07. Jadi, Untuk Siapa?

62 6 0
                                    

"Pagi Kak Sagara."

Senyum gadis itu seketika cerah mendapati Sagara yang tengah menunggu lift.

'Anjayy beneran jodoh nih gue sama dia.'

"Pagi," -balas Sagara singkat, namun cukup membuat Avisa kegirangan.

"Eh Kak."

Sagara melirik Avisa sejenak, lantas memandang lurus manik cerah disana.

"???"

"Kalo gue panggil sayang aja gimana? kalo Sagara itu kepanjangan banget," -keluh Avisa tak tau malu.

'Ugal ugalan banget ni anak,' -batin Sagara.

"Lo ngomong gitu sadar ga?" -tanya Sagara.

"Sadarrrr seratus persen!!!" -ucap Avisa mengacungkan kedua ibu jarinya.

Sagara mendengus geli, merasa lelah menghadapi tingkah gadis itu sejak malam.

Beberapa menit kemudian pintu lift akhirnya terbuka sehingga keduanya memutuskan percakapan mereka.

"Tumben pagi pagi masih sepi," -gumam Avisa melihat lift kosong.

Sementara itu Sagara hanya tersenyum tipis saja. Gadis itu belum tau jika sebentar lagi ia akan menjadi ayam geprek.

Sampai dilantai 5, lift kembali berhenti dan saat pintu lift terbuka, mata Avisa spontan terbelalak.

"Sepi ya?" -tanya Sagara dengan nada meledek.

Dengan terpaksa Avisa mundur sampai menempel pada dinding, begitupun dengan Sagara. Kini keduanya berada diposisi paling pojok.

Avisa terus bergerak gelisah disamping Sagara. Berulang kali tangannya menyenggol bahu Sagara sebab berusaha membetulkan pakaiannya.

Pergerakan Avisa tentu tak lepas dari mata Sagara. Pemuda itu tau jika Avisa tidak nyaman berhadapan dengan pria yang berdiri didepannya sembari menatapnya mesum.

Dengan santai Sagara melepas ikat rambut Avisa lantas merangkul bahu itu kedalam pelukannya.

"Istri saya cantik ya, Pak?" -tanya Sagara membuat semua orang yang berada dilift menatap keduanya.

Pria yang terlihat tertangkap basah menatap Avisa sontak tersenyum kikuk. Ia langsung mengalihkan pandangannya pada dinding.

Sementara itu Sagara semakin mendekatkan tubuh Avisa padanya.

"Heh!" -Avisa menoleh.

Namun baru saja ia akan membuka suara lagi, ia terpaku melihat wajah Sagara yang begitu dekat dengan wajahnya. Diam diam gadis itu meneguk ludahnya melihat bibir Sagara berada tepat didepan matanya.

'Cium jangan? Cium jangan? Cium aja ga sih? eh anjing gue mikir apaan!!!'

"Kenapa Sayang?" -tanya Sagara seraya mengusap pelan surai Avisa.

'Sinting sinting sinting!!!! WOY GUE DIPANGGIL SAYANG WOY!!!'

"G-gapapa-" Avisa kembali berusaha menetralkan rasa gugupnya.

Tak lama mereka sampai dilantai 1. Semua orang keluar dari lift begitupun keduanya.

Tangan Sagara masih setia merangkul bahu Avisa. Tatapan nya masih kesal pada pria yang berjalan didepannya dengan wajah tanpa beban seolah tak terjadi apa apa.

Hingga sampai diparkiran, Sagara melepaskan rangkulannya.

"Lain kali pakai baju yang bener," -ucap Sagara seraya membuka pintu mobilnya.

SANDYAKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang