🍁 S I B L I N G S ° 07 ✔

851 157 63
                                    

"Eomma, aku tidak sanggup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eomma, aku tidak sanggup. Aku semakin berada pada titik batasku untuk menyerah."

Dain mengungkapkan segala rasa sesak yang tidak pernah berhenti untuk menjeratnya. Jika tahu rasanya akan sesakit ini, seharusnya saat itu yang terjatuh hingga terluka parah adalah dirinya. Bukankah itu jauh terasa lebih baik daripada harus Haerin yang pergi meninggalkannya.

"Apa Eomma tetap bersi keras untuk memaksaku bersama dengan mereka yang bahkan tidak akan pernah mau menganggapku kecuali memberikan rasa bencinya padaku."

"Dain-ah, Sayang. Eomma lebih yakin jika kau bisa melakukannya. Kau sama sekali tidak melakukan kesalahan, Sayang." 

Usapan kedua tangan Haerin pada wajah Dain yang berlinang air mata terasa begitu hangat. Namun sepertinya semua itu sama sekali tidak bisa meringankan perasaannya yang terus di gerus oleh rasa sakit karena waktu yang semakin menghimpitnya dalam rasa bersalah karena kebencian yang terus tertuju padanya

"Sakit Eomma. Rasanya sangat sakit, aku tidak sanggup lagi."

....

"Ugh!

Kedua mata Dain terbuka perlahan dengan rasa pening yang menjalar hebat di kepalanya. Mengingat dengan samar jika dia tidak sadarkan diri dipelukan Chiquita yang tengah berusaha untuk menenangkannya saat saudaranya yang lain lagi-lagi menyalahkannya akan kejadian naas yang menimpa Paritha.

Sungguh. Dain sama sekali tidak menginginkan hal naas itu harus terjadi pada Kakak keduanya.

"Andwe!! Paritha!"

Teriakan itu kembali membuat langkah Dain terasa begitu lemas. Tubuhnya meringkuk tanpa bisa melakukan apapun saat mendengar tangisan Ruka bersamaan dengan Dokter dan beberapa Suster yang berlarian masuk ke dalam ruang ICU di mana kakak keduanya berada di dalam sana. Paritha tengah mengalami henti jantung padahal beberapa jam yang lalu kondisinya sudah stabil.

"Jangan seperti ini, aku mohon. Unnie mohon, Paritha."

Dada Dain terasa begitu panas seolah ada goresan luka yang menganga begitu lebar di sana. Hal memilukan seperti ini kenapa harus kembali terjadi. Bayang-bayang rasa sakit akan kepergian Haerin Eomma nya bahkan masih sangat terasa begitu pedih. 

"Jangan lagi ambil siapapun dariku, Tuhan. Jangan lagi ambil siapapun dariku. Aku mohon."

Dain semakin meringkuk dengan tangisannya yang tidak kalah pecah saat mendengar permohonan Ruka yang semakin menusuk-nusuk hati kecilnya. Kakak sulungnya tidak kalah  dengan rasa sakit yang membuatnya semakin menggemakan tangisan di lorong ICU yang cukup gelap itu.

🍁🍁🍁

"Pergilah! Jangan tunjukkan wajahmu di hadapanku!"

"Unnie..."

S I B L I N G S ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang