An Yujin, seorang wanita pengangguran yang hanya ingin mendapatkan duit secara instant- bertemu dengan anak tunggal kaya raya, anak dari konglomerat, Jang Wonyoung .
" Mau beli tiket konser IVE, tapi ga ada uang nya "
" Sini ku beliin, tapi 𝘤𝘶𝘥�...
"LOH, berarti perusahaan yang nolak aku kemarin itu perusahaan papamu, dong!?"
⚠️13+
𓂃 𓂃 𓂃
Wonyoung mengangguk gemas melihat reaksi Yujin kaget, "iya sayang, aku udah minta CEO disana buat nolak lamaran kamu. biar aku bisa seutuhnya milikin kamu, sayang"
Yujin bergidik geli saat Wonyoung mencium punggung tangannya.
"jahat banget, pas pulang pulang aku nangis kejer.. padahal aku pikir aku udah mateng banget, udah pasti diterima. eh, malah gini" ucap Yujin sok dramatis
Wonyoung yang merasa bersalah pun memeluk erat Yujin, "maaf ya, sayang, aku udah cinta mati sama kamu.. tapi sebagai gantinya, kamu bisa dapetin uang secara effortless, loh, kalau mau kerja sama aku.."
"cinta karena apa lagi? emang apa yang kamu cintai dari aku?" tanya Yujin
Mendengar itu, tangan Wonyoung langsung pergi menyusuri leher jenjang milik Yujin, dan beralih memegang pipi Yujin
"kamu mau tau, sayang?" Wonyoung mendekatkan wajahnya keleher Yujin, dan...
"anghh .. j-jangan digigit, wonyoung.." Ya, Wonyoung meninggalkan jejak nya si leher bersih, putih milik Yujin.
Wonyoung yang sudah dipenuhi gairah semakin dibuat bergairah mendengar suara indah yang dikeluarkan oleh Yujin.
"gosh.. sayang, jangan pernah ngeluarin suara kayak gitu ke orang lain, ya?" ucap Wonyoung yang setia masih menggigit kecil dan menciumu leher Yujin
"aku yakin, siapa pun orang yang denger suara hot kamu bakal horny, bergairah.." lanjut Wonyoung kini memegang pantat Yujin, dan meremasnya sensual
Yujin dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangannya, mencoba menahan suaranya.
"jangan ditutup, sayang. aku mau denger suara desahan kamu manggil nama aku, sayang" Wonyoung semakin brutal mencium dan menggigit leher Yujin.
Tangan Wonyoung yang awalnya hanya bermain dibutt Yujin kini semakin menaik, dan perlahan lahan mencoba membuat kaitan bra Yujin.
"boleh aku buka, hun?" tanya wonyoung meminta izin dengan wajah memelas-Nya.
Yujin yang sudah ikutan bergairah hanya mengangguk lemah, setuju apa yang akan wonyoung dan dirinya lakukan kedepannya.
"mhm, good, ill make you squirm, cutie"
∦ 1 jam kemudian —
Yujin terbangun dikamar wonyoung dengan keadaan telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun.
"shh.." desis Yujin memegangi selangkangannya yang sakit akibat permainan Wonyoung sebelumnya..
"astaga.. sakit banget, sialan.. serius ini gabisa jalan...?" Yujin berusaha menggerakkan pahanya, tapi ia merasakan nyeri yang hebat tepat di Miss V dia.
Wonyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi pun menyabut Yujin dengan senyuman tidak bersalah diwajah nya.
"eh, udah bangun, ya. gimana? seru, ngga, hm?" goda Wonyoung
Yujin hanya menatap Wonyoung malu malu, mengingat betapa mudahnya lolos sebuah desahan dari mulut Yujin beberapa jam lalu .
"gak, ga seru. selangkangan aku sakit banget ini, banget.." jawab Yujin kesal dengan kebrutalan 'sugar mommy' nya itu.
Wonyoung terkekeh kecil melihat respon Yujin yang menurut nya sangat ke lucu
"maaf sayang, aku kelepasan tadi, desahan kamu merdu banget ditelinga aku"
"alah, alasan. kamu nya aja yang horny-an. au ah, pokoknya kamu harus bayar aku sekarang, aku mau upah aku" Yujin menyodorkan tangannya, memalak Wonyoung yang barusan mandi.
"astaga, itu bisa nanti sayang. kamu mandi dulu sana, nanti badan kamu lengket semua itu. aku mau pasang seprei baru, itu udah dibasahin kamu tadi" ucap Wonyoung bercanda,
Yujin hanya berdengus kesal, lalu berjalan perlahan menuju kamar mandi.
"airnya nikmat banget, ngl, my favorite one..." gumam wonyoung yang masih memikirkan kejadian Yujin squirt dengan jumlah yang banyak, dan mendesah dengan menyebut nama nya berulang ulang kali.
To Be Continued. halow bro, dabel ap y.
ignore typos pls, koreksi kalau ada salah, thq!
ngga ada adegan ewe ewean ya, stay safe kawan. aku ga jago nulis gituan anjir, anak polos ini [proud]
besok ada chapter spesial, tunggu aja ya! (kayaknya)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
