Prilly Pov.
Saat ini aku telah berada di rumahku dan pulang cepat. Dulu sebelum putus kuliah, aku sering pulang jam 5 sore dan sekarang aku pulang jam 12 siang. Cepat banget. Kenapa? Karena dari dulu aku memang tidak suka dengan yang namanya lelaki setelah melihat seorang cowok sewaktu SMA menghancurkan persahabatanku karena cowok itu menyatakan cintanya kepadaku di depan sahabatku dan saat itu sahabatku ini juga suka dengannya.
Membahas masalah itu membuatku rindu dengan sifatnya humor dan cerewet menurutku. Sampai saat ini, aku dan Lina -Nama sahabatku- masih lost contact. Setahun yang lalu setelah kejadian itu, aku sungguh membutuhkannya walau aku tau itu hanya angan belaka.
Ah, sudahlah. Mataku kini menerawang seluruh sisi rumah yang sudah kudiami sejak aku lahir hingga sekarang.
"Kak, Tika dimana?" Tanya ku kepada kak Lina yang membukakanku pintu.
Pelayan Lina tersenyum. "Sekolah, non. Mungkin sebentar lagi pulang."
"Yaudah kak, aku ke sekolah Tika dulu. Mau jemput."
Aku kembali berjalan ke mobilku dan benjalankannya menuju sekolah Cantika.
20 menit di perjalananan yang renggang, kini aku tiba di depan gerbang sekolah Tika. Aku menunggunya di luar agar lebih mudah melihatnya dan karena aku juga tidak tahu dimana kelas Tika. Aku keluar dari mobil agar lebih mudah meliatnya.
Baru saja aku bersandar di pintu mobil, aku melihat laki-laki yang temui aku ditaman tadi dan yang ajak kenalan. Siapa lagi tadi namanya? Ali ya? Tau ah. Pusing.
"Eh, kak. Kok bengong?" Aku kaget waktu ada orang yang nepuk pundakku dan saat aku medengar suaranya, aku sudah tau siapa yang menepuk pundakku.
Aku membalikkan badan. "Kamu ini bikin kaget kakak saja. Sudah pulang?" Tika mengangguk. Aku pun membalasnyadengan anggukan tanda mengerti.
"Liatin siapa kak? Kak Ali ya?" tanya Tika tepat sasaran. Tapi kok Tika tahu sama dia ya?
"Kamu tahu sama dia?" tanyaku balik sambil menunjuk cowok itu.
Tika mengangguk. "Dia kan kakaknya sahabat aku Amel."
"Amel siapa?"
"Dengar ya kak, aku deskripsikan siapa Amel itu," Aku mendengarkan dengan seksama. "Amel yang mempunyai nama lengkap Rhosika Amaliah, adik dari kak Ali yang baik, tinggal di rumah, sekelas dengan Tika, dan sahabat Tika dari kelas 1 SMP."
"Kakak juga tahu kalau dia tinggal di rumah."
"Masa?"
"Kalau mau masak di dapur," Tika terkikik mendengar ucapanku. "Eh, kamu kenal Ali dimana?"
"Aku kenalnya pas waktu ke rumah Amel dan ketemu sama kak Ali dan di kenalin sama Amel. Dia orangnya udah ganteng baik pintar lagi kak. Kakak suka ya?"
"Ck, apa sih. Dia itu yang ajak kenalan sama kakak waktu di taman kamus tadi. Kamu bilang dia itu pintar, tapi kok di kelas tadi dia sendiri yang tidak dengarkan dosen yang sedang memberi materi. Malah mendengarkan musik di smartphone-nya." komentarku dengan ucapan Tika.
"Masa sih, kak? Kok aku kayak kurang percaya sama ucapan kakak." ucapnya yang membuatku memutar bola mataku. Malas.
"Suka-suka kamu lah, Tik." baru saja aku ingin berbalik, tiba-tiba saja suara cowok yang baru saja aku sama Tika cerita-in.
"Eh, elo cewek yang di taman tadi kan?" tanyanya yang baru datang di hadapanku dengan amel, adiknya. Aku mengangguk lalu memandang Tika mengerutkan kening yang berarti 'kapan dia datang?' Tika menggeleng pelan.
"Mm... iya, maaf kita duluan." pamitku tak ingin berlama-lama dengannya.
"Duluan ya Amel, kak."Pamit Tika yang masih sempat aku dengar walau sudah di dalam mobil. Ali dan Amel tersenyum sambil mengangguk. Sedangkan Tika sudah berjalan ke mobil dan memasukinya.
TBC -29 oktober 2015- For amaliah_03 read yaww (:
KAMU SEDANG MEMBACA
you are my spirit (:
Fanfiction"Keputusasaan bukanlah akhir dari semua ini" ~ Prilly Bunga Dian "Sesuatu yang aku pikirkan sebelum dilakukan, aku kira adalah hal yang membosankan. Namun, ketika semua yang aku katakan membosankan, kini sangat menyenangkan" ~ Muhammad Ali Ramadh...