Embun yang berada di luar sana, kini telah pudar karena keberadaan sang mentari. Tak ada perubahan dari seorang yang terbaring lemah di atas kasur. Prilly tak sakit atau pun kenapa-kenapa. Ia hanya selalu mengingat kejadian yang membuatnya merasa bersalah.
"Kak" ucap gadis yang bernama Cantika, adik dari Prilly yang baru berusia 14 tahun. 'Prilly, dia tidak tau apa-apa! Jangan diamkan dia' Prilly membatin. Dia berbalik menatap adiknya dengan senyum pahit. Cantika hanya melihatkan wajah sedihnya melihat Prilly yang sudah tidak seperti yang dulu. Berubah banget kakaknya yang dulu dengan yang sekarang ia lihat.
"Kakak, sarapan dulu, ya" Cantika menyodorkan nampan yang berisi sarapan Prilly.
"Kamu simpan di atas nakas aja, nanti kakak makan" Prilly tersenyum. Cantika hanya menggangguk lalu menuruti apa yang Prilly bilang.
"Kakak makan ya, nanti makin kecil loh. Udah kecil makin kecil. Kan jelek, kak" Prilly hanya mengangguk mendengar ejekan adiknya.
Cantika keluar dari kamar Prilly dengan wajah yang sedikit murung. Jawaban yang Prilly berikan, masih sama seperti yang lalu dan membuat Cantika bersedih.
Prilly kini sudah kuliah, namun harus putus, karena kejadian yang menimpa ibunya. Tak ada yang tau kapan Prilly akan kembali berkuliah, hanya dia yang tau dan tak ada yang berani memaksanya, kecuali asupan makanan.
*****You are My Spirit*****
Sudah setahun kepergian sang ibu, tapi Prilly tetap saja tak ingin melanjutkan kuliahnya.
"Kak? Kakak mau kemana? Cantik banget" Cantika tersenym melihat Prilly menggunakan baju yang dibaluti dengan blazer putih hitam dan jeans dan shoes yang senada dengan blazer yang ia gunakan.
"Kakak mau kuliah lagi. Takut nanti kamu enggak makan" Cantika yang mendengarnya hanya tersenyum melihat kakaknya yang sudah ada perubahan walau sedikit demi sedikit.
"Yaudah, ya. Kakak mau kuliah dulu" Prilly tersenyum ke arah Cantika lalu berhalan keluar dari kamarnya. Cantika memang selalu mengecek kakaknya sebelum berangkat ke sekolah.
Kini prilly telah tiba di salah satu perkuliahan yang ada di Jakarta. Semua mahasiswa yang ada di pekarangan kampus, kegiatan yang ia lakukan sontak tertehenti ketia melihat sebuah mobil sedan yang berhenti di depan mereka.
Prilly turun dari mobil dengan muka yang sedikit ditekuk. Semua orang menatap Prilly dengan keadaan memuja, kagum dan lain sebagainya. Akibat menunduk, tanpa sadar ia menabrak seseorang. Tak ada yang jatuh dari kejadian ini, hanya saja buku-buku yang dipegang Prilly hatuh berserakan di lantai.
"Sorry. Maaf ya" Prilly tak menatap orang tersebut lalu berjongkok mengambil dan merapikan buku-buku yang berserakan di lantai.
"Aku juga minta maaf" ucap lelaki itu lalu membantu Prilly merepikan buku-bukunya.
Setelah Prilly mengambil nuku yang ada di tangan lelaki itu, ia langsung pergi tanpa pamit. Dan berjalan secepat mungkin agar cepat sampai ke ruang TU untuk mengurus kelanjutan kuliahnya yang terputus setahun yang lalu.
TBC
Maaf baru lanjut :( aku lagi fokus di akun aku yang satunya. Jadi ribet. Tapi, masalah yang disitu udah selesai kok. Makasih yang udah mau nunggu. Comment ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
you are my spirit (:
Fanfiction"Keputusasaan bukanlah akhir dari semua ini" ~ Prilly Bunga Dian "Sesuatu yang aku pikirkan sebelum dilakukan, aku kira adalah hal yang membosankan. Namun, ketika semua yang aku katakan membosankan, kini sangat menyenangkan" ~ Muhammad Ali Ramadh...