Sesampainya Ella di rumah, ia menghela nafasnya panjang. Tak sanggup rasanya Ella berlama-lama di dalam rumah ini. Ella segera berganti pakaiannya dengan pakaian rumah dan membereskan seisi rumah yang tadi pagi berantakan. Di rumah ini tidak memiliki pembantu, sudah jadi rutinitas Ella untuk merapikan isi rumah.
Ia segera mungkin masuk ke kamarnya sebelum papa dan mamanya pulang dari kantor mereka masing-masing. Ella masih belum siap untuk berhadapan dengan kedua orang tuanya. Semakin dewasa, Ella merasa semakin jauh dengan kedua orang itu.
Ella merebahkan badannya kepada kasur kesayangannya, kasur yang menjadi saksi bisu perjalanannya. Ia melihat jaket yang tergantung di kamarnya, jaket milik Jovan. Ia hampir saja lupa untuk mengabari manusia itu. Sesegera mungkin ia mengambil kertas berisikan nomor Jovan, di dalam tasnya.
Hallo Jovan, ini Ella
Di tempat lain Jovan sedang uring-uringan tidak jelas mrnunggu Ella memberikan kabar untuknya.
" Seharusnya aku aja yang minta nomornya, kan bisa langsung aku chat."
Tak lama dari itu ada notif masuk dari hp miliknya, Jovan langsung jinkrak kesenangan karena baru saja mendapatkan notif dari gadis yang ia tunggu-tunggu.
Hallo Jovan, ini Ella
Hallo Ella.
Ini jaket kamu, nanti ya aku kembalikanmau dicuci dulu, hehe.
Iya Laa, gapapa kok
Sekali lagi terima kasih ya Jo
Ah, gak masalah kok Laa, kamu lagi ngapain Laa
Rebahan doang aku, eh Jo kamu anak mana sih?
Udah lulus aku tahun lalu Laa, SMA 22 aku
Begitu ya, berarti aku harus manggil kamu abang ni
Gak perlu Laa, Jo aja seperti biasa
Okedeh kalau begitu, aku tidur duluan ya Jo
Oke Ella
Jovan tersenyum-senyum melihat isi chatannya dengan Ella. Ia pun memberikan nama panggilan khusus untuk Ella.
"Calon Pacar." Begitulah nama yang ia berikan untuk Ella.
Pagi ini Ella sengaja bangun lebih pagi, agar ia tidak pas-pasan dengan kedua orang tuanya. Namun sayangnya kali ini papanya sudah bangun lebih dulu.
" Ella, kamu sarapan terlebih dahulu ya sebelum berangkat ke sekolah." Ucap Tian
" Iya pa."
" Anak pinter, kamu sudah menentukan dimana kamu mau kuliah nak?"
" Sudah pa, Ella mau...." Belum sempat Ella melanjutkan kata-katanya dipotong oleh Dona.
" Gausah belagu kamu mau kuliah, anak kayak kamu mana ada pinternya." Ella mengepalkan tangannya.
" Mama kan mana tahu Ella di sekolah, kenapa mama bisa menyimpulkan hal yang tidak ada buktinya."
" Kurang ajar ya kamu anak haram."
" Iya ma, Ella anak haram. Harusnya mama bunuh Ella aja."
Tampak tangan Dona ingin menampar wajah Ella, namun dihentikan oleh Tian.
" Dona, kamu ini apaansih. Dia kuliah pakai uangku bukan kamu."
" Kamu kalau gak peduli sama anak kamu yasudah, jangan membuatnya semakin membenci kamu sebagai orang tuanya. Kamu harus ingat Dona, sewaktu-waktu kamu butuh dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
أدب المراهقين" Teruslah hidup demi semua hal-hal indah yang sudah menunggu mu di depan, jangan menyerah dulu ya ada banyak cerita baru yang menunggu mu." Bahagia akan datang menjemputmu.... -Lakuna 2022- Menceritakan perjuangan Ella dalam menjalani hidupnya yan...