03

10 3 5
                                    

Happy Reading





"Halo"

"Kalian dimana sih?!"

"Wizmie Cafe"

"Wah gila! Bolos gak ngajak ngajak"

"Sehabis upacara bukain gerbang"

"Yeee~ baru juga mau ikutan"

Tuttt

Sambungan di putuskan sepihak oleh Callista

Karena permasalahan di rumah Nesya tadi membuat mereka bertiga terlambat upacara dan jika ingin memaksa kesekolah yang ada mereka akan di hukum. Jadi, disini lah mereka sekarang 'Wizmie Cafe' tak jauh dari sekolah sembari menunggu upacara selesai

Callista menatap jengah ke dua sahabatnya itu yang masih saja sama-sama terdiam tanpa ada yang mau mengalah atau mengucapkan kata maaf terlebih dulu

"Mau sampai kapan kalian diem doang?" Tanya Callista sambil menopang dagu

Nesya melirik ke Hana takut takut. Jujur saja dia masih takut, takut di amuk lebih tepatnya. Melihat kemarahan Hana rasanya lebih menakutkan daripada melihat kemarahan Zein menurut Nesya.

Nesya sudah mengumpulkan keberanian nya sejak tadi tapi sialnya dia sangat gugup untuk berbicara kepada Hana

"Han"

"Nes"

Ucap Hana dan Nesya hampir bersamaan

"Han, maafin gue ya?, Jangan marah lagi please" Ucap Nesya dengan cepat seraya menatap Hana dengan tatapan memohon

"Nesya gu-"

"Gue gak bakal bohong lagi deh, kalau ayah hukum gue lagi gue bakal langsung kasih tau lo... janji!" potong Nesya menjeda kalimatnya sebelum menekan kata terakhir sembari mengangkat kedua jarinya berbentuk V

Hana terdiam menatap Nesya penuh selidik, lama ia menatap Nesya sampai Nesya menunduk takut. Hana tersenyum lalu memegang bahu Nesya

"Jangan nunduk, ntar mahkota lo jatuh" Nesya mendongak melihat Hana yang tersenyum simpul ke arah nya

Mata Nesya berkaca-kaca lalu tanpa aba aba langsung menerjang Hana dengan pelukan yang erat

Hana dengan sigap menangkap tubuh Nesya dengan membalas pelukannya seraya tersenyum. "Huwaaa, Han lo jangan marah marah lagi dong, gu-gue takut" ucap Nesya di sela sela tangisannya

Hana terkekeh, begitupun dengan Callista hingga beberapa pelanggan lain di cafe itu memperhatikan meraka

Setelah acara peluk-pelukan itu atensi Nesya beralih kepada Callista. Ia menatap heran ke arah Callista karena merasa ada yang berbeda dari gadis itu

"Call..."

"Hmm" jawab Callista namun atensi gadis itu tidak lepas dari hendphonenya membuat Nesya berdecak kesal

"Ck, Call liat gue dulu sini"

"Kenapa sya" Callista akhirnya beralih menatap Nesya dengan malas

"Ga biasanya lo pake poni" mimik wajah Callista seketika berubah saat Nesya menanyakan tentang poninya. Callista memang sangat jarang bahkan hampir tidak pernah memakai poni tetapi karena luka ulah Ruthga tadi pagi ia harus memakai poni untuk menutupi luka tersebut agar tidak ada yang tahu tentang luka itu, yah terkecuali Hana.

"Gapapa, pengen aja" jawabnya lalu kembali memainkan hendphonenya sengaja, tak ingin Nesya melontarkan pertanyaan berikutnya tentang poninya lagi

"Kayanya, upacara udah selesai" ucap Hana mengalihkan topik. Sebenarnya itu hanya alibi agar Nesya tidak lagi bertanya-tanya tentang poni Callista mengingat Callista sudah berpesan untuk tidak memberitahu siapapun tentang kejadian tadi pagi

Born To Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang