FOUR : SECOND HOME

3 1 0
                                    

WELCOME.

HAPPY READING!!!

Setelah kejadian dimana Melody dikunci di gudang, kini pria paruh baya yang merupakan ayah Mora sedang melakukan perjalan bisnis.

Melody kembali menjalani hari harinya seperti biasa, begitu juga mama dari Zamora, dan juga kini Zamora lebih sering berangkat sekolah walaupun kadang datang terlambat.

Kini waktu menunjukkan tengah malam dan Mora yang sudah jarang terlihat di arena, kini selalu menampakkan dirinya setiap malam.

Ntah dia hanya duduk termenung bersama teman temannya atau tak jarang ia turun jika ada orang yang menantangnya.

Duduk diam di sigle sofa yang berada dipojok ruangan dengan tangan mengapit seputung rokok ditemani Vania dan Yerisa yang sedang bermain uno disana.

"Kenapa lo mulai ngerokok lagi?" Tanya Vania khawatir kepada sang teman.

"Bersyukur aja cuma ngerokok ga sampai minum." Sahut Yerisa dengan nada bercanda yang dibalasan kekehan oleh Mora.

"Lo lagi ada masalah apa?" Tanya Vania kembali.

"Lo inget minggu lalu gue pulang duluan?" Tanya Mora yang kemudian mematikan rokok yang sedari tadi ia hisap.

"Iya kenapa?" Tanya Vania.

"Gue pulang kerumah ketemu papa, dia tiba tiba minta maaf ke gue." Ucap Mora menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan mata terpejam.

"You okay?" Tanya Yerisa.

"Hmm." Jawabnya singkat.

"Mor ditantang nih." Teriak Piko menyela pembicaraan mereka.

"Siapa?" Tanya Vania mewakilkan.

"Namanya Fade."

Mendengar nama yang tak asing di telingganya disebut Zamora membenarkan duduknya dan menatap Piko.

"Apa taruhannya?" Tanya Mora dengan alis terangkat sebelah.

"Gatau katanya mau ngomong sama lo langsung."

"Dimana?"

"Tuh dipinggir arena tuh."

Zamora berjalan keluar menghampiri sang penantang diikuti oleh teman temannya. Mora mengangkat sebelah alisnya melihat seorang yang berdiri didepannya tanpa melepas helmnya.

"Gue pasang 20." Ucap pria ber-helm.

"Siapa lo?" Balas Mora.

"Fade."

"Buka dulu helm lo."

"Ga."

"Ck, gue nolak tanding." Mora berbalik dan akan berjalan kembali namun belum sampai langkah ketiga ia terhenti karena ucapan sang lawan.

"Kenapa, lo takut kalah?" tanya pria ber-helm bernama Fade itu.

"Gaada kata takut kalah dihidup gue." Ucap Mora sebari berbalik menghadap lawannya.

"So?"

"Oke, deal 20." Ucap Mora.

Mora menyiapkan diri dan motornya, sedangkan teman temannya menuju pinggir arena untuk menyemangati Mora.

Sorakan para penonton lainnya pun melambung diudara ketika melihat Vanfela kembali turun ke arena.

"Ternyata bener ya ini daerah kekuasaan lo." Ucap Fade ketika sedang bersiap digaris start dan mendengar suara teriakan yang menyebut nama Vanfela.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 19, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PAPARAZZIWhere stories live. Discover now