Awal

36 3 1
                                    

"Mulailah darimana kamu berada, gunakan apa yang kamu punya, lakukan apa yang kamu bisa."

-Arthur Ashe-


°°°°°

Satu bulan kemudian, aku memutuskan untuk mondok bersama sepupuku. Hari ini kami berencana untuk pergi ke pondok pesantren bersama. Mengantarku untuk belajar menimba ilmu disebuah penjara suci.

Tidak hanya pesantren, disini aku juga bersekolah disebuah madrasah formal berbasis pesantren. Istilahnya mondok sambil sekolah bukan sekolah sambil mondok, yang membuatku tidak hanya akan memperdalam ilmu agama, tapi ilmu dunia pun aku tidak akan ketinggalan,

"Nala" panggil seseorang,

Aku menoleh dan tersenyum sambil melambaikan tangan,

Dia adalah sepupuku, namanya Ira Rafaela, ia seangkatan denganku, orangnya ceria dan suka bercanda. Aku cukup dekat dengannya, dulu aku dan Ira selalu bermain bersama sampai pernah bertengkar karena rebutan mainan.

Rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku, tetapi setelah lulus dari Sekolah Dasar, Ira pindah, aku belum sempat bertemu dengannya dan ini adalah hari pertama kami bertemu lagi.

Sekarang kami telah sampai didepan sebuah gerbang yang akan menjadi tempat tinggal ku, gerbang yang bertuliskan Pondok Pesantren Al-Munawar Salafiyah.

Sebelumnya kami mendaftar terlebih dahulu ke sekolah Madrasah untuk di tes kemampuan akademik. Aku dan Ira bertemu disana dan berakhir kami berdiri mematung di depan gerbang ini.

"Ayo masuk, Nal, Ra!!" ajak Bapak,

Kami pun mengangguk sambil menelan ludah.

Ada seorang santriwati yang menuntun kami untuk memasuki sebuah gedung asrama dan menunggu didepan ruangan yang bertuliskan Kantor Penerimaan Santriwati Baru.

Sepanjang perjalanan menuju kesana, aku berpegangan tangan pada Ira, tangan kami panas dingin ketika melangkah masuk kedalam, banyak Santriwati yang berlalu-lalang melihat kami.

Keluargaku dan Ira dipanggil masuk ruangan oleh Santriwati yang menuntun kami tadi, lalu kami dipersilahkan duduk disebuah karpet merah berbulu. Didalam ruangan itu terdapat banyak sekali kitab dan piala yang tersusun rapi menambah nuansa anggun.

Disana ada dua pengurus santriwati yang memberi sambutan hangat kepada kami, mereka bersalaman kepada semua orang dengan sopan. Mereka semua mengobrol dengan santriwati itu, sedangkan aku dan Ira kami hanya diam saja mendengarkan.

Beberapa menit berlalu, kami diajak oleh salah satu pengurus santriwati untuk mengelilingi Pondok Pesantren ini, ia mengenalkan kepada kami sebutan nama-nama tempat yang terdengar aneh ditelinga ku.

Di Pondok Pesantren Al-Munawar Salafiyah asrama putra dan asrama putri terpisahkan oleh sebuah masjid yang berdiri tegak ditengah, dikelilingi rumah para dewan kyai yang begitu indah.

Memasuki gedung asrama putri terdapat dua gedung asrama, yang mana setiap gedungnya memiliki tiga lantai, gedung A terdiri dari kantor, kantin, asrama Aisyah dan asrama Fatimah. Sedangkan di gedung B terdiri dari asrama Khodijah, asrama Mariyah, L3, juga Pawon. Antara gedung A dan gedung B dibatasi oleh kolam ikan yang sangat indah, banyak Santriwati yang sedang bercanda riang, menghafal juga makan disana.

BeautifuLight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang