BAB 1: PROLOG

10 2 0
                                    

Jakarta, 20 April 2019

"Akankah..aku merubah takdir hanya karena sebuah cinta?" senja merenungkan isi pikirannya dibalik jendela kamar. Hujan deras menyelimuti ketenangan kota Jakarta di sore hari itu. Sudah begitu lama sejak ia diasingkan ke panti asuhan setelah sang nenek meninggal dunia.

Sosok pahlawan dikala gelap yang telah merawat senja sejak ia kecil, dan selalu berusaha yang terbaik untuk membahagiakannya. Sayang seribu sayang, kini beliau tak dapat lagi kembali ke dunia, membuatnya tertawa atau menenangkannya ketika menangis dan tiada lagi ada yang akan membacakannya cerita dongeng buatannya yang penuh imajinasi nan petualangan setiap malam merangkai sebuah mimpi indah menunggu pagi menjelang.
Setelah kemarin nenek Diah di kebumikan, senja berubah menjadi pemurung dan menutup dirinya dari orang lain. Banyak orang selalu membicarakannya dibelakang, karena sikapnya mulai berubah 180 derajat dari perilakunya. Olok-olokan yang tidak seronoh dilontarkan ibu tetangga sekitar satu persatu beterbangan menembus punggung mungilnya, "Senja anak yang kuat! Senja hebat!" ia kerap mengguraukan kata-kata itu dalam hati, menguatkan dirinya menghadapi kebahagiaan yang secara satu persatu menghilang dari hadapannya. Sejujurnya, air mata senja sudah tidak lagi tertahan bak Air mancur yang deras air mata tersebut ingin mengalir.

"Senja, harus jadi anak yang kuat! Nenek yakin nja bisa kok, pengen jadi arsitek kan? Jangan lupa sekolah yang benar, belajarnya yang rajin.. Ga boleh menyerah kalau gagal, harus bangkit lagi. Mungkin nanti nenek memang udah nggak ada untuk ngeliat Nja sukses, tapi nenek akan selalu bangga sama nja"

"ungg! ndaa! Nenek ngga boleh ninggalin nja! Nenek harus sama nja terus, emang nenek ga bisa hidup selamanya aja ya?"

"hahaha, nenek bukan monster seperti di dongeng loh nja, nenek hanya manusia biasa" ucap beliau sembari mengelus kepala senja.

Setiap sepulang sekolah diam-diam senja tidak kembali ke panti asuhan. Ia sering singgah untuk sekedar mengenang memori menyenangkan yang ia telah rangkai, bersama beliau dirumah itu. Atau hangout bersama teman-teman gengnya seperti biasanya.
   Berharap ia segera lulus dari panti asuhan kumuh itu dan bisa menempati kembali rumah nenek yang sudah lama tak digunakan.
   Senja sudah tidak peduli betapa banyak ocehan yang akan ia dapatkan dari bunda panti karena ia tiba-tiba menghilang tanpa kabar apapun hingga beberapa hari. Ia seolah sudah terlalu akrab dan kelewat sayang dengan Nenek diah yang dulu menjadi pengganti orangtuanya, selagi keduanya pergi bekerja ke luar negeri.

Mereka (orangtua senja) kini tengah tinggal jauh di negara prancis, beralasan untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan senja kecil. Tidak, keduanya memutuskan pindah secara permanen disana sengaja meninggalkan putra mereka, tanpa memberikan nafkah yang mencukupi kebutuhan senja. Dan seolah, melupakan bahwa mereka masih memiliki tanggung jawab seorang anak yang harus mereka penuhi di ibukota jakarta.
    Namun, semenjak dipertemukan kembali dengan sahabat masa kecilnya di SMA Pranadaya. Kehidupannya mulai berubah, ia pun juga menemukan seorang gadis yang ia cintai. Keinginan senja untuk bunuh diri kian sirna semenjak kehadiran keduanya, ia bahkan tidak lagi melakukan kenakalan remaja yang selama ini ia lakukan untuk menyakiti dirinya sendiri.

Senja Dan Lintang: Different World [Re-Write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang