04

10 4 5
                                    

Happy Reading





Hanaya menghempaskan bokongnya di sofa rusak yang berada di raftoof sekolah seraya menghela nafas panjang. Setelah keluar dari kantor tadi ia memutuskan pergi ke raftoof untuk menenangkan pikiran yang sedikit kacau

Mengingat kepala sekolah yang memberi tahu soal pertandingan  lomba olimpiade bahasa inggris yang harus dia dan steeven ikuti, membuat kepalanya sakit.

Jika ayahnya tahu soal lomba ini maka pasti ayahnya akan mengekangnya lagi, memaksanya belajar tanpa henti dan melarangnya keluar rumah walau sekedar bertemu dengan sahabatnya

Hana tidak suka di kekang apalagi dilarang untuk bertemu para sahabatnya, dia tidak bisa!

Dan jika tidak memenangkan perlombaan maka ayah dan ibunya tidak akan segan-segan menghukum, dan menyiksanya.

~~O~~

Plak

"Kenapa bisa kalah!?, Sia sia saya beri kamu guru les jika kamu tidak menang!"

"Saya sudah mengeluarkan banyak uang demi membayar guru les kamu Hanaya!"

Bughh

Plakk

Bughh

Bughh

"Anak bodoh!"

"A-ayah sakit hiks, c-cukup" ucap Hana kecil yang sudah di penuhi lebam bahkan bibirnya pun sudah sobek dan mengeluarkan darah karena terus-terusan mendapatkan tamparan dari ayahnya

"Tidak ada ampun untuk kamu Hana!" Ucap Dipta-ayah Hana lalu lanjut memukul Hana tanpa ampun

~~ ~~

"Ayah, ibu buka pintunya hiks, Hana janji akan menang, dan bawain kalian piala hiks. Buka pintunya ayah hiks... Hana takut" ucap Hana kecil sambil terus
mengedor-ngedor pintu gudang itu

"Tolong bukain pintunya hiks, Hana takut ayah, ibu, disini gelap hiks" lanjutnya, terus mengedor pintu itu namun tidak ada siapapun yang membukanya hingga 3 hari berturut-turut

~~ ~~

"Ibu sakit" lirih Hana yang tidak digubris oleh Hera dan terus memukulnya dengan mistar besi yang panjang

"Ini hukuman kamu karna sudah berani bolos les menari dan tidak belajar semalam"

Hera-ibu Hana terus memukul Hana kecil tanpa rasa kasihan walaupun sang anak sudah meraung-raung memintanya berhenti

~~ ~~

Bugh

Hana memejamkan matanya menahan sakit pada punggungnya karena tendangan yang tidak main-main Dipta layangkan di punggungnya

"Anak sialan, kenapa nilai kamu kurang dari angka seratus hah!?"

"M-maaf ayah"

"Anak bodoh, sini kamu" ucapnya lalu menarik kasar tangan Hana menuju gudang

Setelah itu terdengar suara pukulan, tamparan dan suara tangisan Hana dalam gudang itu

~~ ~~

"Kenapa yah?, Kenapa ayah selalu pukul Hana?" Tanya Hana lirih

"Itu karena kamu tidak bisa membanggakan saya dan hanya bisa mempermalukan keluarga!" jawab Dipta dengan wajah yang merah bahkan urat-urat di lehernya menonjol di sana

Born To Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang