon langsung saja memasang muka malas

"ayolah kanglim, apa yang kau lakukan digunung ini?" tanyaku penasaran

kanglim membuang napas kesal sebelum menjawab pertanyaan dari leon

"ini bukan urusanmu, jadi bisa kah kau stop menggangguku!"

mendengar itu itu leon jadi semakin ingin mengganggu kanglim. ingat larangan adalah perintah

"aku tau kau ingin mengusir makhlukkan?" tanyaku kepadanya
"aku akan ikut denganmu untuk mengusir makhluk" (kalau udh tau ngapain nanya sayangಥ‿ಥ)

kanglim menatap leon dingin

"kenapa kau ingin ikut denganku? aku tidak butuh bantuan darimu. kau hanya akan memperlambat ku"

"sebenarnya aku di tugaskan untuk memngusir makhluk di gunung ini, kau tau bekerja sendiri itu sangat membosankan dan kebetulan aku melihat kau disini" jawabku menjelaskan kenapa aku bisa ada sampai disini

"terserah kau saja, aku tidak peduli dan jangan menghambat pekerjaanku" jawab kanglim acuh tak acuh

mendengar kalau kanglim merendahkan dirinya, leon pun merasa panas

"aku tidak akan menghalangi mu, tapi mungkin kau yang akan menghalangiku" ejekku dengan senyum licik yang terpasang diwajahku

kanglim menatap leon dengan ekspresi kesal

"kau begitu percaya diri" katanya

"emangnya kenapa kalau aku percaya diri" tanya leon

kekesalan kanglim semakin bertambah saat kata demi kata keluar dari mulut leon

ditengah tengah pembicaraan panas ini, tiba-tiba saja tanah bergetar dengan hebat dan disusul dengan suara gemuruh yang aneh

kanglim dan leon dengan cepat keluar dari pembicaraan, mereka langsung waspada dengan keadaan sekitar. mereka mencari-cari sumber suara gemuruh keras dan tanah yang bergetar

"apa itu tadi? gempa bumi? gak bukan, ini bukan gempa bumi, ini sesuatu yang lebih buruk" kata kanglim

"aku mimiliki firasat buruk tentang ini" kata leon

kanglim melihat wajah serius dan wajah cemas di muka leon

"ya aku juga merasakan ada yang tidak beres, tetap lah waspada! kita tidak tau apa yang akan kita hadapi"

kanglim mengencangkan cengkeramannya pada senjatanya, ia siap menghadapi apa pun yang mungkin menghadangnya

tiba-tiba saja ada sesuatu yang menyambar dan menarik mereka, mereka tidak bisa lepas dari cengkeramannya. mereka diseret oleh sesuatu yang berbentuk seperti tangan ke dalam portal

mereka berusaha keras untuk terlepas dari cengkraman tersebut, tapi semua itu hanya sia-sia saja. dan akhirnya mereka terseret kedalam portal aneh itu

"sial cengkraman nya terlalu kuat, aku tidak bisa melepaskan diri" kata leon panik

kanglim melihat dan memperhatikan sekelilingnya, ia memperhatikan portal aneh yang tiba-tiba saja ada disana, dan kanglim menyadari dari mana asal tangan besar yang mencengkeramnya dan akan kemana mereka diseret

"kita sedang diseret ke dalam portal!" teriak kanglim ke leon

"kita akan dibawa kemana dengan menggunakan portal itu!?" tanya leon

"aku tidak tau!" jawab kanglim

semua menjadi gelap saat mereka jatuh terseret kedalam portal itu, dan tak lama kemudian mereka pingsan.

kanglim menjadi orang pertama yang bangun dari pingsan, kanglim perlahan bergerak kepalanya pusing dan pikirannya bingung

"ugh.. apa yang telah terjadi... dimana kita?"

dia duduk, kepalanya sedikit berdenyut. dia melihat ke sekeliling, mencoba memahami posisinya dan mencari tau lingkungan sekitarnya

sejauh apapun kanglim melihat, yang ia lihat hanyalah padang rumput dan pepohonan besar, tempat yang sangat indah bukan? berada di padang rumput luas yang dipenuhi rumput tinggi bergoyang, dan pepohonan rimbun yang menjulang tinggi. Tidak dapat disangkal bahwa itu adalah tempat yang indah

kanglim memperhatikan sekelilingnya lagi ia mencari-cari dimanakah leon berada

kanglim berjalan menyusuri padang rumput yang indah itu, dia terus mencari tanda-tanda keberadaan leon diarea tersebut.

"leon! leon kau ada dimana?! sial, tempat ini terlalu besar!" umpatnya

tak jauh dari tempatnya siuman, kanglim melihat leon yang masih tak sadarkan diri setelah jatuh ke portal. kanglim langsung saja berlari menuju leon, perasaan khawatir dan kelegaan membanjiri dirinya. dia berlutut tepat disamping leon.

"hei, leon. sadarlah, sial!" ucap kanglim dengan diakhiri umpatan kecil yang keluar dari mulutnya

dia mengguncang bahu leon dan menepuk pipinya lembut tapi mendesak, mencoba untuk membangunkannya
.
.
.































































Bersambung
.
.
.
oke segitu aja dulu, maap deh kalau ceritanya pendek(っ˘̩╭╮˘̩)っ dan alurnya gak jelas😔 , maklumi aja yah baru belajar buat cerita soalnya hehe

Royal knight {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang