Mati

839 113 50
                                    


Sudah 1 bulan yang lalu sejak tragedi mimpi buruk yang dialami secara nyata oleh Ahyeon, besok adalah dimana hari yang selama ini Ahyeon nanti kan.

Finally, akhirnya Ia akan segera berangkat ke Jepang. Kedua orangtua Ahyeon tidak ada yang mengetahui kejadian malam itu, para sahabatnya bersepakat untuk menutup mulut mereka rapat-rapat.

Ahyeon sebenarnya mengalami trauma besar setelah kejadian itu, Ia akan sangat takut jika bertemu dengan orang baru, namun secara diam-diam selama 1 bulan ini, dalam 1 pekan Ahyeon akan menjalankan minimal 2x untuk konseling dengan seorang psikolog, Ahyeon melakukan terapi medis dengan ahli yang profesional dalam menghadapi gangguan kecemasan nya.

Ahyeon akan rutin di antar jemput oleh Aurora setiap kali Ahyeon akan melakukan konseling, setelah kejadian malam itu, Ahyeon menjadi semakin dekat dengan Aurora, walaupun gadis itu tetap tidak memiliki filter dalam berbicara kepadanya, namun setidaknya sikap Aurora sudah menjadi lebih baik.

Ahyeon pun mulai merasa nyaman saat berada didekat Aurora, terlebih sekarang Asa lebih sering mengunjungi rumah Chiquita dibanding rumahnya, Ahyeon sempat protes kepada Asa, namun jawaban gadis itu benar-benar membuat Ahyeon tidak bisa protes lebih jauh lagi, Asa bilang 'Waktu kita akan lebih banyak nanti di Jepang, namun dengan Chiquita waktuku hanya tinggal   beberapa minggu saja, kamu tidak perlu khawatir, kamu akan mendapatkan waktu ku sepenuhnya nanti di Jepang, arraseo?.' Menyebalkan. Ahyeon hanya mencebikan bibirnya saja saat Asa bilang seperti itu kepada dirinya.

Tok~ tok~ tok~

"Ahyeon, Sayang.. ini Mommy Nak." Jennie mengetuk pintu kamar Ahyeon dari luar.

"Ya Mom, tunggu sebentar." Ahyeon berlari kecil ke arah pintu kamarnya, saat ini Ahyeon sedang menata pakaian kedalam koper. "Ayok masuk Mom, bantu aku.. aku benar-benar kesulitan dan bingung untuk membawa apa saja." Rengek manja Ahyeon kepada Mommy saat pintu kamarnya baru saja dibuka.

"Iyaaa Sayang, ini lohh Mommy mau bantu kamu, makanya Mommy datang kesini." Jawab Jennie lembut, Ia mengusap puncak kepala anaknya. "Ayokk sini, apa saja yang sudah kamu siapkan?." Tanya Jennie saat sudah berada dikamar putri semata wayangnya.

"Aku baru menyiapkan beberapa pakaian saja, Mom." Ahyeon memeluk pinggang Mommy nya, memajukan bibirnya Ia sangat pusing saat ini, Ahyeon paling tidak bisa jika berurusan dengan packing seperti ini, setiap kali Ahyeon akan berpergian jauh, Jennie lah yang selalu menyiapkan semua keperluan Ahyeon.

"Kamu cukup kumpul kan semua barang yang ingin kamu bawa, nanti Mommy yang akan merapihkan dan memasukan nya kedalam koper, setelah itu istirahat, jangan terlalu lelah. Besok pagi-pagi sekali kamu sudah harus sampai bandara." Ucap Jennie lembut kepada Ahyeon, benar-benar Jennie sangat memanjakan putri semata wayangnya. Tidak pernah sekalipun wanita itu memarahi Ahyeon.

Ahyeon menuruti semua perintah Jennie, gadis itu mengumpulkan beberapa pakaian dan barang apa saja yang akan Ia bawa, tidak begitu banyak yang akan Ahyeon bawa, hanya barang-barang yang penting saja. Ahyeon akan membawa 2 koper, sisanya jika ada yang tertinggal, Ahyeon akan membeli yang baru saja nanti di Jepang.

Sekitar 1 jam Jennie merapihkan perlengkapan Ahyeon, menyusunnya dengan rapih kedalam koper Ahyeon, kini sudah selesai semua, Ahyeon sangat senang melihat semua barang yang disusun Mommy nya kedalam koper sangat lah rapih.

"Terimakasih.. Mommy." Ahyeon memeluk senang Mommy nya, lalu mencium berkali-kali kedua pipi Jennie. Hal itu membuat Jennie sangat gemas dengan kelakuan Ahyeon.

"Dengan senang hati, Sayangg." Jennie pun mencium kedua pipi Ahyeon, lalu Ia menangkup gemas pipi Ahyeon. "Mommy tinggal sebentar yaa.. Mommy harus ke kantor Daddy. Ia meminta Mommy untuk menemani nya makan siang." Ucap Jennie. Ahyeon hanya mengangguk kan kepalanya saja.

Lowkey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang