01

46 19 20
                                    

Happy reading




"Hana, sebentar lagi ujian akhir semester. Ayah tidak ingin melihat nilai ujian mu kali ini kurang dari angka seratus, kau tau apa yang akan ayah lakukan jika nilai mu rendah kan?"

Treng

Sendok yang di pegang gadis itu terjatuh saat setelah sang ayah menyelesaikan kalimatnya

Diam memandangi wajah ayahnya dengan hati yang bergejolak panas. Yah, dia mengerti apa maksud ayahnya. Dia akan di hukum apabila tidak mendapatkan angka 100 pada ujian nanti. Ini bukan pertama kalinya, setiap nilainya kurang dari angka 100 maka ayahnya tidak akan segan-segan menghukumnya dengan cara yang sangat sadis

Seorang ibu seharusnya melindungi anaknya saat terluka, itulah tugas seorang ibu tapi berbeda dengan ibu hana. Hera-ibu Hana, malah mendukung suaminya dan bahkan membantu suaminya untuk menghukum sang putri sematang wayang mereka jika tidak bisa mendapatkan nilai sempurna

Muak, Hana muak dengan segala rasa sakit yang ia terima. Ayah yang katanya cinta pertama anak perempuannya tapi malah orang pertama yang menoreh luka. Kasih sayang dan perlindungan seorang ibu? jangan tanyakan hal itu padanya karena dia sama sekali tidak pernah merasakannya.

Terlalu lelah hingga jatuh pada titik jenuh dimana dia sudah tidak perduli dengan semua rasa sakit itu.

Dia, Hanaya Camilie Nimuel. Gadis cantik yang di tuntut sempurna, memiliki orang tua yang tidak peduli dengannya, hidupnya yang penuh dengan aturan ketat dari orangtuanya.

Dia yang katanya sangat tangguh dan kuat ternyata memiliki banyak sekali luka. Dia yang katanya sangat sempurna nyatanya dia tidak bahagia. Dia yang katanya jenius dan mengetahui segala hal namun nyatanya dia sama sekali tidak mengerti apa itu arti kasih sayang.

"Hana!, Kau dengar yang ayahmu katakan?"

"Hana dengar" ucapnya dingin, menatap malas pada sisa makanannya

"Habiskan sarapan mu lalu berangkat ke sekolah" ucap Hera-ibu Hana.

Jujur saja, ia lelah dengan semua perintah dan hukuman yang di berikan keluarganya. Ia juga manusia biasa. Sempurna? Tidak ada manusia sempurna di dunia ini, semuanya punya kekurangan bukan? Namun mengapa keluarganya seakan menutup mata dengan fakta itu dan terus menuntut nya menjadi sesempurna mungkin, itu sangat menyiksa.

~~•~~

Seorang gadis cantik berwajah datar berjalan menuruni tangga dengan langkah pelan.

Langkahnya semakin melambat kala melihat dua orang paruh baya  tengah bertengkar dan saling melemparkan benda yang mengeluarkan suara bising. Banyak benda yang rusak akibat lemparan yang mereka lakukan dan membuat pecah belingnya berserakan dimana-mana

"ISTRI TIDAK BERGUNA, MENGAPA KAU TIDAK BISA BERGUNA SEDIKIT UNTUK SAYA!"

"SAYA MENYESAL TELAH MENIKAHI PEREMPUAN YANG TIDAK BERGUNA SEPERTIMU" matanya sontak memejam saat mendengar cacian yang keluar dari mulut pria baru baya alias ayahnya itu. Hatinya seketika berdenyut nyeri mendengar cacian yang ayahnya lontarkan pada ibunya

Wajahnya terlihat tenang namun tidak dengan hatinya, ingin rasanya ia membunuh suami ibunya ini yang sialnya adalah ayah kandungnya

Dia berjalan melewati kedua orangtuanya, berusaha abai dengan memasang wajah tanpa ekspresi. Namun langkahnya terhenti kala suara ayahnya kembali menggema

"Mau kemana kamu anak sialan!, Setelah membunuh wanita jalang itu kau masih bisa santai?. Dasar anak tidak berguna!" Damn, gigi gadis itu bergemelatuk, ia memejamkan matanya menahan emosi yang sudah menggebu-gebu ingin meledak namun ia masih mencoba untuk terlihat tenang. Setelah itu dia kembali melangkahkan kaki nya mencoba abai dengan perkataan ayahnya. Namun...

Born To Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang