Saran, baca Story "Red Rose" terlebih dahulu. Jangan lupa vote, ya. Spam komen juga❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah acara selesai, Sena dan Jaemin memutuskan untuk pulang. Keduanya duduk diam di jok belakang. Sementara, Doyoung memperhatikan keduanya yang sibuk dengan pikiran mereka lewat spion mobil.
Doyoung menginjak rem tiba-tiba membuat Sena terkejut. Jaemin refleks menahan tubuh Sena agar gadis itu terhuyung ke depan padahal Sena memasang sabuk pengaman.
"Gwaenchana?" tanya Jaemin.
"Iya," jawab Sena. Gadis itu pun terkejut dengan apa yang Jaemin lakukan.
"Kim Bisseo, apa kau tidak bisa menyetir?!" ketus Jaemin pada Doyoung.
"Maaf, Sajangnim." ujar Doyoung. Pria itu tersenyum, kemudian kembali menyetir. Sebenarnya dia sengaja menginjak remaja agar sepasang suami istri itu saling berbicara.
"Sena," panggil Jaemin membuat Sena menatap pria itu. "Terima kasih karena sudah mendampingiku malam ini," ucap Jaemin.
Di depan, Doyoung menahan tawa. Sungguh basa-basi Jaemin yang sungguh basi.
"Aniyo. Kau tidak perlu berterima kasih, aku juga senang menemanimu," ucap Sena membuat Jaemin tersenyum tipis.
Doyoung berdecak, "Jika ingin tersenyum maka tersenyum saja dengan lebar," Cibir pria itu dalam hati.
Tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai. Jaemin keluar dari mobil, pria itu lalu berjalan ke sisi Sena kemudian membukakan pintu untuk gadis itu.
"Gomawo," ucap Sena. Ini kali kedua Jaemin membukakan pintu untuknya. Senang, tentu saja itu yang Sena rasakan
"Terima kasih, Kim Bisseo." ucap Sena juga tak lupa berterima kasih pada Doyoung yang tidak keluar dari mobil.
"Itu sudah menjadi tugas saya mengantarkan tuan putri Sena dengan selamat," ucap Doyoung membuat Sena terkekeh.
"Pulanglah!" ketus Jaemin.
Doyoung menatap kesal Jaemin, pria itu selalu saja mengusirnya. "Nona Sena, sampai jumpa. Selamat malam," ucap Doyoung tersenyum kemudian pria itu melajukan mobilnya.
Setelah kepergian Doyoung, Sena mengikuti langkah Jaemin menuju gedung apartemen. Mereka di sambut seorang penjaga keamanan, Sena pun membalas sapaan laki-laki paruh baya tersebut.
Keduanya masuk ke dalam lift. Sena mendongak menatap Jaemin, gadis itu kemudian teringat akan sesuatu. Sena menarik sapu tangan Jaemin dari rambutnya.
"Aku akan mencucinya," ucap Sena.
Jaemin memandang sapu tangannya, pria itu menggangguk kembali menatap ke depan. Pria itu kemudian menghela napas. "Maaf karena tidak mengabarimu saat aku di New York," ucap Jaemin kembali menatap Sena.
